chapter - 5 Ending just like this? !

336 40 2
                                    

Author pov

Seminggu berlalu sejak pertengkaran Mew dan Gulf, kini seorang mahasiswa yang sebenarnya tidak harus lagi mendatangi universitas berjalan menuju fakultas yang biasa ia datangi. Gulf menelusuri setiap kelas yang ada di gedung itu untuk menemui Mew, namun usahanya sia-sia.
Sampai lah Gulf di ruang Dosen yang beberapa waktu lalu sering ia kunjungi, bisa saja Mew sedang menemui dosen untuk kepentingan kelulusannya 1 minggu lagi. Ia ingin minta maaf dan sangat berharap Mew memaafkan perbuatan nya, kalau perlu Gulf akan merayu Mew untuk agar memaafkan dan berbaikan dengan nya. Namun sesuatu terlintas di benaknya kembali, tentang Mew yang menyukainya. Akankah semuanya tetap sama, meskipun Mew memaafkannya lalu bagaimana dengan perasaan Mew padanya? Walau bagaimana pun Gulf tidak mau bertengkar dengan Mew, bagaimana ia bisa berjauhan dengan orang yang selalu ada untuknya, Mew bertahan dengan keberengsekannya selama 10 tahun, orang yang punya hati dingin dan kurang peduli itu sangat berbeda jika bersamanya. Hanya Gulf yang mendapat perlakuan berbeda dari yang lainnya. Bagaimana mungkin Gulf bisa tidak peka selama 10 tahun, pasti menyakitkan selama ini untuk orang itu.

Gulf beranjak pergi dari ruangan itu setelah tidak menemukan orang yang ia cari. ' dia tidak datang ke kampus selama seminggu, pesanku tidak di balas, telponnya masuk tapi tidak di angkat, sebenarnya apa yang dia lakukan? ' gumam Gulf dalam hati.

"Gulf! Apa yang kau lakukan di sini? " Kelly bertanya dengan wajah heran. Entah mengapa Gulf tidak suka dengan perempuan ini.
"Bukan urusan mu" Jawaban Gulf membuat kelly sedikit terkejut. Lalu pergi ke arah berlawanan , " Baiklah"
Tiba-tiba Gulf dengan cepat bertanya
" Tunggu, apa kau tau dimana mew?"
Sebelum menjawab kelly melipat kedua tangan didada, lalu menjawab dengan nada yang membuat orang didepannya tidak senang.
"Kenapa kau Bertanya padaku seolah tidak tau, bukankah kau sahabatnya?"
" Aku benar-benar tidak tau, kalau aku tau tidak mungkin aku bertanya padamu" Gulf mulai kesal, harusnya ia tidak bertanya pada perempuan itu.
Kelly hanya menatapnya dengan penasaran.
"Aku kemarin ke rumahnya tidak ada orang, aku menelponnya tapi tidak pernah di angkat, pesanku tidak ada satupun dia balas" Gulf memberi penjelasan dengan frustasi.
"Apa kalian bertengkar? Aku tidak tau dimana dia sekarang tapi seminggu yang lalu aku bertemu dengannya saat menjemput bibiku di bandara, tapi aku tidak sempat menyapanya, karena dia sedang buru buru pergi" Gulf terkejut mendengar jawaban Kelly. Ia tidak bisa berfikir lagi, dan berlari menuruni tangga fakultas itu menuju parkiran mobil. Ia tidak peduli dengan panggilan lantang Kelly.

"Tidak mungkin Mew pergi seminggu yang lalu, tidak mungkin jg ia pergi tanpa pamit padaku" Gulf memukul setir lalu melajukan mobilnya ke sebuah rumah yang beberapa hari yang lalu ia datangi. 3 hari yang lalu Gulf mengunjungi rumah Mew namun satpam bilang tidak ada orang di rumah itu, alhasil dia pulang kerumahnya.

" Dia pasti dirumah, sebentar lagi hari kelulusan tidak mungkin dia bisa pergi jauh" Gulf meyakinkan dirinya tidak mungkin Mew sekejam itu pada sahabat terbaiknya.
Sampai di gerbang satpam penjaga keluar tanpa membukakan pintu masuk.
"Maaf tuan Gulf, ada urusan apa anda kesini? " Tanya penjaga rumah itu turun mendekati kaca mobil Gulf.
" Saya ingin bertemu dengan mew, apa dia belum pulang jg? " Gulf sebenarnya ingin langsung masuk dan menjelajahi rumah besar tersebut sampai ia menemukan Mew tapi entah kenapa satpam tidak membukakan gerbang seperti biasanya.
" Tuan muda Mew sudah berangkat ke Inggris seminggu yang lalu, dan Tuan besar sedang perjalanan bisnis hingga 3 hari kedepan, apa tuan muda tidak memberi tahu tuan? " Gulf membisu mendengar penjelasan satpam rumah besar itu. Ia menyalahkan mesin mobilnya " Baiklah pak, terimakasih telah memberi tau , saya permisi dulu" Gulf melajukan mobilnya kembali ke rumah dengan perasaan yang kacau.

Sampai dirumah nya Gulf langsung berjalan menuju kamar tanpa menghiraukan panggilan ibunya dari ruang tamu. Ia segera menghempaskan badannya ke kasur, tubuhnya terasa sangat lelah sekarang, hatinya dan pikirannya kacau, semua yang ia bayangkan tidak ada satupun yang terjadi. Ia bahkan membayangkan dirinya tengah membujuk Mew dan Mew dengan muka pasrah memaafkannya dan mengajaknya pergi makan setelah kami baikan. Tapi apa, semuanya hanya dipikirkan nya sekarang. Ia lalu berbaring miring agar bisa menatap foto yang ada di meja sebelah tempat tidur.

 WHAT SHOULD I DO? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang