10. Dementor

1.1K 153 3
                                    

Cassie POV

aku kini berada di satu kompartemen dengan kakakku dan Pansy. awalnya aku ingin satu kompartemen dengan Ginny tapi Draco menolak keras hal itu. tentu saja kini mataku sakit melihat Pansy yang menyender di bahu kakakku.

aku sebenarnya kurang suka dengan Pansy. ia sering membully adik kelasnya dan juga orang-orang kelahiran half-blood ataupun muggleborn. ia juga sering menghasut Draco untuk menggoda adik kelas yang lewat. meskipun ia bersikap baik padaku, aku tau itu hanyalah daya tipu saja karena dia mengincar Draco.

sejujurnya aku lebih menyukai Daphne. ia gadis yang anggun dan elegan jika dibanding Pansy. ia juga cenderung pendiam dan hanya berbaur dengan orang-orang terpilih yang ia anggap se-frekuensi dengannya saja. dan aku beruntung karena aku ada dalam salah satu list nama orang yang se-frekuensi dengannya.

"menurutmu hak buruk apa yang akan terjadi ?" tanya gadis ular itu kepada kakakku yang sedang menatap lurus ke arahku.

baiklah, akan kuberi penjelasan sedikit tentang posisi kami. aku duduk sendirian dan kakaku persis di depanku. kami berhadapan. aku menatapnya dengan tatapan tak suka ke arahnya dan ia menatapku dengan tatapan 'bukan urusanmu' ke arahku. tangannya memeluk Pansy sementara gadis itu berada di sisi kanan kakakku. badannya menghadap ke jendela namun bagian belakang kepalanya menyandar di bahu Draco.

"entahlah Pans" jawab Draco.

"aku membaca di daily prophet jika Sirius Black telah kabur"

"hebat. ia bisa kabur dari tempat yang dipenuhi Dementor" kataku cuek tanpa sedikitpun menoleh ke arahnya.

"bukankah Sirius Black adalah paman kalian ?" tanyanya lagi

"ya. memang" jawabku cuek.

"harusnya kalian tau"

aku lihat Draco masih diam di posisinya. sama sekali tidak tertarik dengan topik Pansy.

"ya. sayangnya kami tidak tau" jawabku cuek.

"sudahlah. jangan dibahas" kata Draco akhirnya. aku merasa moodku sangat buruk sampai-sampai aku ingin menjambak rambut Draco.

aku bangkit dari dudukku. hendak mencari wanita yang menjual makanan ringan di trolinya.

"mau kemana ?" tanya Draco.

"membeki cemilan" jawabku membuang muka.

tiba-tiba kereta berhenti dan lampu mati. suasana benar-benar hening dan jendela tampak membeku. jantungku semakin tidak karuan, ditambah lagi suasana sedang hujan dengan petir yang beberapa kali menyambar.

sesaat kemudian pintu kompartemen terbuka menampakkan orang berjubah lusuh berwarna hitam yang wajahnya sama sekali tak teihat. kuku tangannya sangat panjang dan aku rasa ia tak memiliki kaki. itu adalah Dementor.

tanpa sengaja aku melihat ke dalam jubahnya. aku merasa jika ia menyerap jiwaku sehingga aku merasa sangat sedih. lalu aku merasa jika Draco menarikku dan memelukku. menyembunyikan wajahku didadanya sementara ia menunduk bahkan aku bisa merasakan nafasnya. aku menutup mataku rapat-rapat tak berani mengintip sosok menyeramkan itu sampai lampu kereta menyala dan mulai berjalan. aku lihat jika dementor itu sudah pergi. Draco juga sudah melepaskan pelukannya.

"apa itu tadi ?" tanyaku yang masih syok.

"Dementor" jawab Pansy. "aku heran kenapa ia bisa masuk kedalam kereta"

"aku rasa mencari tahanan yang kabur"

"kau masih ingin membeli sesuatu di troli ?" tanya Draco.

aku menggeleng cepat. masih takut untuk keluar kompartemen. bagaimana jika dementor itu masih ada di dalam kereta ?

Draco kemudian menarikku untuk duduk dihadapan Pansy. aku senang kini ia duduk disebelahku, bukan disebelah gadis ular itu. lalu aku memeluknya dan ia merangkul bahuku. lama-kelamaan aku merasa ngantuk dan memutuskan untuk tidur di bahu Draco. mengabaikan tatapan cemburu dari Pansy.
Hey ayolah ! aku adiknya, you know ?

Theresia POV off

---

semua siswa telah berkumpul di aula greathall. setelah melewati acara seleksi siswa tahun pertama, Dumbledore kini telah siap memberikan pidatonya.

"aku ingin memberitahu jika Profesor Silvanus Kettleburn telah mengundurkan diri untuk menikmati masa tuanya dan digantikan oleh Profesor Rubeus Hagrid"
semua siswa bertepuk tangan saat Hagrid bangkit dari kursinya. badannya yang lebih besar membuat meja panjang itu haru bergeser. begipula saat ia kembali duduk.

"aku juga ingin memperkenalkan profesor pengajar pertahanan ilmu hitam yang baru, profesor Remus Lupin"
profesor Lupin bangkit dan mendapat tepukan tangan dari para siswa.

"aku tak menyangka kita mendapatkan gurj baru setiap tahunnya" ujar Blaise.

Dumbledore kembali melanjutkan pidatonya. "-aku yakin kalian bertanya-tanya tentang kejadian yang terjadi di kereta. seperti yang telah kalian baca di daily prophet bahwa salah satu tahanan paling berbahaya telah berhasil kabur dari Azkaban. karena itu, kemetrian mengirim Dementor untuk berjaga disekitar kastil. aku ingatkan kepada kalian jika Dementor adalah makhluk yang mengerikan. ia tak bisa membedakan musuh. jadi kuingatkan kalian untuk tetap berhati-hati"

setelah Dumbledore menyelesaikan pidatonya, semua memulai makan malam pertama mereka.

"Potter.. potter" panggil Draco kepada Harry diseberang meja, membuat laki-laki itu menoleh kebelakang.

"apa itu benar ? maksudku kau benar-benar pingsan ?" godanya. ditambah lagi teman-temannya yang membuat gaya orang yang pinsan dengan dilebih-lebihkan.

"Shut up Malfoy" kata Ron yang langsung mebalikkan badah Harry.

Cassie yang duduk di depan Draco menatap tajam ke arahnya.
"apa ?" tanya laki-laki itu tanpa dosa.

"tidak bisakah kau tidak menggodanya ? apa kau lupa jika dementor itu juga hampir mengambil nyawaku?" kata sang adik dengan tegas sementara Draco tak menghiraukannya. membuat gadis itu semakin menggebu-gebu dan langsung menendang kaki Draco dengan keras. alhasil laki-laki itu meringis kesakitan.

setelah makan malam selesai, seluruh siswa masih diberikan kebebasan sampai jam malam berakhir.
Cassie memilih untuk tetap duduk disana meski Pansy sudah mengajaknya ke asrama dengan alasan ingin mengobrol dengan Astoria.

"Cassie, sepertinya kapten Gryffindor terus melihat kearahmu" bisik Astoria di telinga Cassie. adik Draco Malfoy itu langsung melihat kearah yang dimaksud. benar saja. ia mendapati Oliver yang sedang menatap ke arahnya dan tersenyum.

"menurutmu apa yang membuatnya begitu ?" tanya Cassie kapada Astoria.

"mungkin dia menyukaimu"

"tidak. aku masih terlalu muda untuk menyukai dan disukai"

"oh ayolah. perasaan tak bisa diajak kompromi"

"sudahlah" ujarnya. Cassie lalu bangkit dan meninggalkan greathall.

"Cassie" panggil seseorang dari belakang. sontak saja gadis itu menoleh.

"apa apa Oliver ?"

"maaf aku tak membalas suratmu aku-"

"tidak apa. kau pasti sibuk" potong gadis itu.

"ah ya. aku mebgundangmu untuk menontonku latihan. lusa. jika kau tidak sibuk"

"kenapa aku ?"

"em.. datang saja"

"akan kuusahakan"

"terimakasih"

"aku akan kembali ke asrama" kata Cassie hendak meninggalkan lelaki itu.

"aku akan mengantarmu"

"tidak usah. lagipula koridor ramai malam ini" tolak Cassie dengan halus. sedetik kemudian ia benar-benar pergi dan hilang dipersimpangan lorong.

entah mengapa perasaannya menjadi sedikit bahagia dan jantungnya berdetak lebih cepat sekarang ini.

---

Dont foget to vote ❤❤
maaf kalau pendek ya guys ☺



Different Side of MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang