14. Friend [2]

895 143 3
                                    

Draco menatap sinis kearah laki-laki yang tiba di common room Slytherin bersama adik tercintanya. ia tau orang itu adalah Edmund Pevensie yang juga seangkatan dengan Cassie. namun yang menjadi sebuah pertanyaan adalah bagaimana bisa lelaki itu bersama dengan adiknya ?

tanpa pikir panjang, lelaki bersurai platina itu berjalan dengan angkuh menuju ke arah pintu - tempat Cassie dan Edmund.

"aku baru meninggalkanmu beberapa jam dan kau sudah bersama lelaki lain" sinisnya sambil menatap Edmund dengan tajam.

"Draco, berhentilah bersikap seolah-olah kau adalah father"

"father menitipkanmu padaku, ingat ?"

"shut up Draco ! aku bukan bayi lagi !"

kini Draco beralih kearah Edmund yang sedari tadi diam, "dan kau Pevensie, kuingatkan untuk menjaga jarak dengannya!"

"Draco cukup ! Edmund adalah temanku"

"teman ?kupikir kau berteman cukup baik dengan Greengrass dan Pansy"

"Pansy hanya memanfaatkanku untuk mendekatimu. ia menjadikanku alat!"

"kau mengada-ada Cassie!"

Draco menatap wajah adiknya dengan intens. tatapan yang sangat menyelidik. "kau menangis ?"

dengan secepat kilat Cassie mengusap wajahnya terutama pada bagian wajah. sangat kentara jika ia baru habis menangis.

"kau ! apa yang kau lakukan pada adikku ?" Draco benar-benar kehilangan kesabarannya karena Edmund tak sekalipun menjawab satupun pertanyan Draco. bahkan ia tak segan mendorong tubuh Edmund dengan sebelah tangannya yang tak diperban.

"DRACO !" bentak Cassie sambil menahan badan kakakknya agar tak menyerang Edmund lebih brutal lagi.

"maafkan aku Malfoy. harusnya aku memperkenalkan diri" kata Edmund akhirnya.
"aku Edmund Pevensie, aku menemukan Cassie di pinggir black lake dan kami berteman sekarang"

"lalu kenapa Cassie menangis ?"

"itu karena ia-"

"itu karena Bubble. ia menghilang dan aku tidak menemukannya!" potong Cassie dengan cepat. ia tak mau Draco tau masalahnya dengan 3 sekawan dari Ravenclaw, bisa-bisa ketiga gadis tadi menangis seharian karena ulah Draco.

"ganti bajumu Cassie, ini sudah saatnya makan malam" ucap Draco dengan tegas. Cassie mengangguk lalu pergi ke kamarnya sementara Draco menahan Edmund agar tak pergi dari hadapannya.

"kita perlu bicara, Pevensie" sinisnya.

"bicarakan disini"

Draco menolak. ia memilih sofa yang berada dekat dengan perapian. mereka duduk berhadapan.
"apa yang kau inginkan dari adikku ?" tanyanya to the point.

"menjadi temannya"

"you liar!"

"no"

"kau menginginkan hatinya ?"

"tidak"

"kau menginginkan tubuhnya ?"

"tentu saja tidak!"

"kau menginginkan ketenarannya ?"

"tidak"

"kau menginginkan hartanya ?"

"tidak"

tak kunjung mendapati kebohongan dari mata Edmund, Draco berhenti menembaknya dengan pertanyaan-pertanyaan gila seperti tadi.
"well... Cassie anak yang pendiam, pemilih, dan perfectsionis. aku rasa jika kau berhasil menjadi temannya, itu artinya kau sudah lolos seleksi"

Different Side of MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang