03

26 10 0
                                    

Gadis itu berjalan menyusuri lorong yg mulai ramai.Semakin tingginya matahari siswa siswi pun perhalah semakin banyak yg datang.Bea berjalan sendirian seperti biasanya.Tak memiliki banyak teman namun ia bisa dibilang sangat terkenal karana keramahan dan kebaikannya.Tak perlu waktu yg cukup lama buatny untuk sampai dikelasnya yang terletak dilantai satu.

"Bea!"Teriak seseorang saat kakinya baru saja menginjak kedalam kelas.
Ia mengerutkan kenyingnya setelah tau siapa yang memanggilnya tadi.Orang itu adalah Iren.Ada apa dengan anak itu,setelah menjahilinya kemarin apakah ia akan meminta maaf atas perbuatannya.

"Kenapa?"Tanya Bea setelah beridiri didepan Iren.

"Apa sekarang lo mau tukeran tempat duduk sama gua?"Tanyany tanpa merasa bersalah sedikitpun atas perbuatannya kemarin.

Bea sedikit melirik kearah Kara yang sudah duduk anteng ditempatnya dengan earphone menempel dikedua telinganya.

"Gua ngk akan pindah" Tegas Bea.Nth mengapa ia tak ragu buat menolak ajakan Iren.Setelah menyelesaikan kalimatnya Bea berjalan kearah tempat duduknya tanpa memedulikan muka Iren yang sudah merah padam.

Awas aja lo Bea gua akan buat lo nyesel.(batin Iren)

Setelah sampai ditempat duduknya Bea meletakkan ransel miliknya dan melakukan ritual paginya seperti biasa.Kara yang merasa terganggu dengan orang disampingnya itu menoleh kearah Bea dan menatapnya heran.Mengapa gadis ini masih disini?Bukannya kemarin ia ingin pindah,walau Kara sempat menghalanginya tetapi kan dia sudah memberinya peluang untuk pindah.

"Lo ngapain disini?"Tanyanya heran sambil melepas kedua earphone ditelinganya.

"Suka suka gua dong ini kan tempat duduk gua"Jawab Bea tanpa menoleh sedikitpun kearah Kara.

"Tapi bukannya lo mau pindah?" Tanyanya lagi.

"Ngk jadi"Jawab Bea cuek kemudian melanjutkan tidurnya.

***

Sudah 1 minggu sejak kepindahan Kara kesekolah ini dan sejak 1 minggu itu pula Bea diteror oleh Iren dan geng geng nya.

Hari ini tepat disenin pagi Bea menyusuri lorong yang cukup sepi.Waktu menunjukkan masih sangat pagi sekali,ia datang pagi bulan karna kemauannya tapi terpaksa karna ayahnya yg mengantarkannya ke sekolah harus sampai dikantor cepat daripada waktu biasanya.Katanya sih ada urusan mendadak dan Bea sudah menyarankan agar ia naik angkot saja,tapi ayahnya bersikeras agar tetap mengantarkannya.Dan disinilah ia sekarang silorong sekolah yg cukup sepi,paling hanya ada beberapa siswa yang datang.

Saat tengah asik berjalan sambil menikmati udara yg segar tiba tiba saja tangannya ditarik oleh orang dari arah belakang.Ia sangat terkejut pikirannya melayang,dan mulutnya tak henti henti membaca semua doa yang ia hapal berharap yg menarikny tadi adalah tangan manusia.

Merasa bahwa cekraman ditangannya itu makin erat ia berusaha membuka matanya yang sejak tadi ia pejamkan. Ia bernapas lega ternyata ini adalah tangan manusia.

Itu Iren ternyata.Ada apa lagi dengan anak ini,mengapa pagi pagi buta ia sudah sampai disekolah dan mencari keributan.Bea sesikit kesal,mengapa harus sepagi ini.Siangan dikit bisa kan?Dia benar benar tak habis pikir dengan anak ini.

Langkah Iren berhenti disaat mereka berdua telah sampai ditoilet sekolah. Oh shit!semoga apa yg Bea pikirkan tak terjadi.

"Udah satu minggu gua kasih lo waktu buat lo mikir mateng mateng.Tapi kayaknya lo ngk kapok kapok juga ya Be"Ucapnya tiba tiba dan Bea pastinya sudah tau arah pembicaraann ini kemana.

"Masalah lo apa sih Ren.Kalo lo mau sama Kara,yaudah ambil.Jangan usik kehidupan gua" Kesal Bea.

"Ambil kata lo!Lo sadar ngk kalo lo itu penghalangnya Be,lo itu udah terlanjur dekat sama dia.Coba aja dari awal lo ngasih gua jalan,mungkin urusannya ngk seribet ini kan"Kata  Iren lagi dengan sedikit menaikan nada suaranya.

FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang