"Ziano..." seseorang yang dipanggil Ziano itu menoleh.
"Siapa?" tanyanya dengan nada berbisik.
"Ziano..." Ziano melihat sekeliling nya dengan bingung.
"Sayonara ... Ziano" samar-samar Ziano mendengar suara itu dengan kata terakhir yang sangat pelan sebelum suara yang lain menyadarkannya.
"Ziano"
"Ziano!!"
Ziano membuka matanya karna kaget, nafasnya memburu, ia melihat sekelilingnya dengan bingung. Semua saudaranya mengelilinginya dan.. cemas?
Ziano menstabilkan nafasnya yang memburu, dadanya sesak lalu kepalanya sakit juga berat.
"Ziano, kau tak apa?" tanya seorang laki-laki bule dengan tubuh yang basah kuyup. Itu Malio.
Ziano mengangguk "Hmm, aku baik-baik saja."
"Syukur lah aku sangat cemas," ucap Malio dengan senyum lega.
"Ini minum dulu" Ziano mengambil Aqua yang Gevyn sodorkan.
"Nih pake, jangan sampai kamu masuk angin." Jevano melempar jaket miliknya dan mendarat sempurna di kepala Ziano.
"Sekarang sebaik nya kita segera pulang" titah sang tertua
Ziano mengangguk ia memakai jaket pemberian Jevano lalu berdiri dibantu oleh Gevyn.
****
Sesampainya dirumah Ziano langsung mandi dengan air hangat, dan sekarang ia berada dimeja makan. Memakan masakan lezat seorang Gevyn Mahendra
"Makan yang banyak supaya cepet tinggi." sindir Jevano. Renjun berdecak, malas meladeni.
"Bang, aku mau nanya." Ziano menghentikan acara makannya.
"Mau nanya apa?" balas Malio
"Waktu tenggelem aku melihat sosok bayangan"
"Itu orang, mungkin Jevano atau siapa" Anva menjawab sambil mengunyah makanannya
"Bukan, yang aku liat itu bukan kalian" jawabnya
"Habiskan makanan mu lalu tidur, sepertinya kau kecapean" titah Malio.
"Tapi-"
"Udah ini makan aaaa" Jesa menyodorkan sendok yang berisi daging kepada Ziano dan langsung dilahap olehnya
****
Ceklek
"Hah, isi kulkas sudah banyak yang kosong. Aku akan meminta Gevyn menemaniku belanja besok"
Aku mengambil Aqua kecil lalu meminumnya, tidak lupa juga menutup kulkas
"Ziano..."
Samar-samar aku mendengar ada seseorang yang memanggil ku
"Ziano..."
Aku meremas bungkus Aqua yang sudah kosong dan melemparny ke tong sampah. Aku menoleh. Tidak ada siapapun
"Ziano..."
Terdengar lagi, aku melihat ke sekeliling, benar-benar tidak ada siapapun
"Ya! jangan membuat suara-suara seperti itu" teriakku kesal, lalu aku bergegas kekamar dan kembali tidur
****
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (HIATUS)
Teen Fiction"Aku menunggumu di tengah rintikan hujan yang deras, berharap kau baik-baik saja disana" "Mianhe...., Aku akan segera menyusul mu. Tunggu aku!" Renjun