Tragedi di Bandara

2 4 0
                                    


Selamat sore semua
Bagaimana dengan hari kalian?
Semoga selalu bahagia dan dalam lindungan Allah SWT. Amin😊

Kali ini Author hadir dengan membawa Part yang menegangkan
Ayo kuy baca jangan lupa tinggalin jejak

Happy reading ❤️

Didalam angkot, Muvria menghembuskan npas lega. Akhirnya Tuhannya mengabulkan permohonannya. Ia tak hentinya mengucapkan syukur dalam hatinya.  


"Kamu tidak apa-apa nak? Lututmu tanpaknya parah."

Muvra mendongakkan kepalanya menatap ibu yang menyapanya.

"Saya tidak apa-apa Bu, terimakasih" jawab Muvria sopan.

Muvria mengarahkan pandangannya kedepan menatap kearah pria paruh baya yang sedang fokus mengemudi, "Terimakasih Pak Ari" ujarnya tulus.

Pak Ari melirik Muvria melalui kaca kemudinya, "Sama-sama Nak" balasnya empati.

"Sungguh malang nasibmy Nak, kamu harus berhadapan dengan Mami Xelin," Ibu itu berkata iba.

Muvria hanya diam seraya berfikir keras kemana langkahnya selanjutnya.

"Ibu tadi dari apotek, ini ada anti septik, ayo obati lukahmu agar sakitnya berkurang" jelasnya wanita itu panjang seraya menyerahkan obat yang berada di kantong plastik putih itu kepada Muvria yang langsung diterima gadis itu tak lupa ia mengucapkan terimakasih tulus.

"kita tidak bisa pergi lebih jauh lagi Ria, maafkan Bapak! Bapak hanya bisa mengantarmu sampai sini." Suara bariton Pak Ari membuat Muvria menoleh seketika.

"Cepatlah tinggalkan kota ini dan jangan berfikir untuk kembalui apapun alasannya, berusaha lah untuk tidak tertangkap," jelas Pak Ari panjang. Dalam setiap perkataannya terdapat nasehat yang sangat berarti bagi Muvria.

Tak bisa dijabarkan dengan kata-kata, Muvria sangat berterimakasih kepada Pak Ari dan penumpang lainnya. Tanpa bantuan mereka, Muvria tidak akan tahu apa yang akan terjadi kepadanya, bahkan membayangkannya pun Muvria takkan sanggup.



                          💥💥💥

Bandara internasional Minangkabau

Suasana bandara sangat ini terlihat sangat ramai. Banyak orang berlalu lalang.

Ditengah kerumunan, Muvria berjalan tertatih. Luka di kakinya masih terasa sakit. Ia ingin sekali mengistirahatkan dirinya, tapi itu tidak mungkin mengingat posisinya sekarang.

Benar kata Pak Ari. Sejauh mana ia melangky maka Mami Xelin dan bawahnya akan berusaha untuk menangkap nya. 

Pantas saja Mami Xelin ditakuti oleh beberapa penduduk kampung di padang. Banyak orang yang menghindar berurusan dengannya karena jika itu terjadi sama saja menghancurkan dunianya, sebab apa yang sudah berada di tangan Mami Xelin maka itu tidak akan mungkin lepas. Jika berharap sama saja seperti orang bodoh berharap kertas yang sudah terbakar kembali seperti semula.

Sama halnya seperti sekarang. 
Ditengah rame nya insan yang memasarkan bandara, Mami Xelin dan bawahnya terus berusaha untuk menemukan Muvria.

Gadis malang itu berusaha untuk terlihat biasa saja seolah-olah bukanlah orang yang diincar, ia berjalan santai di tengah keramaian agar tidak ketahuan. Sampai tak sengaja salah satu bawahan Mami Xelin melihat Muvria dan saat itu Muvria langsung kabur menerobos rame nya umat yang ber—lewatan. Hingga tak sengaja Muvria menabrak kasar tubuh seseorang.

"Maaf Nona! Anda tidak apa-apa?"

Muvria tertegun, sedikit keraguan ia mengangkat kepalanya menatap sosok pria di hadapannya.

Pria itu menggunakan kemeja biru langit dengan dasi hitam yang melingkar di lehernya. Jasnya yang dilipat rapi tertaut di tangan kirinya.

Pria itu melongo, terkejut melihat Muvria. Wajah gadis itu terlihat sangat cantik, tetapi berbeda dengan penampilannya yang sangat berantakan.

Muvria menatap pria itu dengan intens. Ia tidak dapat mengenalinya karena matanya terhalang oleh kaca mata hitam yang dikenakan nya. 

Satu yang diyakini Muvria bahwa pria ini bukan orang asli sini dan ia pria baik-baik melihat bagaimana laki-laki berbicara.

"Tuan, tolong selamatkan saya!"

Pria itu melongo tak kaget sembari berusaha mencerna kata-kata Muvria barusan, merasa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"A—apa maksud kami? Tolong apa?" gagapnya.

Mata Muvria berkaca-kaca siap untuk mengalirkan air terjun kepedihan. Melihat reaksi pria dihadapannya membuat harapannya menepis kalau pria ini bisa membantunya.

Suara hentakan kaki semakin terdengar mendekat membuat Muvria langsung kalang kabut diiringi rasa takut yang luar biasa.

"Tolong saya Tuan!" mohon Muvria dengan kedua tangan yang menyatu.

"Tolong, sekali ini saja tolong sembunyikan saya!" lirih nya ingin menangis.

Melihat ekspresi wajah Muvria sebenarnya ia tak tega, tapi ia masih belum paham maksud dari gadis di hadapannya ini.

"Sembunyikan apa maksud kamu?" tanyanya masih tak mengerti dan saat itu juga ia refleks terkejut saat Muvria dengan gerakan cepat langsung menubruk tubuhnya.

Seluruh tubuh pria itu seakan kaku. Bibirnya keluh untuk mengeluarkan kata barang satu Hurip pun. Kejadian tiba-tiba seperti ini membuatnya sangat syok.

"Tolong"

Suara gadis itu terdengar sangat pelan Namun, itu dapat di dengar jelas oleh pria tersebut.

Ia tidak tahu harus berbuat apa? Dari nada yang keluar dari mulut wanita yang memeluk nya ini, terdengar bergetar sangat ketakutan. Dan ia terlihat sangat rapuh. Tiba-tiba rasa ingin melindungi terbesit olehnya.

Tak jauh dari tempat mereka berada. Ia melihat beberapa pria berpenampilan seram sedang berlari, sepertinya sedang mencari seseorang.

"Mungkin mereka maksud gadis ini" batinnya memperhatikan gerak-gerik orang-orang tersebut.

Dan saat itu juga ia langsung mengibaskan jas yang semula berada di tangannya kemudian ia gunakan untuk menutupi kepala mereka agar tidak terlihat.








Mohon dukungan dari pembaca dan jangan lupa tinggalin jejak

Jika berkenan mohon singgah di cerita ku yang lain

Salam leterasi
Terimakasih dan sampai jumpa di part selanjutnya 😊😊

Jangan lupa  mampir di Novel author yang lain

#Allow me to Stay with You
#Bad Lady id Leader of Love Gang

                                                                  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jangan Rebut Hak KamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang