Chapter 05

194 109 96
                                    

Aksa dan Dara masih dalam perjalanan pulang ke rumah Dara, Dara yang sangat bahagia bisa memandangi senja. Entah kenapa senja kali ini sangat indah sekali, warna yang ke orange tua bercampur warna kuning menambah suasana dijalan. Aksa yang sedang fokus mengendarai motornya jadi melihat Dara di kaca spion motornya, ia sangat senang bila Dara terseyum ceria. Mungkinkah Aksa menpunyai RASA kepada Dara.

"Mie burung Dara lo bahagia banget, kenapa?" tanya Aksa.

"HAH, APA. LO MAU BELI BURUNG," kata Dara berteriak.

"MAKSUD GUE LO LAGI SENENG?"

"GUE MAU KEPEMAKAMAN, LO GAK JELAS PANCI GOSONG," kata Dara tidak nyambung.

"TAU AH," ucap Aksa pasrah saja.

Ya begitulah obrolan tidak nyambung mereka jika dimotor. Maklum jika dijalanan telinga Dara mendadak tuli akibat tetutup helm. Mereka akhirnya sampai dirumah Dara.

"Oh ini rumah lo."

"Iya, makasih udah anterin gue pulang."

"Sama-sama, tapi boleh apel ya,"

"Hih, siapa lo."

"Oh gitu. Oke anter-jemput naik ojol aja."

"Ihh elo mah baperan." ucap Dara berjalan membuka pintu rumah.

"Weh lo ngapain? Helm kembaliin dulu,"

Dara memengang helm yang masih dikepalanya dan mengasih pada Aksa

"Helmnya mahal tau,"

"Paling beli di tukang amang-amang mainan,"

"Eh ini tu helm limeted edition" ucap Aksa mengelus-ngeluskan helmnya.

"Tu kan lo jadi lupa karna lo bayangin muka gue nanti di mimpi lo" kata Aksa menaik-turunkan alisnya

Dara memutar bola matanya malas"Bayangin muka lo aja udah enek, apa lagi kalau ketemu orangnya

"Hahaha, salam buat mertua." kata Aksa terseyum

"Gak salah," ucap Dara memiringkan kepalanya.

"Enggak, kan bener nanti gue seriusin lo jadi bini anak-anak gue di masa nanti." ucap Aksa menaik-turunkan alisnya.

"Makin hari lo makin aneh ya," ucap Dara mengerut kan dahinya.

"Hahaha. Ya udah gue pulang dulu assalammualaikum," ucap Aksa menyalakan motornya

"Walaikummussalam," ucap Dara menggeleng-ngelengkan kepalanya lalu masuk dalam rumah.

"DOORR." guman Ririn.

"Ahhggg," kaget Dara ingin jatuh ke lantai.

"Kak tadi siapa?" tanya Ririn menyelidik

"Aksa, temen." ucap Dara berjalan mememui orang tuanya yang berada di ruang televisi.

"temen atau temeenn," kata Ririn curiga.

"Temen."

"Masaa,"

Kisah Cinta Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang