:: pt 1 ::

1.2K 149 6
                                    

Tokyo, 2045

Perkembangan teknologi melaju pesat. Nyaris tiada pekerjaan tanpa teknologi maupun gadget canggih, tentu saja itu mempermudah pekerjaan manusia. Hampir 75% pekerjaan saat ini tertangani oleh robot-robot cerdas dan canggih. Manusia hanya cukup duduk dan memerintah.

Tidak ada yang menyangka kemanjuan teknologi masa kini membuat dampak yang sangat buruk bagi kesehatan umat manusia, di karenakan jarangnya berinteraksi dengan sesama, berolahraga dan bekerja. Sampai pada titik di mana mereka menyadari bahwa tidak semua robot itu menyenangkan.

Mereka menyebutnya Virus Robot, virus yang menyebar cepat dan belum diketahui obatnya. Menurut para ahli virus ini menyebar melalui bersin penderitanya. 

Virus robot ini membuat pasien yang terinfeksi bersikap formal pada siapapun, layaknya sikap sebuah robot pada tuannya. Di duga karena saat ini umat manusia jarang berinteraksi dengan orang lain. 

Penderita yang terinfeksi virus robot akan mengalami demam, pusing kepala dan mual dalam tiga hari. Jika dalam tiga hari itu imunitas pasien stabil, di hari keempat akan ada kemungkinan untuk sembuh. Dalam tiga hari itu pasien dapat menularkan virus tersebut melalui air liur.

Disinilah semua kisah berawal..

---

"Sam lu udah baca berita terbaru?" Atsumu melirik Osamu yang duduk di sampingnya sekilas lantas kembali fokus mengemudi. 

"Udah, tabrak lari ibu - ibu kan?" sahut Osamu malas, benar - benar bukan berita yang menarik untuknya. Dan lagipula sejak kapan saudara kembarnya itu tertarik membaca berita?

"Bukan.." Atsumu mendengus kecil, meraih ponsel di daskboard. Jemarinya lincah membuka website breakingnews dan menyerahkan ponselnya pada Osamu.

"Noh"

Sudah hampir 75.000 orang terinfeksi virus robot. Karena imunitas tubuh yang tidak stabil di masa tiga hari isolasi, penyebarannya kini semakin menjadi.

"Njir.. depresi gua lama lama kalo kaya gini Tsum. Warung onigiri langanan gua tutup gegara ni virus lu tau.." Osamu mendengus kecil, memgembalikan ponsel Atsumu.

"Lu depresi gegara itu?"

"Iyalah, lagian sejak kapan lu peduli soal beginian? Sampe baca berita segala.. kagum gua"  Osamu menatap Atsumu heran, tampak sedikit kecemasan di mata saudara kembarnya itu.

"Ya iyalah gua peduli.. coba lu bayangin lu ato gua kena trus lu jadi nurut ama gua. Kan serem.."

Atsumu tertawa kecil, entah hanya perasaan Osamu atau memang benar. Ia mendengar tawa sedih dari mulut Atsumu.

"Hust ah gak usah di bahas lagi" Osamu mengalihkan pandangan ke luar jendela.

"Hm.. lu jangan lupa maskeran kalo keluar ya Sam"

"Iye iyee"

Mobil yang dikendarai Atsumu kembali membelah keheningan malam.
Suasana makin mencengkam setiap harinya, wabah kali ini benar benar mengingatkan umat manusia akan wabah virus covid 19 yang mewabah sekitar 20 tahun lalu.

Atsumu sendiri merasa perlu, menjaga diri. Untuknya, dan untuk Osamu.

Walau selama ini ia mencondong menjadi kakak yang tidak bisa diandalkan, kali ini ia akan menjaga adiknya.

Atsumu bersumpah untuk itu.

- pocky Bokuto -

Vote + comment

ROBOT || Miya TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang