2

743 101 11
                                    

Enjoy



Tidak terasa sudah satu Minggu berlalu dan seokjin benar benar membuktikan pada ayahnya acara minggatnya.
Sudah 1 minggu dia tidak pulang dan tidak bertukar pesan dengan sang ayah.
Juga, tidak ada tanda tanda pak kim menghubunginya atau panik mencari keberadaan seokjin.

Pria lesung pipi itu diam nan hilang bak di telan bumi, tidak ada pergerakan sama sekali padahal dalam angan angan seokjin, sehari setelah ia tidak pulang, ayahnya akan benar benar panik lalu menyuruh seseorang mencari keberadaannya, menyebarkan berita kehilangan atau melapor polisi, setiap denting jam berputar ayahnya tidak akan bisa tidur juga tidak nafsu makan sampai dirinya di temukan.

Tapi...

Tidak

Itu semua hanya berhenti di angan angan seokjin saja karna nyatanya tidak ada yang terjadi setelah dia memutuskan tidak pulang ke rumah selama satu Minggu, tidak ada berita di tv kehilangan seseorang remaja ataupun di koran, bahkan selama satu Minggu ini, seokjin rela membaca koran demi membuktikan kebenaran angan angannya tentang sang ayah namun nyatanya.

Tidak ada apa apa.

Seokjin begitu kesal pada ayahnya.

Apa mungkin ayahnya melupakannya?

"Tidak mungkin, dad kan sangat menyayangiku, dad tidak bisa hidup tanpaku.. tapiii.. kenapa dad tidak mencari ku? Hikss" gumam seokjin dalam hati hendak menangis tapi kemudian urung karna jimin membuka pintu kamarnya.

Ceklekk

"Seokjin.. Ayo sarapan. " ajak jimin membawa panci penggorengan berisi nasi goreng kimchi yang terlihat baru saja matang karna asap ngebul dan juga bau harum khas makanan membuat perut seokjin meronta meminta di isi, tapi kemudian urung saat otaknya kembali mengingat sosok pria berlesung pipi itu.

Seokjin balas menoleh sesaat lalu kembali berbaring di ranjang menatap jimin malas.

"I have no taste Jim" saut seokjin pelan.

"Ayolah jin.. You can't skip breakfast.. you can get sick, segera bangun dan ayo sarapan bersamaku jin." jimin berjalan menghampirinya.

Seokjin menatap kosong ponsel di genggamnya, bahkan tak ada satupun pesan masuk dari ayahnya?

Seokjin begitu marah dan kesal.

Lihat saja, dia tidak akan mau masuk universitas. Dia akan jadi pengangguran saja!

"Lebih baik aku mencari kos jim, Sudah seminggu hidupku bak pangeran di rumahmu, Aku begitu malu merepotkanmu terus menerus." saut seokjin murung.

"Jin, kau bicara apa sih? Kau tidak pernah merepotkanku, Justru aku senang, akhirnya aku tidak kesepian lagi di rumah besar ini, Aku sangat bahagia satu minggu ini bersamamu jin, aku merasa seperti memiliki saudara." saut jimin membelai lembut kedua pipi seokjin.

Seokjin diam menatap manik mata indah milik sang sahabat.
"Jim.. Kau seperti malaikat bagiku"

Jimin balas tersenyum lebar.

"Jangan berlebihan jin, Kita harus segera sarapan, Jungkookie dan tarhyungie akan kesini 15 menit lagi. "

Jin menyatukan alisnya heran.

"Jungkookie dan taehyungie? Siapa taehyungie? Pacar Jungkook?"

"Bahkan mereka akan segera bertunangan jin, Mereka di jodohkan, dan beruntungnya, Mereka sudah saling memiliki perasaan sebelum perjodohan itu terjadi" jelas jimin sambil menggandeng tangan seokjin keluar dari kamar.

"Oh, kau sudah tau sejauh itu? Lalu kenapa hanya aku yang tidak tau apa apa jim?" tanya seokjin bersiap duduk di meja makan.

Jimin berlalu menyiapkan masakannya lalu memberikan satu piring nasi goreng kimchi pada seokjin.

Vater ( NAMJIN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang