episode 2

93 11 0
                                    

"Hoaammm, Good Morning Pagi!" sambil mengucek matanya, Jisoo tertawa sendiri menyambut hari pertama nya di Busan.

"Pagi Appa,pagi Eomma!" mencium pipi kedua orang yang paling ia sayangi.

"Pagi Princess" sapa lelaki separuh baya itu kepada anak tunggalnya.

"Pagi sayang,apa kamu mau Sandwich?" Menatap Jisoo dengan senyum manis.

"Mau!" sambil tersenyum dan menyuap potongan Sandwich yang di berikan ibunya.

"Hari ini hari pertamamu masuk kuliah! semoga hari pertamamu menyenangkan dan mendapatkan teman yang bisa membantumu menyesuaikan diri dengan suasana barumu!" Ayah Jisoo mencoba membuka percakapan dan memberikan semangat untuk putri kesayangannya.

"Iya Appa sayang, Jisoo berharap orang orang di sini bersahabat seperti orang orang di kota kita dulu" jawab Jisoo sambil mengunyah makanannya.

Kampus.
Jam menunjukkan pukul 8:15, suasana kampus semakin ramai, banyak kendaraan pribadi berlalu lalang dengan berbagai macam Merk mulai dari yang bisa maupun harga Fantastis.

Tampak seorang gadis berjalan memasuki gerbang Universitas ternama di kota Busan,dia berjalan santai sambil melihat lihat sekitarnya dan memandang Takjub kampus barunya.

"Awassss ... Minggirrrr!" teriak pria yang berlari di Koridor kampus.

"Brukk.... awwwww... Maaf...Maaf kau tidak apa-apa?" ketika pria itu sadar jika ada seorang gadis yang terjatuh karena ditabraknya.

"Awwwww... " gadis itu meringis dan mencoba berdiri tegak sambil melihat siku tangannya yang terluka.

"Maafkan aku ya? aku benar-benar tidak melihat mu berdiri disini!" sambil membungkukkan badan pria itu belum menyadari kalau lengan gadis itu terluka.

" Hei,tangan mu terluka!! Ayok ikut aku ke Uilyosil " ajak pria itu.

"Aku tidak apa-apa kok, ini hanya luka gores dan sebentar lagi akan mengering!"jawab gadis itu dengan senyum simpul nya.

"Sepertinya kau anak baru di sini? soalnya aku baru pertama kali melihat mu di kampus ini!" selidik pria tersebut.

"Owh iya, ini hari pertamaku masuk di kampus ini, kenalkan namaku Kim Jisoo kau bisa memanggilku Jisoo!" mengulurkan tangan dengan ramah.

"Aku Haruto, jurusan Sastra" menjabat tangan Jisoo.

"Kau anak Sastra juga ya? Wah berarti kita sekelas dan apakah kita  bisa jadi teman?"tersenyum manis.

"Yups ,, kita bisa menjadi teman dan mulai hari ini aku Haruto akan menjadi temanmu"mulai berjalan beriringan bersama Jisoo.

"Eh.. ngomong ngomong apa kau tukang Absen keliling ya?" Sambung Jisoo.

"What's,? pria setampan aku jadi tukang Absen keliling? Yang benar saja! bisa jatuh harga diriku sebagai pria tertampan di Kampus ini" teriak Haruto kesal dengan ucapan Jisoo.

"Trus darimana kau tau kalau aku anak baru? jangan jangan kau datang ke kampus bukan untuk belajar tapi kau hanya berjalan menghafal wajah mahasiswa di Kampus ini ya? " selidik Jisoo kepada Haruto.

" Hei.. Kau ini sembarangan saja kalau bicara! aku ini bintang Kampus jadi aku sangat terkenal di Kampus ini" tidak mau kalah.

" Setahu ku kalau bintang Kampus itu orang banyak yang tau denganmu, bukan kau yang tau dengan orang banyak!" melirik ke arah Haruto.

"Iya juga ya, berarti aku nggak terkenal donk?" sambil berpikir keras.

"Hahah ya iyalah Naruto" Jisoo pun tertawa terbahak-bahak karena berhasil menggoda Haruto sahabat yang baru beberapa jam ia temui tapi Jisoo sudah sangat nyaman berbicara dengan Haruto.

"Nama ku Haruto bukan Naruto! Enak saja ganti ganti nama orang" memasang wajah kesal.

"Ya maaf,aku kan sengaja!" sambil berlalu meninggalkan Haruto sendirian .

"Kau ini gila  juga ya! aku pikir dengan dandanan mu yang manis seperti ini kau akan memiliki sikap yang manis, ternyata kau tidak waras juga!" ikut tertawa bersama Jisoo, mereka pun berjalan bersama menuju kelas mereka sambil menceritakan tentang satu sama lainnya.

Dari kejauhan tampak sorot mata tajam yang dari awal pertemuan Jisoo dan Haruto terus menatap mereka, tidak suka bercampur penasaran dengan sosok gadis yang bercengkrama bersama Haruto sampai Haruto dan Jisoo hilang dari pandangannya.

"Selamat pagi semuanya!" ucap wanita cantik tapi terlihat Killer.

"Pagi!"serentak semua Mahasiswa berdiri dan membungkukkan badan sambil menjawab salam Dosen tersebut.

"Baiklah, hari ini saya akan membahas tentang Puisi, dan bagaimana pemahaman penyampaian pesan si Penulis" menjelaskan semua pelajaran tentang pembahasan Puisi.

" Ternyata dia anak Sastra juga" bergumam sambil menatap Jisoo dari sudut ruangan.

"Rintik itu mulai terjatuh dari tempatnya,
memecah kesunyian dari nyanyian malam.
Bersautan gemuruh seperti genderang perang yang siap akan peperangan,
perlahan dedaunan itu menari
lincah seperti bahagia menghampiri malamnya.
Ku ambil pena dan kertas di atas mejaku,
perlahan kumainkan tarian tinta bersama kata kata indah,
selang berselang kertas ku penuh dengan Syair kehidupan malam yang berbaris indah,
sampai rintik itu berhenti menandakan malam itu telah usai
dan nyanyian hujan telah berganti dengan sinar mentari"
(ekatio)

"Akhirnya selesai juga" Jisoo selalu menuliskan Sajak indah yang bermain di otak nya, saat Dosen Ji menjelaskan mata kuliahnya.
Jisoo termasuk anak yang cerdas, memori otaknya seperti memiliki kemampuan ganda, Jisoo mampu menulis Puisi maupun Sajak yang mengalir di dalam otak nya sambil menyimak Dosen Ji menjelaskan mata kuliahnya.

Mata itu terus menatap tajam kearah Jisoo, semakin sosok itu menatap Jisoo semakin rasa penasaran menggebu gebu di dalam hatinya.

Krringg... Bel yang menandakan perkuliahan telah usai pun berbunyi.

"Baiklah, untuk pertemuan kita selanjutnya saya minta kalian mengumpulkan tulisan kalian bisa berupa Puisi, Sajak, atau Gurindam, karena saya akan mengambil nilai mingguan kalian! " sambil menyusun buku buku yang ada di atas mejanya. "Ok,selamat siang dan sampai bertemu minggu depan!!" Dosen Ji mengakhiri pertemuannya.

Gemuruh suara mulai memecahkan keheningan kelas, ketika Dosen Ji yang terkenal sebagai dosen Killer memberikan perkuliahan tidak ada satupun mahasiswa yang berani membuat ulah dan gaduh keluar kelas,
Dosen Ji sangat terkenal tegas dengan aturannya hingga tak segan-segan ia menghukum Mahasiswanya yang berulah sampai mereka jera dan akan berfikir lagi untuk melakukan kesalahan kepada Dosen Ji.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang