Terlihat dua gadis yang sedang mengobrol di sebuah bangku panjang berbahan besi sambil meminum minuman yang ada di tangan masing-masing, pada saat jam istirahat di sekolah.
“Eh- makasih ya, udah traktir gue minum.” ucap Taya pada Maylia.
“Iya sama-sama.”
“Oh iya, itu si Lolita sama temen-temen nya yang lain kagak ada yang gangguin lo lagi kan?”
Maylia menggelengkan kepalanya.
“Enggak kok, kenapa memangnya?”“Ya, takut aja lo di Apa-apain. Soal nya mereka kalau ganggu lo itu kaya kasar banget.”
"Udah, kamu tenang aja!"
"Aelah lo, tenang-tenang mulu. Nanti pas di ganggu bisa nya diem aja."
"Hehehe, ya gimana lagi Tasya, di lawan juga percuma. Gak bakal ada faedahnya."
Tasya mengangguk-nganggukan kepalanya. Ia melihat jepit rambut milik Maylia yang menurutnya unik.
"Jepit rambut lo bagus. Beli di mana?" tanya Tasya sembari menyentuh jepit rambut Maylia.
"Jepit ini? Ini aku beli di festival kemarin yang di adain di taman gak jauh dari rumah. Yang tepat nya kakak aku yang beliin, karena dia yang bayar."
"Oh ya? Lo punya kakak?"
"Punya, dan dia baik banget, dia segala nya bagi aku."
"Sayang banget kelihatan nya lo sama dia."
"Jelas dong, di dunia ini aku cuma punya dia, cuma kakak yang selalu jaga dan buat aku bahagia. Dia segalanya, dia terbaik."
"Wih, kayanya kakak lo paling segalanya, terus orang tua lo, gimana?"
Maylia menundukkan kepalannya, memutar-mutar tutup botol yang longgar, mendengar pertanyaan dari Tasya membuat sedikit hatinya merasa sakit. Tetapi, ia berusaha untuk teguh dan menjawab pertanyaan dari Tasya.
"Aku gak punya orang tua Sya."
"Hah? Lo serius? S-so-sorry banget yah Li, gue gak bermaksud, nyakitin hati lo."
Maylia menggeleng, "Udah, gak papa kok. Santai aja."
"Kalau boleh tau, orang tua lo meninggal karna apa?"
"Kata kakak aku, mereka kecelakaan. "
Tasya menganggukkan kepala nya.
"Kita sama Li, cuma gue gak punya Ibu."
Maylia langsung menolehkan pandangannya menatap Tasya yang sekarang sedang menunduk lesu.
"Kamu serius? Tapi, ayah kamu ada kan?"
"Papa? Ada.Tapi, gak tau deh dianya anggap gue ada atau enggak."
"Emm- gitu ya."
Tasya melihat sekilas jam di tangannya, dan beranjak berdiri dari bangku yang ia duduki.
"Yuk, ke kelas! Bentar lagi bel masuk."
"Yuk!"
Maylia ikut berdiri, dan mereka berjlan menuju kelas.
»»--⍟--««
Elif menyandarkan tubuhnya pada kursi yang sedang ia duduki, menatap keluar jendela yang menunjukan pemandagan laut yang luas.
Ia mengeluarkkan ponselnya, memainkan sebentar, dan kemudian ia taruh kembali ke dalam saku hoodie nya.
Tak lama kemudian, datanglah Alex dan menghampiri Elif yang ternyata menunggunya sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL TIME
AkčníJika bertanya tentang kehidupan. Maka, jawabannya adalah sulit di jelaskan. Di setiap sebuah rencana, tidak selalu berjalan dengan mulus. Waktu ini berjalan di iringi dengan menit dan detik tanpa henti. Buat alur perjalanan mu sendiri sampai ke t...