"Semuanya dengerin Jenggala!" teriak Jenggala.
Mereka lagi kumpul di kamar Sky. Setelah kejadian Natta yang bikin moodnya Bumi rada goyang, mereka menyempatkan diri untuk berkumpul demi mengembalikan mood seorang Bumi.
"Eh, ayo dengerin Jenggala ngomong dulu," tegur Sheila.
Al sama Sky yang lagi ngakak sendiri mendadak diam kena teguran Sheila. Disa mengacungkan kedua ibu jarinya ke Sheila karena berhasil membuat si beo Al diam.
"Semuanya makasih udah jauh-jauh ke Singapore. Mau ngomong besok tapi takut basi."
"Dibayarin ini sama lo!" sahut Al yang langsung dipukul Disa.
"Sama-sama, Jen!" teriak Alea kesenangan.
Lagi pada happy tapi tiba-tiba ponsel Sky berdering dan yang menelepon itu ayahnya. Ayah Sky jarang banget telfon kayak gitu jadi sudah bisa dipastikan ini hal serius.
"Angkat," perintah Kay.
Kay tau seberapa malas seorang Sky menerima telpon dari orang tuanya. Cuma ya gitu namanya orang tua harus tetap dihormati. Sky benci orang keras kepala dan ayahnya adalah manusia terkeras kepala yang ada di muka bumi ini.
"Lagi ngobrol sama lo pada, entar aja."
"Angkat, Sky," perintah Sheila.
Sheila tuh kayak ibu peri. Sky, Kay, Al, Bumi sama Jenggala gak ada yang berani nolak perintah dia atau sekedar gak sejalan sama pemikiran Sheila. Gak tau Sheila pake pelet apa tuh.
"Halo," kata Sky menjauh sedikit.
Suasana jadi tenang karena mereka memberikan pengertian untuk Sky.
5 menit, 10 menit, Sky belum balik. Mereka menatap Sky bingung sekaligus khawatir takut-takut ada kejadian tidak enak yang terjadi di Jakarta atau bagaimana juga mereka tidak tahu. Mereka hanya menebak-nebak sekarang.
"Lusa bokap gue mau ketemu," ungkap Sky.
Raut wajahnya datar walaupun ada kekhawatiran, mereka semua menyadarinya itu. Sky juga gak tau kenapa, jadi kenapa harus dipikirkan sekarang?
"Udah gak usah dipikirin. Mending kita lanjut seneng-seneng lagi aja deh," kata Sky gak mau pusing.
"Baik-baik aja kok semuanya pasti," gumam Sheila pelan.
"I hope," jawab Sky pasrah.
Mereka main UNO stacko hasil buah tangan Kayla dari Jakarta ke Singapore. Kay udah marah-marah waktu kemarin di cabin pesawat si UNO stackonya jatuh dari tas jinjing Kayla terus berceceran di bawah. Alhasil, Kay sama Kayla dengan paniknya mungutin UNO stacko di lantai pesawat sambil dilihatin orang-orang.
Jujur, itu momen paling menakutkan dihidup Kay. Sebelumnya, Kay gak pernah takut apa-apa bahkan pocong mau nyamperin Kay juga udah insecure duluan.
Kalau ditanya hubungan Kay sama Kayla itu membaik banget, Kay orangnya gak terbuka tapi sekarang sama Kayla apa aja diceritain.
"Kay, kenapa kalau lipstik cewek tuh suka bingung pake warna apa? Padahal aku lihatnya sama aja," tanya Kay.
Kayla menggeram gemas. "Iya itu karena kamu bukan cewek jadinya kamu bingung."
"Kok kamu pinter ngomong sih sekarang?"
"Iya, kebanyakan pacaran sama kamu jadinya ketularan pinter deh," jawab Kayla enteng.
Kay terkekeh. "Ya udah mau dikurangin aja?" ledek Kay.
Kayla langsung memukul lengan Kay. "Gak mau!" pekiknya lalu memeluk lengan yang ia pukul tadi posesif.
"Berdua aja emang yang lain ngontrak apalagi Bumi sama Sky," sindir Al yang uwu phobia.
Al benci liat orang mojok kayak gitu. Semuanya gak boleh mojok kecuali dia sama Disa! Sayangnya, Al mau ngajak Disa mojok udah ciut duluan nyalinya.
"Sirik Al bawel!" kata Kayla.
Disa menyaksikan Kayla dengan menahan tawanya. "Kay, lo pacaran sama bocil berapa tahun?" sindir Disa.
Kay memperhatikan gaya berpakaian Kay yang kayak anak-anak, bahkan Kay akui Cilla sama Alea lebih dewasa gaya berpakaiannya.
"Kira-kira 12 pangkat 3 lah, Dis. Masih kecil. Kemarin baru bisa manggil sayang," jawab Kay.
Sisi baru Kay yang terbuka karena Kayla. Kaget kan Kay bisa ngereceh kayak Al sama Alea?
"Aduh, Alea gak mau pulang!"
"Ya, gak usah pulang," sahut Bumi.
"Nyari cowok aja kali ya di Singapore," gumam Alea.
"Nyari dimana, Le?" tanya Sheila.
Alea menggerdikkan bahunya. "Kak Shei, mejeng yuk di taman belakang siapa tau ada yang nyantol," ajak Alea.
Sebenarnya Alea beneran ngomong kayak gini. Ngelihat Kayla, Disa sama Cilla bahagia banget bikin dia mau punya pacar. Kan iri lihat Cilla disayang banget sama Jenggala, Jenggala tuh jaga Cilla kayak jaga nyawa sendiri.
"Gak!" jawab Bumi sama Sky serentak.
"Cih, temen kok posesif," cibir Alea kesal.
***
"Lo belom ngantuk?" tanya Sky yang tiba-tiba mergokin Sheila lagi ngadep balkon kamar.
Sebagai malam terakhir, mereka berencana gak ada yang tidur karena mau menghabiskan waktu bareng-bareng di kamar ini. Jadinya sekamar rame-rame gitu, sesek tapi seru.
"Belom," jawab Sheila singkat.
Jujur, buat Sky, Sheila itu cewek paling gak peka di dunia. Rahasia terbesar Sky yang sahabat-sahabatnya udah sadar aja, cewek ini belum sadar juga.
"Banyak pikiran?"
Sheila menggeleng. "Dikit," jawabnya. Ngegeleng tapi jawabannya iya. Dasar cewek!
"Gara-gara kamu kasih aku dream catcher, aku jadi bergantung sama barang itu. Padahal mah cuma sugesti kan?"
"Gak tau. Bisa aja beneran. Kita kan gak bisa lihat alam lain," Sky langsung berhenti diakhir kalimatnya. "Eh, lupa. Lo bisa ya?"
Sheila cekikikan. "Aku bahkan tau dibelakang kamu ada apa."
"What? Jangan kasih tau lo ya!" ujar Sky bergidik ngeri.
"Bad boy kok cemen," ledek Sheila.
"Sering-sering santai kayak gitu, Shei. Hidup lo kaku banget sih."
"Kayak tau aja kamu tentang hidup aku," kata Sheila.
"Makanya terbuka.."
Malam ini, menjadi saksi bahwa seorang Sheila menceritakan sebagian kisah masa lalunya ke Sky. Sebagian besar hanya menceritakan masa-masa sekolahnya bagaimana ia tergabung dengan group debat, menang olimpiade sampai dikejar anjing.
Semua cerita Sheila diiringi dengan suara sumbar Bumi dan Alea yang gak berhenti bernyanyi.
Gak mau pulang, maunya digoyang.
Iya, mereka semua lagi dangdutan kecuali Sky sama Sheila dan Kay yang menatap mereka semua dengan tatapan heran.
![](https://img.wattpad.com/cover/270496777-288-k638113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Roommate ✔
FanfictionAda 5 tipe cewek menurut geng uget-uget Kosan 127: 1. Galak kayak Disa. 2. Iseng kayak Kayla. 3. Lembut kayak Sheila. 4. Bawel kayak Alea. 5. Moody kayak Cilla.