Nice to Meet You

160 20 1
                                    

Diandra dan Sherin akhirnya pulang setelah hampir seharian meeting dengan klien mereka. Keduanya kembali ke crossroads saat pukul lima sore. Jam rawan dimana tubuh yang lelah ingin segera terlelap dalam tidur. Seperti halnya Sherin yang langsung merebahkan tubuhnya dan terlelap begitu saja. Diandra juga sama lelahnya, terlebih ini merupakan meeting pertamanya setelah tujuh tahun yang lalu Ia memutuskan untuk berhenti menjadi seorang model.

Diandra masuk ke kamar Hanabi dan berniat untuk segera tidur karena Ia begitu lelah akibat aktivitasnya hari ini. Namun tanpa disangka, Diandra justru mendapati sebuah pemandangan yang selama ini selalu Ia rindukan untuk dilihat kembali. Pemandangan dimana Hanabi tertidur lelap bagaikan seorang bayi yang baru lahir. Begitu tenang untuk dipandang. Sebelum mendekati Hanabi yang sedang tertidur, Diandra terlebih dahulu membersihkan kaki dan tangannya. Barulah kemudian Ia membaringkan tubuhnya tepat di samping Hanabi dan memandangi wajah tenang gadis itu dengan hikmat. Tangannya tergerak untuk merapikan rambut Hanabi yang menutupi wajah cantiknya. Elusan pelan juga Diandra daratkan di pipi Hanabi yang semakin tirus dibanding tujuh tahun lalu. Semakin lama Diandra memandangi wajah Hanabi, membuat memorinya kembali memutarkan penggalan kisah bahagianya bersama Hanabi tujuh tahun yang lalu.

Winter, 16 Januari 2013

"Sial!" Diandra mengumpat pelan saat Ia melihat tampilan menyeramkan dari guru BKnya yang sudah menunggu di hall utama Sekolah Khusus Wanita Alexandria.

Diandra terlambat lagi karena schedulenya yang sangat padat akhir-akhir itu sehingga menyebabkan Diandra selalu menyelesaikan photoshootnya hingga dini hari. Bahkan hari ini saja Ia baru bisa tertidur pada pukul lima pagi.

"Diandra Safa Kagami! Tidak ada toleransi lagi hari ini, segera bersihkan Ballroom Camelia hingga pelajaran pertama selesai!"

Tanpa berkata apapun, Diandra pasrah menerima hukuman itu dan berjalan gontai menyusuri koridor menuju Ballroom Camelia. Sekolah Khusus Wanita Alexandria memang cukup unik, dimana sekolah ini memberikan nama setiap fasilitas ruangan dengan nama-nama bunga. Seperti halnya dengan ruangan bernama Ballroom Camelia yang akan Diandra bersihkan hari ini, yang mana ruangan ini merupakan ruang theater. Kemudian ada Ballroom Calendula yang merupakan ruang musik sekaligus ruangan yang biasa digunakan untuk pensi tahunan tiap angkatan. Selanjutnya adalah Ballroom Gladiola yang merupakan ballroom utama dimana ballroom ini digunakan untuk acara penyambutan siswi baru dan acara kelulusan. Dan yang terakhir adalah Ballroom Violet, yang memiliki fungsi sebagai gedung olahraga indoor dimana terdapat lapangan basket, badminton, volley, serta trek lari di ruangan tersebut.

Walaupun Ballroom Camelia tidak seluas Ballroom Violet, namun tetap saja membayangkan akan membersihkan ruangan itu seorang diri membuat Diandra sudah lelah terlebih dahulu. Ditambah Ia yang hanya tidur selama satu jam semakin membuat Diandra melangkah dengan gontai.

Diandra tiba di pintu masuk Ballroom Camelia dan mendorong pelan pintu tersebut dengan sisa tenaganya agar terbuka. Namun sebuah tangan terulur dan membantu Diandra membuka pintu berwarna coklat itu. Diandra sedikit terkejut dengan kehadiran seseorang itu secara tiba-tiba, namun Ia enggan melontarkan sepatah kalimatpun dan memilih untuk berdiam diri.

"Lo mau sampe kapan cuma diem disitu?"

Suara berat dan dingin yang seseorang itu lontarkan memenuhi indera pendengaran Diandra. Ia tersadar dari lamunannya dan seketika gugup saat matanya tak sengaja terkunci oleh sorot pandang dari seseorang itu.

Aruna Hanabi, seseorang yang kemarin tak sengaja menubruk tubuhnya saat mereka sama-sama datang terlambat.

Diandra yang semula merutuki dirinya karena kembali datang terlambat pagi ini, mendadak berubah pikiran. Entah kenapa, melihat Hanabi yang kini bersamanya di Ballroom Camelia membuat Diandra justru bersyukur karena Ia terlambat hari ini. Diam-diam Diandra melirik Hanabi yang kini sedang membersihkan lantai sembari tersenyum kecil. Anehnya, senyuman itu sama sekali tak disangka Diandra akan muncul di wajahnya.

Goodbye Summer [WONB - Sowon Sinb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang