05

16 7 0
                                    

Bea mengerjapkan matanya tatkala sinar fajar masuk melalui celah celah jendela di kamarnya.Jam menunjukkan pukul 8 pagi.Ia tak sekolah hari ini dikarenakan hari ini adalah hari minggu.Ia mulai bangkit dari tempat tidurnya,berencana akan memulai kegiatan mingguannya dari mencuci pakaian dan lainnya.

Seperti biasanya minggu ini hanya ada dirinya dan pembantu rumah tanggany yg berada di rumah.Papanya?entahlah mungkin masih sibuk mengurusi pekerjaannya. Bebarapa hari lalu Papanya berpamitan padanya untuk pergi keluar kota sekita 3 atau 4 mingguan. Ia meninggalkan semua keperluan Bea seperti uang jajan dan lainnya. Tapi Bea tak memerlukan semua itu, ia hanya ingin papanya orang satu satunya yang ia punya berada didekatnya.Walaupun Bea melarang papanya untuk pergi papanya pasti akan tetap pergi dengan alasan untuk masa depan Bea.Mau tak mau Bea terpaksa mengizinkannya.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan yang ia bisa dibatu oleh Bi Ina pembantu dirumahnya itu,ia beristirahat bebarapa menit kemudian memilih mandi karna ia merasa badannya cukup banyak mengeluarkan keringat dan lengket.

Setelah selesai mandi,Bea perbikir rencana apa yg akan ia lakukan pada minggu ini.Cukup lama berpikir akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke minimarket terlebih dahulu setelah itu pergi ketoko buku yang tak jauh dari minimarket tersebut.

Hanya beberapa makanan saja yang ia beli diminimarket itu.Setelahnya ia membayar makanana yg ia ambil kepada kasir dan pastinya ia tak akan lupa membawa dompet miliknya lagi.

Tujuannya kini hanya ketoko buku itu sambil membaca novel dan memakan makanan yg ia beli tadi.Saat asik berjalan sambil bersenandung kecil tak sengaja matanya menangkap sosok tinggi yg semalam menyelamatkan dirinya.Iya dia Kara. Mengapa ia disana?dan ternyata ia tak sendirian.Bea lihat ia bersama gadis yang ditemuinya di Caffe semalam.Mereka bertenggar.Kara maupun cewek itu tampaknya sama sama marah.Ntah apa yg mereka katakan Bea tak tahu.Bea berdiri tepat disembrang jalan tempat mereka berdua bertengkar.Tampak beranjak sedikitpun Bea tetap fokus memperhatikan kedua orang itu.

Plak

Tangan gadis itu berhasil mendarat dipipi Kara.Bea yg melihat itu menutup mulutnya kaget.Kemudian Bea juga melihat gadis itu berlari dengan isak tangis meninggalkan Kara sendirian.

Tatapan mereka bertemu ketika Kara berbalik badan menghadap kearah Bea yang daritadi tak kunjung beranjak dari tempatnya berdiri.

***

Kedua remaja itu masih tak ada yang membuka suaranya.Sejak 30 menitan dari pertemuan mereka keduanya sama sama bungkam.Baik Bea maupun Kara keduanya tetap diam. Kini mereka berada disebuah tempat duduk yg berada ditaman tempat mereka bertemu tadi.Kara maupun Bea sibuk dengan pikirannya masing masing.Sampai satu suara yabg keluar dari mulut Kara memecahkan keheningan itu.

"Ngapain disini?"Tanya Kara.

"Jalan jalan aja"Jawab Bea tanpa beralih menatap Kara.

Setelah percakapan singkat itu mereka berdua kembali hening.Namun Bea yang tak tahan dengan rasa penasarannya yang dari tadi ia sembunyikan akhirnya berani bertanya kepada Kara.

"Itu tadi siapa?kalau boleh tau.Tapi kalo lo ngk mau jawab juga gpp.Gua ngk maksa kok"Tanya Bea akhirnya sedikit ragu ragu.

"Kakak gua"Jawab Kara yg tak terduga.Bea kira Kara tak akan mau menjawab pertanyaannya.

"Lo berantem sama kakak lo?" Tanya Bea lagi sedikit ragu.Tak menjawab Kara hanya bergumam mengiyakan pertanyaan yang Bea lontarkan tadi.

"Sorry ya,gua lancang banget pengen tau urusan lo.Gua juga pernah liat lo di Caffe semalem.Tapi beneran gua ngk ada maksud buat pengen tau segala urusan lo.Itu tu cuma kebetulan aja,gua juga ngk nguping kok.Beneran"Kata Bea sambil membentuk jari seperti ✌.

FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang