[B2] Rebirth Of A Noble Daughter: The Marquis Manor's Abandone Wife

Bab 673-675

Bab 673 ; Dia Telah Meninggal.

"Mengapa?"

Shen Qingci mengangkat wajahnya dan kemudian tersenyum, "Mengapa kamu bertanya?"

"Seorang pria harus menikah dan seorang wanita harus bertanggung jawab. Apakah kamu benar-benar ingin menjadi gadis tua? Apakah salah jika seorang Nyonya, menjodohkan gadis pelayannya?" 

Hanya ada dua macam status sebagai gadis mahar dari keluarga bangsawan. Jika dia tidak menjadi selir bagi Tuannya, atau dia akan menjadi gadis tua dengan orang-orang di sekitarnya, ini juga kenyataan yang perlu mereka hadapi. 

Bai Zhu dan Bai Mei tidak pernah berpikir untuk mendaki tempat tidur tuannya. Tentu saja, mereka tidak akan menikah sebagai selir. Jadi mengapa tidak menikah? Mereka harus memiliki seorang suami di sisinya. Terlebih lagi, dia baru saja menemukan cara yang baik untuk mereka. Dia mungkin tidak bisa melindungi mereka lagi.

Bai Zhu menyipitkan matanya dan menatap Shen Qingci tanpa berkedip, tetapi Qingci masih tersenyum, seperti biasa, dengan mata jernih, tetapi saat ini, itu seperti genangan air yang tergenang, dan tidak ada riak di dalamnya.

Matanya terlihat suram.

Apakah itu sudah mati?

"Shen Qingci, Luo Hengxi sudah mati !"

Bai Zhu berdiri tegak, dan menyebutkan namanya secara langsung.

Senyuman yang tergantung di sudut bibir Shen Qingci jatuh. 

"Bai Zhu, aku sudah mengatakan sebelumnya, aku tidak suka mendengar kata-kata seperti itu." 

Shen Qingci memperingatkan Bai Zhu bahwa meskipun suaranya tidak keras, dia bisa mendengarnya. Dia marah. 

"Kamu enggan menguburnya. Apakah kamu ingin mati bersamanya?"

Bai Zhu menekankan tangannya di atas meja lagi, bukankah begitu?

Hanya karena ini, dia tidak mau mengakui kematiannya. Bahkan jika semua orang tahu bahwa dia sudah mati dan dia tidak lagi ada di sini, dia telah mati di sungai Xunhe, dan tubuhnya hilang tertelan arus sungai.

Hanya ada satu Shen Qingci, yang tidak pernah mengakui kematian Luo Hengxi dari awal hingga akhir. 

Itu karena fakta bahwa tidak ada perbedaan antara kematiannya dan hidupnya. Hidup bersama, mati pun, dia ingin tetap bersamanya. 

"Xiao Zhuzu..." 

Jari-jari Shen Qingci diletakkan di atas kepala Miaomiao. 

Bai Zhu terlihat mengernyitkan keningnya. 

"Terkadang menjadi terlalu pintar itu tidak baik." 

Shen Qingci berdiri dan memasukkan Miaomiao ke dalam keranjang bambu. Bai Zhu mengepalkan tangannya dengan keras, "Kamu pasti begitu."

"Bagaimana jika tidak?"

Shen Qingci bertanya pada Bai Zhu, tetapi dia juga bertanya pada dirinya sendiri.

Tahukah dia bahwa terkadang hidup juga semacam bantalan. Ketika dia bahkan merasa sakit saat bernapas, mengapa dia masih ingin terus hidup?

Dia telah menjalani dua kehidupan, itu sudah cukup.

Dia berjanji padanya untuk melakukannya. Butuh waktu setengah tahun untuk membantunya menyelesaikan apa yang selalu ingin dia capai. Itu sudah cukup.

"Kamu keluar."

Dia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi atau mendengarkan apa pun lagi. Dia pergi ke satu sisi meja dan mulai mencampur rempah-rempah. Cahaya dari luar menyinari wajahnya, yang terlalu pucat.