4. Kak Yoshi

608 63 4
                                    

halowwwwwww 😗

(Agak 🚫 : ciuman)

Yoshi dan Haruto pun datang kerumah Jeongwoo. Memang agak telat tetapi Jeongwoo tidak mempersalahkan hal itu. Jeongwoo tau, pasti (abangnya) Haruto itu susah untuk keluar dari kamar karena masih galau dan merasa bersalah dengan Junghwan, adiknya.

Ah tetapi tolong ingatkan teman-teman Jeongwoo dan Haruto yang mimisan setelah melihat senyuman ayah Asa. Mereka masih belum sadarkan diri setelah setengah jam lamanya. Jaehyuk sudah sadar, tetapi ia masih setengah linglung. Duhh, Asahi kan jadi bingung, kalo kasih senyum gini kalo ga dikasih senyuman nanti nakutin.

"Jae? ini aku Asahi, kamu udah sadar kan?"

"Asahi? Asahi????"

"Hah..." Asahi menghela napas berat lalu menoleh ke samping kanan, teman Jeongwoo itu juga masih belum sadar. Untungnya mimisannya sudah selesai dan darahnya berhenti bercucuran di hidungnya.

Sepertinya tissue di indoaprol deket komplek bakalan diborong sama Asahi. Ya gimana ngga diborong? Asahi beli 1 dus yang isinya 45 atau 48 buah, di pakai dikehidupan sehari-hari sudah memakan 25 tissue, di pakai Junghwan 5 kotak tissue, dan ini masih membutuhkan 3 tissue untuk 1 orang.

Entahlah, mereka menggunakan tissue sangat boros, tidak tahu digunakan untuk apa.

ting tong ting tong

Suara bel rumah berbunyi, Ah sepertinya Haruto dan Yoshi sudah datang. Maka ini kesempatan Jeongwoo untuk mempersatukan Junghwan dan Yoshi kembali dengan, "Dek, bukain pintunya dong, Kayanya itu Haruto." Perintahnya.

"Ohh? Iya."

Junghwan pun berjalan mendekati pintu, lalu membukanya perlahan.

clek

"Hai Jung!"

"Hai bang, ayo masuk bang Jeo sama temenya udah nunggu didalem,"

"Oke, makasih ya Junghwan, ah sebentar abang mau kasih hadiah dulu kamu tutup mata."

"Hadiah apa?"

"Udah, tutup dulu mata kamu coba."

Dengan rasa penasaran, Junghwan pun menutup matanya dengan erat meskipun ia terlalu kepo untuk melihat hadiah yang diberi oleh pacar kakaknya itu.

"Nah, Junghwan boleh buka mata sekarang."

"Apa sih-" Junghwan membulatkan matanya, dan...

BRAK!

Iya, dia reflek menutup pintu utamanya dengan keras. Membuat Ayah Asahi dan Jeongwoo menoleh kearah pintu dan menghampiri Junghwan yang napasnya tersengal-sengal.

"Juwan, kamu kenapa nak?"

"Ngga mau, Ayah Juju ga mau!"

"Sttt, iya gamau apa Ju?"

"Gamau ketemu kak Yoshi, hiks."

"Loh memangnya dia ada disini?" Tanya Ayah Asahi celingak-celinguk.

"Ayah... Aku kedepan sebentar ya, Haruto kayanya udah sampai." Izin Jeongwoo yang disetujui oleh Ayahnya yang sedang menenangkan anak bungsunya.

"Ruto.. Maafin adik aku ya tiba-tiba nutup pintu keras banget,"

"Ngga apa-apa sayang, Aku sama kak Yoshi boleh masuk?"

"Boleh dong!"

Junghwan yang masih didekat pintu dan mendengarkan Yoshi ingin masuk kedalam rumah, langsung berdiri.

Asahi yang melihat itupun langsung bingung, "Sayang, hey dengerin ayah.."

"Kamu dengar kan Yoshi mau masuk kedalam rumah? Harusnya kamu ngga boleh kabur lagi, kalo Yoshi nyakitin kamu, kamu kan punya Ayah, Papa dan Kak Jeongwoo." Lanjutnya.

"Hiks, tapi aku belum siap, Ayah."

"Siap ataupun belum siap, Yoshi pasti menghampiri mu dan meminta maaf, percaya sama Ayah."

clek

"Ayah..." lirih Ruto.

Haruto pun langsung mendekat dan salim kepada Asahi.

"Dek Ju..."

GREP!

Yoshi memeluk badan Junghwan sambil berbisik kata maaf berulang-ulang. Junghwan yang mendengar itu air matanya tidak bisa ditahan, air matanya lolos begitu saja dari mata indahnya.

"Maaf Ju, maafin aku."

Junghwan semakin menangis dipelukan Yoshi,  membasahi kaos putih dan berjaket denim itu.

"Yoshi, bawa Junghwan dikamarnya dan jelaskan masalahnya dengan Junghwan secara empat mata." Ujar Asahi dengan tatapan mematikan dan dingin dari sorot matanya.

Glek!

"I-iya Ayah.. Ju, ayo kita kekamar kamu."

Setelah kepergian pasangan itu, Haruto dan Jeongwoo pun membantu Asahi yang masih menyadarkan teman-temannya dan Papanya. Yang bikin repot tuh kenapa papanya itu ikutan sih??? Kan Jeongwoo jadi repot.

Sesampainya dikamar, Yoshi pun mendudukkan dirinya di atas kasur Junghwan yang empuk. Disana Junghwan sudah tidak menangis, tetapi masih sesegukan.

"Sayang.. Aku jelasin ya," Yoshi mengambil nafas pendek, "Untuk kemarin malam maaf omongan ku terlalu kasar buat kamu, jujur aku disana bukan untuk selingkuh, mungkin Karina sudah menjelaskan tentang kita yang sepupu. Dan dia mengajak ku disana untuk memberi tahu kan papa mau pensiun dan ingin aku mengantikannya."

Yoshi menarik nafas panjang, "Aku ngga mau, karena kuliah ku disini saja belum selesai apa lagi kalo mau LDR-an sama kamu. Aku gabisa! Aku bakalan kangen banget sama pipi gembul ini dan merindukan pelukan mu."

"Jadi sayang, Apa kamu mau memaafkan aku yang sudah melewati batas ini?" Tanya Yoshi dengan mimim sendu, berharap Junghwan memaafkannya.

"Akuu.. maafin kamu kak,"

"Benarkah? Terimakasih, aku agak lebih tenang sekarang!"

"Tetapi, seharusnya kau tidak membentakku seperti itu, aku memang sudah memaafkan perbuatan kakak, tetapi ingatan itu masih berputar di otak ku, hiks."

"Juju sayang..."

Cup!

Yoshi mencium bibir Junghwan dan sedikit melumatnya, membuat Junghwan yang menerima terkejut sedikit dan tidak bisa menolaknya.

bruk!

Tubuh Junghwan sudah terlentang sempurna di kasur miliknya akibat dorongan Yoshi, tangan Yoshi menahan tangan Junghwan dan meletakkannya di atas kepala Junghwan. Ia masih saja melahap rakus bibir Junghwan.

Setelah dirasa puas dengan bibir Junghwan, Yoshi pun beralih ke leher mulus nan putih Junghwan, ia berencana membuat kiss mark disana sehingga sudah muncul bercak merah keunguan yang tercipta.

"Eunghh, Kak Yoshihh,"

Ia membuka kancing Junghwan— BRAK!














"KIM YOSHINORI!?!!!!??!"

🦁🤖🐺🐮


see u soon haha~

Bear FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang