Di saat semua staf kantor kebingungan mencari keberadaan Andreas, Renata masih tidur di dalam mobilnya. Dia masih memakai pakaian kemarin dan rambutnya pun acak-acakan. Tidak lama kemudian dia mendengar suara pintu mobil yang di tutup dengan keras, Renata mulai membuka mata dan melihat keluar dari kaca mobilnya.
Parkiran sudah penuh dengan mobil, berarti semua pekerja di ARSeven sudah berangkat. Renata melihat jam di layar DVD mobilnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat saat ini pukul tujuh. Renata segera mengambil baju dengan sembarangan dari dalam tas dan membawanya keluar dari mobil.
Renata memakai kain panjang untuk menutupi tubuh dan wajahnya, supaya tidak ada yang melihat kondisinya yang cukup mengenaskan. Renata berjalan mendekati toilet dan masuk ke dalamnya.
Renata meletakkan semua peralatan dan perlengkapan, dari baju, sepatu, sabun, sikat gigi dan alat make up yang biasa dia bawa saat ke kantor. Setelah mandi dan berganti pakaian, dia baru teringat jika dia tidak membawa pasta gigi, tampa ambil pusing dia mengosok gigi tanpa pasta gigi. Setelah itu dia mulai berias dan memakai parfum.
Setelah selesai bersiap-siap dia segera keluar dari toilet dan menaruh semua barang kembali ke dalam mobil. Renata kembali merapikan bajunya dan berjalan menuju kantor. Sebenarnya Renata ingin sekali cuti dan memikirkan tindakan selanjutnya, tetap tinggal di Bali atau pulang ke Jogja. Tapi Renata sudah menghabiskan uang cukup banyak untuk membeli segala perabotan dikontrakan yang sekarang sudah terbakar.
Paling tidak Renata harus bekerja untuk mengembalikkan uang yang sudah hangus akibar kebakaran yang menimpa kontrakannya. Sesampainya di ruang security, Renata finger print pukul setengah sembilan. Renata kemudian masuk dan tidak melihat satu orang pun. Kemudian dia naik ke lift dan sampai di lantai tiga untuk berbicara pada HRD.
Dari lantai tiga, dia bisa melihat saat ini di depan lobi ada mobil polisi dan beberapa orang berseragam yang sedang berjalan memasuki kantor. Renata tidak memperdulikan hal itu dan kembali berjalan menuju ruang Mr. Anang. Renata hanya ingin sedikit bercerita tentang masalahnya, mungkin saja Mr. Anang bisa memberinya solusi, atau tempat tinggal sementara.
Di saat, Renata berdiri di depan pintu sambil membenarkan bajunya yang sedikit lusuh, tiba-tiba seseorang menekan bahunya ke depan sehingga Renata memepet pintu. Renata berteriak dan meminta siapapun itu untuk melepasnya.
“Apa anda saudari Renata?” tanya orang di belakangnya.
“I-iya,” ucap Renata dengan pipi yang menempel pada pintu.
Kedua orang di belakang Renata adalah polisi yang Renata lihat tadi. Renata bingung, kenapa polisi itu menangkapnya, apa yang telah dia perbuat sampai dia di perlakukan seperti penjahat? Semua staf kantor mulai melihat ke arahnya, Renata semakin malu dan kebingungan. Sekali lagi kesialan menimpa dirinya.
“Dia, dia yang mau culik tuan muda waktu di pantai,” ucap seseorang.
Polisi itu menarik tubuh Renata dan mencekal kedua tangannya ke belakang. Renata menatap wanita berpakaian baby sitter yang pernah dia temui di pantai.
“Lo!” ucap Renata dengan mata yang berkaca-kaca.
“Benar pak, dia orangnya,” ucap Sesil pada polisi.
“Gue bukan penculik. Gue cuma ajak dia ngobrol.”
“Halah, mana ada penculik ngaku. Bawa aja pak,” ucap Sesil.
“Pak, saya bukan penculik,” ucap Renata pada kedua polisi itu.
“Saudari Andreas hilang sejak kemarin sore, dan pak Arjuna melaporkan jika anda yang sudah menculiknya. Sekarang anda ikut kami ke kantor polisi,” ucap polisi itu sambil memborgol tangan Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Not FINE! [Completed]✓
Chick-LitWattys2021 - CHICKLIT Setelah lulus kuliah, Renata diterima bekerja sebagai content creator di salah satu perusahaan. Namun di hari pertama gadis itu bekerja, ia terus dirundung kesialan. Usut punya usut, kesialannya bukan karena tindakan senior jai...