"Sayang, mikirin apa sih? Makanannya kok diaduk doang, hmm? David membelai rambut sang istri lembut."Eh, engga kok. Tadi udah jajan akunya, jadi agak kenyang" Karin tersenyum tipis menatap David.
"Loh kok gitu. Kebiasaan kamu yaa. Jajan terus, makan males. Aku gak mau ya kamu sakit lagi" David terdengar sedikit kesal dari nada bicaranya.
Istrinya ini memang ngeyel. Karin memang sering jatuh pingsan karena telat makan atau memang tidak mau makan. Bukan diet, dia hanya lebih suka menikmati camilan daripada makan nasi. Itu lah yang membuat tubuhnya lemas dan kekurangan energi.
"Iya sayang, maaf yaa. Janji deh aku bakal kurangin jajannya" Karin membelai pipi David sayang.
Mereka terdiam saling menatap. Wajah David semakin mendekat. Hembusan nafasnya pun semakin terasa. Karin memejamkan matanya, paham apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Mommy! I want hot choco, please! Selly tidak bisa tidur" Terdengar langkah kaki yang tergesa menuju dapur.
Karin dengan cepat berdiri dan menjauhkan diri dari David. Ia menahan senyumnya melihat David yang terlihat kesal. Karin kemudian membuka mulutnya tanpa bersuara.
"Tunggu dikamar" Ia mengigit kecil bibir bawahnya sambil menatap David.
Secepat kilat David pergi menuju kamar mereka, dia bahkan hampir berlari.
Karin hanya menggelengkan kepalanya melihat itu.
Dasar.
"Mommy! Mommy!"
"Iya sayang, wait a minute. Mommy bikinin dulu yaa. Duduk sana" Ia mengecup pipi gadis kecilnya.
...
Karin menatap Selly yang meniup-niup hot choconya dengan semangat. Tersenyum melihat tingkah lucu babynya.
Karin kemudian teringat kembali dengan kejadian tadi sore.
Dia tidak sengaja mendengar percakapan penghuni kos seberang saat berolahraga dihalaman rumahnya.
Dia dengan jelas melihat Minjeong yang terus menundukan wajahnya. Minjeong yang tiba-tiba membalas semua perkataan ibu kosnya. Juga, Minjeong yang membanting pintu kosnya dengan kencang.
Namun, satu hal yang membuat Karin terus memikirkan gadis itu.
Mereka mungkin tidak menyadarinya.
Tapi Karin melihatnya.
Karin melihat bagaimana gadis itu mati-matian menahan genangan bening dipelupuk matanya.
...
Seperti biasa, pagi ini Minjeong sudah siap untuk bekerja. Dia terkejut melihat Aeri yang masih duduk diatas motornya.
Biasanya anak itu sudah berangkat kuliah jam segini.
Aeri lebih tua beberapa tahun dari Minjeong. Tapi anehnya, dia yang lebih cerewet daripada Minjeong. Itulah mengapa mereka bisa dekat seperti sekarang. Karena Aeri terus-terusan sok kenal sok dekat kepadanya, akhirnya luluh juga pertahanan Minjeong.
Aeri menoleh "Minjeong!"
Berlari kecil menghampiri Minjeong.

KAMU SEDANG MEMBACA
Something New
FanfictionGimana ceritanya tante Karin yang cantik menawan elegan bagai biduan bisa kesengsem sama dek Minjeong yang biasa aja? Apalagi si tante udah berkeluarga atuh makkkk???