:: pt 7 ::

713 114 0
                                    

Tidak ada lagi keyakinan, Atsumu sudah pasrah pada takdirnya.
Kondisi tubuhnya drop pagi ini.

---

"Lu sakit Tsum? Tsum.."

Pintu di ketuk berkali kali, sampai akhirnya Osamu memutuskan untuk masuk.

"Tsum?" Ia mengernyit melihat Atsumu bergelung di kasur, wajahnya pucat.

"Lu.. hhh.. lu ngapain ke sini?"

"Ck, lu sakit gua mesti urus lu.. " Osamu mendekat, menjulurkan tangannya.

"Nggak usah, pergi" Atsumu menepis tangan Osamu yang hendak memeriksa suhu tubuhnya.

"Tsum gua gak bercanda ya.. tolong"

"Gua.. gua juga gak bercanda.."

Atsumu memalingkan wajahnya, kembali menutup selimut.

"Ck"

Sepeninggal Osamu, Atsumu menekan nekan dadanya. Nyeri kembali ia rasakan, kali ini lebih dari sebelumnya.

"Apa.. ini akhir yang gua dapet?"

---

Atsumu merasa, mungkin ini akhir dari perjuangannya melawan virus dua hari ini. Ia tidak bisa.

Kerongkongannya semakin kering, perih ia rasakan.

"Gua nggak akan bisa.. gua udah nggak kuat.."

Atsumu melangkahkan kaki pelan menuju kamar adiknya. Membuka pintu kamar Osamu dan melangkah masuk.

"Tsum? Ngapain lu kesini? Bukannya tadi elu yang ngu-"

BRUK

Atsumu jatuh memeluk tubuh adiknya, erat. Meremas baju Osamu keras keras, menahan pening yang amat sangat di kepalanya.

"Tsum?"

Osamu menahan tubuh kembarannya, yang ia rasa semakin mengurus. Tatapannya masih mengernyit heran.

"Tsum lu kenapa?"

Lengan Osamu balik memeluk tubuh Atsumu, menepuk nepuk punggung saudaranya pelan.

"Gua.. khhk.. gua udah st.. steril.. hhh.." nafas Atsumu kian memberat.

"Ha? Maksud lu apaan Tsum?"

"Sam.." Atsumu melepaskan pelukannya, menatap mata Osamu dalam dalam.

"Ya?"

"Gua.. kkh.. gua.. lu harus percaya.. gua sayang banget ama lu.. kkkh.."

Osamu terdiam, mengangguk cepat.

"Gua lebih sayang ama lu Tsum.. " Osamu tersenyum manis.

"Ma.. khk.. makasih" Atsumu tersenyum tipis.

"Ha?"

"Makasih.."

"Gua.. khh.. mau.. onigi.. onigiri buatan lu.. lagi.."

BRUK

Tubuh Atsumu terjatuh, pingsan. Osamu terbelalak, buru buru diangkutnya tubuh Atsumu dan di baringkan di ranjang.

"Tsum.. sebenernya lu kenapa sih?"

Osamu tak bisa menyembunyikan raut cemasnya, terburu buru mengambil kompres menurun panas.

"Tsum.. aduh.. lu kenapa?"

Jemari Osamu bergerak pelan membuka masker Atsumu, terlihat bibir kakaknya yang membiru.

"Lu harus bilang ke gua setelah sadar.."

---

Pukul 23.53

Atsumu membuka matanya, berat. Ia menatap sekeliling. Mendapati Osamu yang tertidur di sofa kamar.

"Sam.."

Mencoba bangkit, sulit. Atsumu hanya mampu menggerakkan kedua tangannya.

"Ini akhir ya.. gua.. gua udah nggak bisa lagi"

"Sam.. maafin gua yah"

Tangan Atsumu meraih buku note di meja adiknya, pelan ia menuliskan semua jawaban dari pertanyaan pertanyaan Osamu tiga hari ini.

"Semoga lu baca ya Tsum.."

Bruk

Lengan Atsumu mati rasa, tidak bisa bergerak. Note di tanganya terjatuh di bawah ranjang.

Kepalanya berdenyut keras. Serasa ada tangan yang ingin meremasnya, sesak kembali ia rasakan.

"Ini.. transformasi..?"

Dengan sisa tenaga yang ia punya, Atsumu menolehkan kepalanya. Menatap wajah Osamu.

"Sam.. Sam.. lu.. kkhk.. lu harus.. percaya.. kkhk.. gua sayang ama lu.."

"Gua.. khk.. mau.. onigiri buatan lu lagi.."

Sesak, Atsumu merasa air matanya telah luruh membasahi wajahnya.

"Makasih ya Sam, gua.. pergi.."

"Love you Osamu.."

"AARGH.. KHHHKK.."

Atsumu menahan pekikkannya, sensasi itu datang. Masa di mana ia akan berubah.

Satu menit berlalu, kini tubuh Atsumu terhempas. Terbaring di atas ranjang.

Sudah berakhir. Tidak ada yang bisa mengulang kembali.

- pocky bokuto -

Vote + comment

ROBOT || Miya TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang