Cklek...
Maylia membuka pintu sebuah ruangan yang di dalam nya terdapat kepala sekolah yang sedang bekerja.
Maylia masuk dan menutup kembali pintu itu, sedangkan kepala sekolah itu menatap gerak-gerik Maylia.
"Kenapa Maylia?" tanya Bu Ike si kepala sekolah.
Maylia duduk di kursi yang ada di hadapan meja bu Ike. "Maaf Bu, sudah lancang menggangu waktu kerja Ibu Ike. Tapi, saya mau bicara sebentar sama Ibu boleh?"
"Boleh, Ibu juga tadi rencana nya jam istirahat nanti mau panggil kamu untuk bicarakan sesuatu."
"Emm ... Jadi, begini Bu. Saya mau tanya apa benar Ibu kemarin nelpon kakak saya?"
"Iya benar, apa ada masalah Maylia?"
Maylia diam sejenak, air mata nya mula jatuh dari pelupuk mata, "Ada Bu, Ada. Dan kalau ibu pingin tahu, masalah itu udah buat kakak saya menderita, dari pagi sampai malam."
Bu Ike terdiam, menatap Maylia yang sekarang sedang menangis di hadapannya.
"Nak? Ada apa?"
"Surat itu. Saya bahkan sengaja gak kasih surat itu ke kakak saya. Karna, saya tahu ... Isi surat itu bakalan jadi beton yang harus dia bawa kemana-mana. Tapi, hari itu dia tahu segala nya ... Dan berusaha keras untuk cari uang, jam 10 malam dia pulang ... Dengan keadaan yang memperihatinkan. Tangis saya pecah saat dia bilang, 'Sekarang kakak udah punya pekerjaan dan bisa dapat uang. UNTUK BIAYA SEKOLAH KAMU' hiks..."
Maylia menangis sejadi-jadinya di hadapan Bu Ike. Seakan sudah tak tahan lagi dengan kesedihannya yang mendalam.
"Dan pagi ini, dengan keadaan tidak baik-baik saja. Dia pergi jauh menuju tempat kerjanya, bagaimana dia bisa sekuat dan setangguh itu bu? Apa ibu tahu? Tidak kan? Saya beritahu, dia begitu karena, SAYA. Adik tidak berguna ... Hanya bisa merepotkan dan membebani dia terus-menerus, sekeras ini kah kehidupan anak YATIM PIATU?! Hiks ... Hiks ..."
Bu Ike beranjak dari duduknya, lalu berlari menuju Maylia dan memeluk nya erat. Ia tampak begitu sedih dengan semua yang dikatakan oleh Maylia.
"Sudah nak, sudah! Cukup! Hiks ... Ibu minta maaf sudah menelpon kakak kamu kemarin. Tapi, itu sudah kewajiban ibu nak. Hiks ..." Bu Ike begitu erat memeluk dan mengelus rambut Maylia.
"Jangan menangis lagi oke. Kamu tenang saja ya, kakak kamu tidak akan terbebani lagi dengan biaya sekolah kamu. Karena, semua nya sudah di selesaikan oleh seseorang." ucap Bu Ike sembari menghapus air mata Maylia.
Maylia terdiam mendengar ucapan Bu Ike, "A-apa Ibu bilang? Semua uang sekolah saya sudah selesai? S-siapa orang nya Bu?"
"Ibu mau bicara ini dengan kamu. Tetapi, kamu sudah datang menghampiri ibu duluan. Dan untuk identitas orang itu, maaf sekali ... Ibu gak bisa kasih tahu, karena orang itu minta identitasnya menjadi rahasia."
"I-ibu gak bohongkan?"
"Engga Sayang." Bu Ike menggelengkan kepalanya.
Maylia begitu memancarkan kebahagiaan di wajahnya. Ia bangkit dari duduknya, dan langsung mencium tangan Bu Ike.
"Ahh, terimakasih Bu. Terimakasih sudah kasih tahu saya, saya permisi ya, mau balik ke kelas." ucap Maylia, lalu berlari keluar ruangan Bu Ike.
Sedangkan Bu Ike, dia senang melihat kebahagiaan di wajah Maylia. Hanya dia yang tahu siapa orang yang sudah membuat kebahagiaan Maylia muncul kembali.
»»——⍟——««
Kini, beralih pada Maylia yang sedang berlarian di lorong sekolah menuju kelas nya, ia sangat bahagia dan tak sabar untuk memberitahu Elif tentang kabar baik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUEL TIME
ActionJika bertanya tentang kehidupan. Maka, jawabannya adalah sulit di jelaskan. Di setiap sebuah rencana, tidak selalu berjalan dengan mulus. Waktu ini berjalan di iringi dengan menit dan detik tanpa henti. Buat alur perjalanan mu sendiri sampai ke t...