2. Hari Persiapan Peserta didik

67 44 5
                                    

FOLLOW DULU YA GAES...
BUDAYAKAN VOTE SETELAH BACA
KOMEN JUGA SEBANYAK BANYAK NYA

SELAMAT MEMBACA...
____________________________________

Bel Istirahat berbunyi...

Para Siswa SMA NEGERI GARUDA II berhamburan seperti singa-singa kelaparan, tak terkecuali anak kelas XI IPS III. Mereka pun juga ikut keluar menyerbu pedagang kaki lima di sekitar area sekolah. Berbeda dengan kelima anak ini masih berada dalam posisinya. Anggun, Sekar, Jelita, Manda, dan Intan masih bermalas-malasan untuk berjalan keluar ruangan.

"Hai para ferguso wati yang sedang mager, kalian nggak laper apa? Semua keluar beli bakso kulit buaya, kalian kok malah diem-diem bae. Keluar napa?" Usik Jelita yang tidak digubris teman-teman nya.

"Nah cocok nih gua nitip ya? Pentol kuah satu bungkus sama es dawet," Manda menyodorkan uang lima puluh ribu Kepada Jelita

"Gua juga nitip" Tambah Anggun.

"Gua juga dah nih uang nya cash" Tambah Intan juga

"Hahahaha kasian juga idup lu Ta, niatnya ngajak malah jadi babu. Nih gua juga nitip, nih uangnya kembaliannya buat lu aja."

"Bangke semua lu, Ni apa hah? Apa ni! Uang pas kembalian dari mana Beni?" Keluh Jelita kepada Sekar.

"Udah terima aja apa repotnya sih, jangan ngemis kasian pangkat Bapak lo!" Tambah Sekar.

Bapak Jelita adalah seorang Jendral besar berseragam loreng. Tak salah kalau dia hidup dalam serba ada. Berbeda dengan Anggun hidup dalam Kesederhanaan dan keikhlasan. Ngenes kan? Iya emang ngenes dah.

"Anggun ngikut napa, gue nggak bisa bawa pesenan sebanyak ini." keluh Jelita kepada Anggun yang asyik membaca novel dari Intan.

"Iya udah iya deh gue bantu bawa," Jawab Anggun bangkit dari tempat duduknya.

"Nah gitu dungs, nih temen gue nih" Teriak Jelita menyombongkan Anggun sambil menunjuk-nunjuk ke arah Anggun

Selesai memesan mereka menyusuri koridor-koridor sekolah, Kelas Anggun berada dipojok atau lebih tepatnya diujung sekolah. Di kelas Anggun dikenal sebagai anak yang rajin, dan aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya dalam bidanh musik. Berbeda tipis dengan Intan anak itu selalu meraih peringkat pertama dalam kelasnya, tak bisa dipungkiri Anggun menjadikannya sebagai musuh bebuyutan dalam meraih prestasi. Selain mereka berdua nggak ada yang bener sih, tujuan sekolah mereka apa ya kurang tahu.

"Anggun tunggu nak!" Panggil Pak Bambang sambil membawa berkas-berkas untuk pendaftaran peserta didik nanti.

"Iya Pak gimana ada yang bisa saya bantu?" Sahut Anggun dengan ramah. Gini-gini Anggun juga tahu atitude lah.

"Kebetulan ketemu kamu disini. Ini tolong formulir pendaftaran besok kamu kasihkan ke anak baru. Terus syarat-syarat tolong dishare dulu di medsos kamu dan temen-temen, ini sudah bapak salin di flasdisk, tolong kerjasamanya ya?" Jelas Pak Bambang selaku pengurus OSIS SMA NEGERI GARUDA II

"Oh iya pak siap deh siap. Tapi mohon maap ni pak Anggun saya suruh bawa makanan jadi, nanti kami kesini lagi bawa formulir itu ya pak? " Tambah Jelita

Anggun yang berada disampingnya hanya cengar-cengir menahan malu sama tingkah Jelita yang rada-rada kurang.

"Hahaha iya deh iya, apa sekalian bapak bawain ke kelas aja formulirnya?" Tawar Pak Bambang.

"Ngg-" Ucapan Anggun terpotong

"Maksudnya Anggun nggak papa Pak makasih udah dibawain, Bapak memang guru favorit aku pokonya ya kan Nggun? " Jelita menaik turunkan alisnya

Dear My DikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang