Elif mengerjap-ngerjapkan matanya, ia rasa sekarang sudah pagi. Dan dia harus segera bersiap untuk pergi bekerja.
Saat ia membuka lebar matanya, Elif begitu terkejut melihat Maylia yang sedang duduk di atas tempat tidur Elif, tepat di sampingnya.
"AAAA !!!" teriak Elif kaget, membuat Maylia yang di sampingnya pun ikut terkejut.
"AAAAA !!! Kakak, kenapa teriak?'" tanya Maylia.
"Kamu sih bikin kaget aja, masa pagi-pagi gini udah ada di samping kakak." jawab Elif sembari duduk dan menyender di kepala ranjang.
"Hehe... Kan siapa tahu kalau kakak bangun tidur butuh sesuatu. Jadi, Lia mastiin keadaan kakak aja."
"Heum ... Jam berapa sekarang?"
"Setengah enam pagi."
"Kamu udah mandi?"
"Astaga kak, gak liat apa Lia udah pakai baju seragam sekolah gini. Berarti undah mandi."
"Oh iya. Dah sana keluar! kakak juga harus siap-siap berangkat kerja."
Maylia yang mendengar kata 'KERJA' itu pun langsung menatap marah ke arah Elif.
"APA? GAK ADA! KAKAK DIAM DI RUMAH ! JANGAN KERJA!" Maylia mengatakan itu tepat di depan wajah Elif.
Elif mencegkram pelan kedua bahu Maylia, memundurkan tubuhnya sedikit.
"Gak bisa Lia. Ini udah kewajiban kakak buat datang ke tempat kerja di hari pertama. Jangan larang kakak oke? Ini juga untuk kamu kan, jangan yah! jangan larang kakak!"
Maylia menunduk diam mendengar perkataan Elif.
"Dah sana keluar!" titah Elif dan di balas anggukan oleh Maylia.
Setelah Maylia keluar dari kamar, Elif pun bergegas bangun dari tempat tidurnya, sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak kalah dari ras sakit di kakinya.
Ia tertatih-tatih saat berjalan menuju kamar mandi, benar-benar sakit, perih, dan pegal di setiap penjuru di tubuhnya.
"huft.... Kuat Elif kuat!" ucap nya sembari mendongak kan kepala ke atas.
20 menit kemudian ~~
Elif keluar kamarnya, lalu berjalan menuju dapur... Melihat maylia yang sedang memakan makanan yang ada di atas meja. Kemudian ia ikut duduk di kursi samping meja makan.
"Kak, yakin mau kerja?" tanya Maylia.
"Heum." jawab Elif.
"Hati-hati ya kak!" titah Maylia yang kelihatannya sangat khawatir.
"Iya."
"Itu luka di kaki kakak, semalam di jahit?"
"Iya, dikit doang kok."
"Hati-hati yah, kan masih basah jahitan nya. "
"Iya."
Elif memakan beberapa suap nasi, setelahnya ia meminum obat yang sudah Maylia siapkan.
"Dah, kakak berangkat dulu ya."
"Eh- kak, Maylia antar aja ya ke tempat kerja nya."
"Gak usah, nanti kamu bisa telat. Udah-udah... Kakak bisa berangkat sendiri oke."
Elif bangkit dari kursi dan beranjak keluar rumah dengan keadaan yang sangat menyedihkan, kaki pincang akibat rasa sakit di bagian pahanya, dan tubuh yang terasa nyeri semua.
Maylia hanya meratapi kepergian Elif yang membuatnya begitu sedih.
»»——⍟——««
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL TIME
ActionJika bertanya tentang kehidupan. Maka, jawabannya adalah sulit di jelaskan. Di setiap sebuah rencana, tidak selalu berjalan dengan mulus. Waktu ini berjalan di iringi dengan menit dan detik tanpa henti. Buat alur perjalanan mu sendiri sampai ke t...