Bab 11: Penyelamatan

41 19 1
                                    

Tama kembali memakai perlengkapan renangnya, kali ini ia tidak mengajak Jojo untuk menemaninya, karena Jojo yang tidak bisa berenang. Tama takut apabila makhluk air itu sudah menyiapkan perangkap untuk mereka, apalagi teringat terowongan yang mereka lalui itu. Terowongan itu sangat gelap dan tertutup, ia ragu jika cahaya matahari mampu masuk dan menyinari terowongan, walaupun sebenarnya ia juga sedikit khawatir jika harus meninggalkan Jojo dengan Fredi.

“kau harus kembali Tam” ucap Jojo menatapnya khawatir

“Aku ada permohonan sebelum aku pergi” Jojo tampak penasaran dengan permintaan Tama kali ini, karena sahabatnya itu jarang sekali meminta sesuatu darinya, bahkan saat Tama ulang tahun ia tidak meminta apapun dari keempat sahabatnya.

“kalau aku kembali, kau harus memanggilku kakak” ucapan Tama membuat Jojo diam, permintaan itu sangat sederhana, tapi bagi Jojo memanggil Tama dengan sebutan Kakak benar-benar memalukan, Leo juga pernah menyuruh Jojo memanggilnya dengan sebutan itu namun Jojo dengan keras menolaknya, karena usianya dan Leo hanya berbeda lima bulan.

“selain itu, itu benar-benar memalukan aku tidak ingin memanggilmu kakak!” ucap Jojo cemberut

“Kau ini memang sangat tidak sopan, aku lebih tua satu tahun dari mu, jika kau lupa. Kau malah memanggilku dengan nama saja” Jojo hanya tertawa, untuk permintaan kali ini ia benar-benar tidak ingin mewujudkannya.

“sudah pergi sana!”

“Ohh iya Jo, ingat pesanku tadi malam” ucap Tama sambil milik Fredi yang entah tengah melakukan apa dengan tongkat tipis panjang di sisi lain kapal kapsul.

Jojo menganggukkan kepalanya paham, sambil mengingat-ingat titik vital apa saja yang harus ia pukul jika Fredi ternyata melakukan sesuatu yang aneh padanya.

Tama melirik tabung oksigen yang ia bawa, kali ini ia tidak boleh lebih dari satu jam. Tabung oksigenyang ia punya sisa sedikit, ia harus memanfaatkanya, jikapun gagal ia harus sempat kembali, untuk mengambil milik Jojo.

Tama akhirnya masuk kedalam air, sementara Jojo menggerakkan tangannya mengucapkan selamat tinggal.

“WOOOW aku dapat!” teriak Fredi membuat Jojo langsung mengalihkan pandanya ke arah Fredi yang tengah memegang ikan berukuran lumayan besar.

“apa yang sedang kau lakukan?” tanya Jojo penasaran, sambil menatap alat yang dipegang oleh Fredi untuk menangkap ikan.

“Kau sepertinya harus banyak belajar. Ini namanya pancing, kakekku yang mengajariku membuatnya.” Jojo menghampiri Fredi setelah semalaman mereka tidak saling berbicara.

“Keren” ucap Jojo, jujur ia sangat terkesan dengan alat itu, tapi kali ini pandangan Jojo jatuh pada seekor ikan ditangan Fredi. Sudah cukup lama sejak ia terakhir kali memakan hewan itu.

“Mengapa kau melihatnya seperti itu. Seperti tidak pernah memakanya saja” ucap Fredi lalu masuk kedalam kapal kapsul diikuti oleh Jojo.

Fredi mengambil pisau lalu membersihkan sisik dan kotoran dari ikan yang ia tangkap, lalu memasukkanya kedalam microwave miliknya.

Jojo memperhatikan Fredi dengan seksama, ternyata pria tua itu juga memiliki peralatan seperti yang
ia gunakan di Zoi, microwave ini menggunakan tenaga surya, dengan bentuk seperti biasa hanya saja di atasnya langsung tersambung ke atas kapal kapsul, Jojo tau dari sanalah benda itu menyerap cahaya.

“Sebelum kami pergi, penduduk Zoi di bagian perikanan mengalami keracunan, akibat memakan ikan yang mereka tangkap. Sejak saat itu kami tidak makan ikan” Jojo memperhatikan Fredi sampai tidak sadar ia sedang menceritakan kejadian yang Zoi alami.

“mengapa hanya bagian perikanan yang keracunan?” tanya Fredi penasaran

“yang kutau saat itu mereka mengadak pesta bersama, bahkan sampai tidak pulang kerumah mereka, dan pagi harinya, mereka terlalu banyak mengonsumsi ikan yang sudah terkontaminasi, bahkan air di sana juga tidak layak untuk diminum, tapi kemarin mereka baru saja menemui perairan yang tidak terkontaminasi” ungkap Jojo mengingat beberapa hari setelah mereka meninggalkan Zoi, pusat Zoi menghubungi mereka bahwa mereka sudah menemukan perairan yang layak, namun sayang keadaan Zoi yang tidak mampu bertahan lama membuat mereka mau tidak mau harus tetap merasakan kekhawatiran.

Bentala Biru (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang