Closer

4K 415 22
                                    


Karin tidak pernah merasa setertarik ini kepada seseorang. Bahkan saat dia pertama kali bertemu suaminya. Dia dan Minjeong bahkan baru bertemu kemarin.

Karin bingung...

Is it her pretty face?

Her cute smile?

Her-

"Tante kok gak masuk?"

Karin cepat-cepat melangkah masuk mendengar Minjeong memanggilnya.

Aish, Whats wrong with me!

...

Kamar Minjeong sangatlah kecil. Hanya cukup untuk satu buah lemari, kasur, dan beberapa perabot lainnya. Namun, walaupun kecil semuanya tampak tersusun rapi. Kamarnya juga wangi dan bersih.

"Maaf tante, sempit ya?"

"Gak papa, kamar kamu rapi" Karin tersenyum.

"Tante sini duduk" Minjeong menepuk kasurnya.

Karin menurutinya dan segera menempatkan diri disebelah Minjeong.

"Minjeong, I'm sorry... I didn't mean to hurt your feelings. I was just.."

"Tante, udah.." Minjeong mengelus lengan Karin lembut.

"Saya juga salah. Gak seharusnya saya bersikap begitu sama tante. Saya minta maaf."

"So.. are we okay, now?"

"Iya tante" Minjeong tersenyum, memiringkan kepalanya menatap Karin.

Pipi Karin memanas. Karin cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

God..

...

Setelah Minjeong mengambilkan minuman dingin, mereka kembali mengobrol ringan sambil menikmati camilan yang dibawa Karin.

"Minjeong, plis jangan marah lagi"

"Maksud tante?"

"Saya kemaren gak sengaja denger kamu ngomong sama ibu kos and..."

'Oh..'

"Kamu mau gak kerja sama saya? O-oh ini bukan karena saya kasian. Saya memang lagi butuh seseorang untuk membantu saya d-dan dan kebetulan kamu sepertinya emm cocok untuk pekerjaan ini uhh tolong jangan sal-"

"Tante calm down" Minjeong menggenggam tangan Karin.

"Saya gak bakal salah paham lagi kok" Senyumnya.

"Dan saya memang sedang nyari pekerjaan tambahan buat bayar kos jadi...
gak usah ngerasa gak enak ya, tante.."

Karin tersenyum, lega.

"Tapi kerjanya apa tante?"

"Kamu hanya perlu antar jemput anak saya dari sekolah dan menemani mereka sebentar sampai saya pulang kerja. Saya akan memberikan gaji kamu diawal tapi saya mau kamu berhenti kerja diminimarket itu dan fokus sama anak saya."

Belum sempat Minjeong menjawab, Karin kembali bersuara.

"Kamu tidak perlu khawatir tentang bayar kos. Saya juga akan menanggung semuanya. Jika ada yang kamu butuhkan, bilang saja. Saya akan memenuhi semua kebutuhan kamu. Gimana, Minjeong?"

'Gila' batin Minjeong.

Masa iya sih gue cuman perlu anterin tuh bocah bedua terus kebutuhan gue ditanggung semua?!

"Minjeong"

"Huh?"

Karin terkekeh melihat ekspresi Minjeong yang terlihat sangat kebingungan.

"Mau gak? Kalo ga-"

"MAU TANTE MAU BANGET" tanpa sengaja Minjeong malah berteriak dihadapan Karin.
Dia segera menutup mulutnya dan menunduk malu.

"Hahaha kamu lucu yaa" Karin mencubit kedua pipi gembul Minjeong.

'Kok gue degdegan sih. Duh tante main cubit-cubit aja ah'

"Yaudah, besok pagi udah bisa kan anterin uri babies?"

"Bisa dong tante!"

"Good. Saya pulang dulu yaa. See you"
Karin mengacak rambut Minjeong dan melangkah keluar kamar.

Minjeong tidak menjawab.

Masih mematung diatas kasur.

'Rambut yang diacak hati yang berantakan'


Sial.

Something New Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang