PART 2 Meet Andreas

310 34 10
                                    

Di siang hari yang cerah, Renata dan Siska berjalan di koridor lantai tujuh sambil meminum kopi cup. Jam istirahat masih setengah jam, dan Renata berencana untuk kembali ke ruangnya. Di sepanjang perjalanan menuju Editing Room, Renata melihat lantai kotor dengan lumpur tanah, sedangkan orang cleaning service sedang membersihkan bekas jejak sepatu anak kecil itu.

"Hah, anak kecil itu ke sini lagi." Ucap Siska sambil menghela nafas.

"Siapa?"

"Ponakan ibu GM." Ucap Siska, GM adalah singkatan dari General Manager.

"GM-nya itu siapa sih?"

"Namanya itu ibu Anes. Orangnya galak, disiplin dan ketat. Sebenarnya teman trainee aku ada dua orang tapi yang satu di pecat sama ibu GM. Gara-gara dia nggak bawa ID card."

"Segitunya?"

"Iya. Dan ponakannya itu ngeselin, nakal, resek, suka teriak-teriak, jahil, pokoknya bikin tambah stres." Ucap Siska.

Entah kenapa mendengar cerita dari Siska, Renata sudah kesal dengan anak kecil itu. Bagaimana jika anak kecil itu juga mengganggunya? Renata kan tidak suka anak kecil, bahakan Renata tidak akrab dengan ponakan-ponakannya.

"Emang orang tuanya nggak bisa jagain anaknya?"

"Nah itu yang nggak gue tau. Katanya sih itu anak korban broken home, makanya yang jagain ibu GM." Ucap Siska.

"Masih dua puluh menit. Gue mau tancap dulu di toilet." Ucap Renata.

"Ya udah sekalian, gue juga mau cuci wajah. Ngantuk banget habis makan."

Mereka berdua pun berjalan menuju toilet yang letaknya tidak jauh dari ruang editor. Sesampainya di toilet mereka segera melakukan aktivitasnya masing-masing. Renata berdiri di depan wastafel sambil memoles bibir dengan lipstik merah sedangkan Siska membasuh wajah lalu mengeringkannya.

Di saat Siska sibuk menata rias wajahnya setelah cuci muka. Renta malah penasaran dengan suara air dari dalam toilet, suara air itu terdengar terus menerus dan seperti di arahkan ke pintu toilet. Renata mendekati pintu toilet itu dan melihat air yang keluar dari dalamnya.

"Siapa di dalam?" tanya Renata.

"Ada apa Ren?" Siska menoleh ke arah Renata.

"Ini, ada yang main air di dalam. Sampai banjir kaya gini. Woi! Buka pintunya!" Renata menggedor-nggedor pintu yang terbuat dari kaca hitam itu.

"Jangan-jangan ada yang lagi mau bunuh diri lagi di dalem." Ucap Siska dengan khawatir.

"Masa sih? Buka pintunya! Buka atau gue dobrak!" teriak Renata dengan keras.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan menampakkan anak kecil berdiri di atas closet sambil mengarahkan shower toilet ke arah Renata dan Siska. Anak kecil itu menyemprotkan air itu ke wajah dan muka mereka berdua. Seketika air membasahi tubuh mereka.

"Aaaa." Renata berteriak kesal, lalu masuk ke dalam toilet sambil merebut shower toilet dari anak kecil itu.

Anak kecil itu malah menertawakan wajah Renata dan Siska yang basah kuyup. Renata mengusap wajahnya dan meludahkan air yang sempat masuk ke dalam mulutnya. Tidak lama itu seseorang masuk ke toilet dan melihat kekacauan yang terjadi di dalam toilet.

"Andreas!" ucap perempuan yang baru masuk ke toilet. Renata menatap perempuan itu dengan kesal, sepertinya orang itu ibu dari anak bernama Andreas.

"Hah. Buk kalo punya anak itu di jaga! Lihat apa yang anak ibu lakuin ke saya?" tanya Renata dengan keras dan kesal.

Siska menarik lengan baju Renata, seakan-akan dia meminta Renata untuk diam. Renata kembali mengusap wajahnya lalu menatap anak kecil itu.

It's Not FINE! [Completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang