Chapter 06

137 86 113
                                    

Bu Susi masuk ke kelas mereka. Semua siswa langsung duduk rapih agar tidak dimarahi oleh Bu Susi. Ya Mereka sangat takut dengan Bu Susi, beliau terkenal guru killer, kehadirannya tak jarang membuat siswa berkeringat dingin dan lemas.

"Anak-anak buka buku Matematika, hal 25. Disitu kerjakan setelah selesai, kalian maju agar ibu bisa menilainya. Paham," jelas panjang lebar Bu Susi.

Semua siswa menelan saliva masing masing.

"Bu tapi hal itu belum di jelaskan?" kata salah satu siswa.

"Ibu sudah memjelaskan pada kalian semua. Tapi kalian mendengarkan atau tidak," marah Bu Susi.

"Baik bu kita akan mengerjakannya sebisa mungkin," ujar Dara.

Mereka pun mengerjakannya. Bel istirahat berbunyi, semua siswa riyuh ingin cepat-cepat pergi ke kantin.

"Anak-anak jika kalian sudah selesai taruh dimeja ibu ya." kata Bu Susi keluar kelas.

Tasya menengok Bu Susi sudah jauh, ia menarik nafas panjang "Huft, akhirnya Bu Susi udah pergi. Tegang banget sumpah."

"Iya, gue aja gak bisa kerjain tugas." ucap Haico pusing.

"Hahaha. Kaliannya sih otaknya lemitt," kata Dara tertawa.

"Dar yuk ke kantin," ajak Tasya dan Haico.

"Kalian aja, nanti gue nitip es teh ya." ujar Dara terseyum.

"Uangnya?"

"Nih, es teh ya," Dara memberi uang bewarna biru kepada Haico.

Tasya dan Haico pergi. Kini hanya dara dan Aksa dan beberapa orang lainya yang berada dikelas.
Dara mendekati meja Aksa dan duduk dibangku Dafa.

"Ak maaf ya, gue tadi marahin lo." ujar Dara menempelkan kedua telapak tanganya.

Aksa tidak mennanggapi ucapan Dara, ia pergi ke
rooftop untuk menenangkan diri.

"Ihhh Aksaaaa." teriak Dara mengejar Aksa.

Aksa berdiri dibalkon, ia menikmati siwir-siwir angin yang benerpa wajahnya. Dara menatap wajah Aksa, ia terseyum tipis melihat Aksa yang sangat menggemaskan.

"Apa lo liat muka gue," ucap Aksa masih memejamkan matanya.

"Nggak kok, gue cuma mau minta maaf." kata Dara merasa bersalah.

"Gue maafin. Tapi ada lima syarat, dan syarat itu harus lo laksanain." kata Aksa menaikkan alisnya.

"Hah lima syarat?" tanya Dara tekejut.

"Iya, oh mau ditambahin jadi sepuluh?"

"Nggakk. Oke gue turutin syarat itu," kata Dara terpaksa.

"Bener nih. Oke lah kalau begitu." ujar Aksa terseyum senang.

"Bearti, lo udah gak marah lagi kan sama gue." kata Dara mengerutkan keningnya.

"Nggak," ujar Aksa mengelus pundak Dara.

"Yaudah gue ke kelas dulu," kata Dara meninggalkan Aksa.

Aksa langsung memengang tangan Dara, Dara pun terkejut karna wajah Dara sangat dekat dengan wajah Aksa. Mereka menatap sungguh lama, Dara mengambil satu langkah mundur agar tidak terlalu dekat dengan Aksa.

"Lo gak boleh ke kelas,"

"Kenapa?"

"Lo harus tetap disini, nemenin gue."

"Tapi Haico sama Tasya?"

"Ya biarin, gak usah peduliin mereka,"

"Tap---" ucapan Dara terpotong karna Aksa menutup mulut Dara dengan jari telenjuk.

Refleks Dara membulatkan matanya.

🌺

Semua siswa bersiap-siap untuk pulang sekolah.

"Anak-anak jangan lupa, besok ada kegiatan pestas seni ya." gumam Bu Sania keluar kelas.

"Baik Bu," ucap semua siswa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Cinta Di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang