°¦•
Chenle buru-buru menelan air putih yang masih tertampung di mulut kala, netranya menangkap sosok Park Jisung yang perlahan mulai melangkah mendekatinya. Bahkan kewarasan Chenle dengan cepat tertimbun lenyap bersamaan atmosfer gelap khas Park Jisung yang memaksa mendominasi.Wajah Chenle memerah cepat, entah karena memaksa tenggorokannya menelan air atau karena larut dalam tatapan mengunci sang dominan, sial.
Hembusan nafas panas menyadarkan Chenle dari trans kehanyutan, Submissive manis itu mengerjapkan mata berusaha menata kembali kesadaran yang pendar berkeping-keping hanya karena kedatangan sosok tegap didepannya. Pesona seorang pengendali.
Namun, tak berapa lama Chenle meringis, merasa kasihan terhadap predator besar
a.k.a Park Jisung yang terlihat terkurung sesak di dapur minimalis miliknya. Chenle tidak mau predator kesayangannya terhimpit kekurangan udara."Ji," Chenle meletakan gelas yang sedari tadi ia genggam pada meja counter dibelakangnya,"Kau pulang kemari, kenapa tidak memberi kabar terlebih dahulu?"
Park Jisung mengernyit tajam tidak suka, menghimpit tubuh Submissive-nya diantara badan besarnya dan meja counter yang terasa dingin, Chenle tersentak pelan, "Aku tidak bisa menemui istriku?"
Pelafalan tajam dan bernada rendah itu sudah bisa memberi Chenle peringatan bahaya, tuannya dalam mood yang buruk. Membuat Chenle kelabakan menyusun baik-baik apapun yang akan ia katakan ataupun lakukan.
Tangan seputih salju itu mengusap seductive jas mahal dibagian dada bidang Jisung, berusaha menyalurkan rasa maaf, "Kau sangat bisa. Maksudku, aku harus berdandan terlebih dahulu untuk menyambut suami ku" Terang Chenle selembut mungkin.
Chenle akui predator miliknya ini sungguh sensitif, apalagi saat mengalami hal yang membuatnya merasa marah, seperti sekarang ini. Chenle tebak, seorang Park Jisung tengah mengalami masalah yang cukup besar, dan Chenle sangat yakin pasti semua itu berasal dari tekanan keluarganya.
"Kau tidak perlu, Sayang,"
Selanjutnya tangan besar Jisung dengan tangkas merambat naik mengusap tengkuk yang lebih tua, membuat rasa panas menjalar cepat diseluruh nadi Chenle, seakan memberitahu tubuhnya bahwa mereka telah menemukan sang tuan.
Dengan tidak sabar, Jisung menarik -sedikit merobek- kerah kaus kebesaran yang Chenle kenakan hingga lolos melewati kedua pundak putih milik si manis, memperlihatkan bekas-bekas nibble berwarna ungu tua yang terbilang masih baru. Baru tadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
C O V E R T
Fanfiction"Sekarang kamu adalah milikku, dan setiap detik ke depan lakukan apapun yang kukatakan," • Kalian disini akan bertemu Zhong Chenle, pemilik keinginan sederhana; terlepas dari sosok iblis dan menjalani kehidupan normal bahkan jika dia harus menjadi...