0.03 Submissive : Part Of Me

1.1K 92 21
                                    


°¦•

  Tuhan benar-benar mengirimkan iblis-Nya ke dalam kehidupan Chenle.

Sudah sejak kurang lebih tiga puluh menit lalu, mulut hangat Chenle terisi penuh oleh benda panas memabukkan. Tenggorokannya terasa perih, bahkan dinding-dinding mulutnya terasa kebas karena menahan rongganya agar tidak terlalu menekan sesuatu milik sang tuan.

Terpaksa jemari Chenle meraih salah satu tangan lebar sang dominan yang tengah terbenam -sedikit menjambak, banyak mendorong- dalam untaian rambut lepeknya, meminta Jisung untuk membelai leher hingga pipinya. Sedikit bersyukur karena Jisung mau menurutinya.

Hanya saja Chenle berjaga-jaga jika rahangnya benar akan patah ataupun langsung rontok begitu saja. Salahkan Jisung yang bahkan belum keluar sampai saat ini.

Ketersiksaan lainnya, sekarang nafas Chenle terdengar sengau, dadanya sesak dikarenakan aliran udara yang masuk tidak bisa memenuhi kapasitas seharusnya, "Master Please, aangh-" gerakan maju mundur pada kepalanya tidak menurun sedikitpun bahkan sesudah Chenle mengiba. Mata berkaca-kacanya menatap telak retina Jisung yang gelap gulita, kelam, dan tidak bisa ditembus, berharap menemukan celah untuk mengemis belas kasih.

"Kenapa, baby? " Alis Jisung terangkat sebelah, mengejek, "Aku hanya agh menagih apa yang kau janjikan dengan mulut manismu, ini ssh-"

Tak!

Oh, tidak. Bahkan suara retakan dibawah sana tidak Jisung hiraukan, sang dominan hanya memusatkan seluruh gairahnya kepada manusia manis miliknya. Tidak menyadari bahwa salah satu roda koper lepas dari tempatnya, menggelinding menjauh, seakan-akan sudah jengah dengan suara desahan Chenle dan geraman Jisung yang memekang telinga. Jikalau, roda mempunyai telinga.

- Dior and Rimowa Cabin Suitcase Black-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Dior and Rimowa Cabin Suitcase Black-

Koper kecil berbahan aluminum itu telah menjadi saksi bisu pantat Chenle yang mulai memerah perih. Pegangan besi yang sedikit dinaikkan menggesek tepat dibagian selatan Chenle, secara terus-menerus, telak, basah, dingin dan nikmat. Ingatkan Chenle untuk mencucinya esok hari, dia tidak ingin koper itu hamil karena sepermanya (?)

"Sial, kau sialan nikmat sayang!"

Umpatan frustasi Jisung membuat Chenle berjenggit senang. Pada akhirnya Jisung akan sampai pada klimaksnya setelah Chenle sudah mulai limbung karena dua kali pencapaiannya, dan penyiksaan Chenle malam ini akan berkahir. Itu adalah pemikiran Chenle beberapa detik lalu, sebelum Jisung memilih mengeluarkan miliknya dari mulut si cantik. Mengurungkan pelepasannya untuk dinikmati Chenle dengan mulut manisnya.

"Jangan lupa minum pil sayang-" Lengan-lengan besar Jisung melingkari pinggang ramping submissivenya, menendang kembali si koper rongsongkan bersamaan dengan terangkatnya tubuh berkeringat Chenle, "Aku akan mengganti makan malam mu dengan seluruh amunisi yang ku punya, hingga perutmu kenyang. Jadi, Pil-mu, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi."

C O V E R TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang