Semua orang yang berada dilapangan kini menatap Bomin dengan pandangan kasihan, pasalnya ia harus menjadi korban home plate dari Juyeon sebagai Pitcher.
Dapat dilihat Juyeon tidak berhenti melempar bola kearah Bomin yang sudah kewalahan, mau menentang gak enak, mau minta udahan tapi raut wajah Juyeon makin gak enak juga diliat, udah kayak lagi jadi panitia kedisiplinan pas LDKS, serem.
Karena lemparan Juyeon yang semakin lama semakin kuat dan tidak ada hentinya, sampai Sangyeon, Hyunjae dan yang lainnya harus berteriak kearah Juyeon agar sadar dimana ia sedang berada.
kang Daniel sih cuma ketawa aja, malah hampir melempar sepatunya kearah Juyeon yang seperti kerasukan. Sangyeon menghampiri Juyeon dan menyuruhnya untuk istirahat, duduk disebelah Changmin yang langsung cukup menghela nafasnya panjang menyambut sahabatnya itu.
"Kenapa sih, sobat?"
"..."
"Kenapa kamu marah, sobat?"
"..."
"Ohh, bukan marah tapi cemburu to--HMPHSHD"
Juyeon dengan cepat merangkup Changmin dalam rangkulannya sembari menutup mulutnya yang legowonya luar biasa "coba, diturunin volume suaranya"
Changmin melepas paksa dan menghempas lengan Juyeon yang menurutnya benar-benar seperti beban kehidupan beratnya. Ditakol kepala sahabatnya dengan botol air mineral ditangannya "lo kalo punya beban pikiran tuh lampiasinnya ke Tuhan, bukan ke si Bomin kagak ada dosa apa-apa sama lo malah dihantem pake bola baseball anak orang. Kasian tuh emak bapaknye udah bikin anak cakep lo bablasin pake bola"
Ocehan Changmin hanyalan angin bagi Juyeon, pikirannya seakan mau meledak memikirkan semua hal yang sedang terjadi
Kenapa harus Yewon dan Eric?
Kenapa harus Yewon yang dia sukai?
Kenapa harus Eric yang menjadi penghalangnya?
Kenapa seorang Juyeon tidak becus untuk mengekspresikan perasaannya sendiri?
Lagi, lagi dan lagi kalimat itu masih terus bertengger dibenak Juyeon.
Juyeon bangkit, merapikan tasnya dan pamit kepada kang Daniel untuk meminta izin pulang lebih dulu. Awalnya tentu saja kang Daniel tidak ingin membiarkan Juyeon begitu saja, tapi kali ini pelatihnya itu langsung mengiyakan Juyeon untuk pulang bahkan sebelum Juyeon membuka mulutnya seakan mengerti jika Juyeon butuh waktu. Membiarkan teman-teman satu timnya heran melihat Juyeon pergi.
"Kenapa lagi tuh anak?" tanya Hyunjae menyenggol Changmin "enak aje lo senggol-senggol"
"PMS dia?"
"Kagak" geleng Changmin cepat dan frustasi "Haaih! udah lah! biarin aja tuh remaja satu, pusing gue!"
💌
Juyeon memakirkan motornya didalam garasi rumah dan menghela nafasnya kasar menyadari bahwa motor Eric belum terparkir wujudnya disana. Tepat setelah Juyeon menhubungkan panggilan lewat ponselnya, suara motor yang familiar memasuki garasi rumahnya, tidak perlu waktu lam untuk Juyeon mencari tau keberadaan pemilik si Grey.
Suasana canggung masih menyelimuti keduanya yang dikenal sangat dekat, sangaaaat. Aneh sampai tanpa sadar Sunghoon tidak sengaja melihat bagaimana kedua kakaknya itu saling bertatapan dengan tatapan yang tidak biasanya saat ingin membuang sampah di halaman depan rumah, mau menginterupsi takut, mau gabung juga.. aduh, mau kagak peduli juga udah kepalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer | Juyeon x Umji
FanficYoon Yewon, si Jelita OSIS/MPK kebanggaan sekolahnya yang dikenal karena parasnya, ramah, serba bisa dan merupalan favorit semua orang sangat dekat dengan Sohn Eric, si murid yang terkenal karena kepribadian sosialnya, atletis, ramah, banyak teman d...