°¦•
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Chenle akan membersihkan seluruh sudut rumah minimalis pemberian Jisung. Tidak banyak kegiatan yang dapat Chenle lakukan- lebih tepatnya, setiap gerakan tubuhnya harus dilandasi atas ijin Park Jisung. Hari Chenle hanya akan di isi merawat rumah, pole dance, serta berbelanja bulanan. Oh, Satu lagi, melayani sang tuan besar.
Dulu, saat Jisung menawarkan pekerja rumah tangga, Chenle menolak mentah-mentah hal tersebut, alasan si submissive hanya karena ingin merawat sendiri semua pemberian Jisung. Dan tentu saja tidak ingin orang lain mengetahui pernikahan rahasia mereka, yang bahkan keluarga Jisung pun abu akan hal-hal berbau Zhong Chenle.
Chenle tidak mengharapkan hal buruk terjadi pada Jisung jika, pernikahan mereka terbongkar hanya karena Jisung yang ingin memanjakan Chenle dengan mendatangkan maid.
"Aku harus segera membeli pupuk," senandika Chenle ketika melihat bunga Forget Me Not miliknya mulai layu dan berantakan. Tanaman dengan arti kesetiaan itu memenuhi taman kecil di teras rumah, tak terasa sudah sejak satu tahun lalu Chenle menanamnya.
Serta merta langkah kakinya terus melangkah menuju gerbang rumah, menggesernya perlahan setelah menaruh sebentar kantung plastik sedang berisi sampah. Chenle membuka tong sampah besar di samping rumah, lalu memasukkan kantung sampah miliknya di tong sampah besar tersebut. Kosong, mungkin pagi tadi petugas sampah sudah membersihkannya.
"Mendung sekali," Wajahnya menelisik langit gelap di atas sana, "Padahal ini masih penghujung juli."
"Wah, hebat!" Suara nyaring perempuan membuat Chenle tersentak, membuat pemuda manis itu buru-buru berbalik badan dan berakhir menemukan prempuan cantik berdiri tepat dibelakangnya, "Lihat, sampah sedang membuang sampah."
Chenle jelas tersinggung, bahkan orang asing didepannya ini menunjukkan mimik wajah mencemooh terhadapnya. Parak otomatis tangan Chenle maju mencekik leher berhias permata yang memutari si bagian tubuh, namun tentu saja ia urungkan mengingat pelajaran sopan santun yang Chenle terapkan dalam hidupnya. Well, terlepas kehadiran Jisung dalam kebenaran diseparuh perjalanan nafasnya, Chenle merupakan anak baik-baik.
"Maaf nyonya, bahkan kita tidak saling mengenal. Bukankah tidak sopan menyapa orang asing dengan semua perkataanmu, itu?"
"Tentu saja pantas," Si perempuan dengan dress merah terang mendekat dengan angkuh, membuka kacamata hitam mahalnya dengan hati-hati, lalu berbisik pelan tepat di telinga kiri Chenle,"Sangat pantas untuk jalang sialan sepertimu."
"Yak!" Teriakan Chenle berhasil membuat si wanita mundur tercekat, telinganya sedikit berdengung pendar, "Siapa yang kau sebut jalang, sialan?"
"Kau, Zhong Chenle. Aku tidak menyangka kekasih seorang Park Jisung, terlihat rendahan seperti mu,"
Sepersekian detik Chenle terdiam, hampir-hampir terkejut menangis karena wanita menor didepannya ini tahu akan hubungannya dengan Jisung, walau sedikit meleset tetapi, ini adalah lubang besar karena wanita itu bahkan tahu rumah serta marga Chenle.
Mata double eyelid hasil oprasi plastik itu menilai penampilan Chenle dari atas hingga bawah. Insan manis dengan kaus kebesaran berwarna putih yang hampir sama dengan kulitnya, serta celana pendek yang bahkan tenggelam dalam kausnya.
"Aku penasaran, dimana Jisung menemukan gelandangan kasar sepertimu?"
Oh, belum selesai ternyata. Chenle terpaksa menelan rasa terkejutnya, yang terpenting sekarang dia ingin sekali menghajar sosok sialan didepannya ini.
"Aku juga penasaran," Chenle mendelik tajam, menujukan bahwa dia tidaklah lemah, "Bagaimana bisa Jisung mau mengenal wanita tua bau tanah seperti mu. Sebentar lagi, kau akan menemukan ajal mu, tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
C O V E R T
Fanfiction"Sekarang kamu adalah milikku, dan setiap detik ke depan lakukan apapun yang kukatakan," • Kalian disini akan bertemu Zhong Chenle, pemilik keinginan sederhana; terlepas dari sosok iblis dan menjalani kehidupan normal bahkan jika dia harus menjadi...