Chapter-11 Be Mine II 🔞

548 40 14
                                    

Keramaian akhirnya berakhir, dan begitu pula dengan rasa sesak di dada pria yang berjalan di lorong menuju hotel tempat Mew memutuskan untuk beristirahat malam ini. Keputusannya untuk datang di acara pernikahan sahabat sekaligus orang yang ia cintai ialah untuk melepas semua rasa sakit yang terasa amat sesak ia rasakan.
Mew akan menganggap ini sebagai cinta yang bertepuk sebelah tangan dan menjadikan sebagai sebuah perjalanan hidup. Tidak ada rasa yg tersisa mestinya, namun setelah melihat Gulf menggandeng tangan istrinya di altar rasa sesak itu kembali datang. Pertahanannya hampir saja runtuh ketika tatapan mereka bertemu.

Malam sudah menunjukan pukul 1 dini hari, ia memutuskan untuk pergi menghirup udara segar sebelum akhirnya ia kembali ke kamar untuk beristirahat.

"Mungkin mereka sedang menikmati malam yang sangat indah" Batin Mew memikirkan pengantin pada acara pernikahan yang tadi ia datangi. Mew tidak berani untuk sekedar mengucapkan selamat kepada kedua orang tersebut secara dekat. Setelah memainkan piano diatas panggung ia langsung pergi dari keramaian acara. Ia tidak ingin bertemu Gulf.

"Mew"

Sontak Mew menegakkan kepala mendengar suara yang tidak asing bagi telinganya.
Gulf berdiri dari duduk menyender di depan pintu masuk kamar Mew.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Nada dingin Mew sangat menyakitkan bagi orang yang mendengar.

"Aku, aku ingin..... "

"Aku tidak ada waktu, pergilah" Belum sempat Gulf bicara sudah diputus oleh Mew.

"Mew , mari bicara sebentar. Aku janji ini yang terakhir" Mata Gulf sudah berkaca memohon pada orang yang setia menunduk di depannya. Bahkan Mew tidak sanggup untuk saling menatap.

" Boleh kah kita bicara di dalam sebentar, Mmm? " Gulf memohon lagi.

"Baik, ini yang terakhir. Tapi mari bicara di bar hotel ini"

Mereka berlalu menuju lift. Di dalam lift, Gulf hanya bisa memandagi punggung Mew dari jarak yang tidak begitu jauh. Ia ingin sekali memeluk tubuh itu dari belakang, menghirup sebanyak mungkin aroma yang sangat famiiar bagi Gulf. Meskipun ada jarak di antara mereka, Gulf tetap mencium wangi khas yang Mew punya.

Bersyukur ini adalah hotel yang mewah, bar nya pun buka sampai pagi.

"Aku akan hanya mendengarkan mu, jadi silahkan bicara dan ini untuk yang terakhir kalinya" Ucapannya sangat menyayat hati Gulf.

"Aku juga akan melanjutkan sekolah ku di Inggris setelah anak itu lahir"

".... "

" Terlepas dari anak itu anakku atau bukan, aku akan bercerai"

"Egois sekali"

Mew bicara dengan pelan namun itu masih terdengar oleh orang di sampingnya.

"Diam! Kau sudah berjanji untuk hanya mendengarkan bukan?! "

".... "

Mew diam hanya meneruskan minuman di depannya yang sudah hampir habis. Ia bahkan tidak tau minuman tersebut sudah di campurkan sesuatu. Gulf tersenyum dengan air mata yang sudah membendung.

"Aku mencintaimu, dan aku tidak akan membiarkan mu pergi lagi"

Setelah kalimat itu ia dengar, kepala Mew mulai pusing. Sesuatu terjadi pada tubuhnya. Tiba-tiba ia tersentak saat sebuah tangan masuk kedalam kemeja yang ia pakai.

"Ada apa Mew? "

Gulf bertanya dengan tangan yang mulai meraba-raba perut sixpack Mew. Mew yang masih ada sedikit kesadaran mengeluarkan tangan itu dan segera bangkit dari duduk namun di tahan oleh Gulf dengan menangkup leher nya berniat untuk berciuman. Namun mew masih sadar dan menghindar. Gulf tidak kehilangan akal, ia mencumbui leher Mew dengan penuh nafsu. Tangannya dengan aktif membuka kancing kemeja Mew. Ciuman turun ke dada bidang Mew.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 WHAT SHOULD I DO? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang