"Nggak semangat amat lo, Za!" sapa Roy menghampiri Reza sambil membawa dua gelas berisi kopi hangat. Ruang musik begitu sepi siang ini. Hanya terdapat Reza yang sedang sibuk membetulkan senar gitar miliknya.
"Hm, biasa gangguan lagi," kata Reza singkat. "Gangguan?" Gangguan hati? tanya Roy penuh selidik. "Nih, minum dulu kopinya.." ujar Roy menawarkan.
"Thanks bro, taro dulu aja di meja. Gangguan gitar nih. Neck nya bermasalah lagi Bro," ucap Reza sambil mengambil kunci L dari tasnya.
"Oh, gue kira kenapa. Eh, gue denger Raina jatuh ye?" tanya Roy sambil mengaduk kopinya dan menyenderkan tubuhnya di salah satu kursi. "Hmm, iya.." jawab Reza singkat sambil mengencangkan baut.
"Trus gimana keadaan tuh anak sekarang?" tanya Roy penasaran. Reza meletakkan gitar dan obeng yang dipegangnya di atas kursi. Ia menatap kembali Roy. "Sudah pulang tadi jam sembilan-an," suara Reza terdengar lesu.
"Gue tau sob, perasaan lo sekarang. Lo sayang banget sama dia kan? Raina itu kan cewek baik, pintar, cantik juga kok anaknya. Kenapa lo nggak nembak dia aja?" tanya Roy berusaha agar Reza menjadikan Raina pacarnya.
"Nggak semudah itu Roy. Gue nggak mau kecewain dia. Dia udah anggap gue kakaknya," jawab Reza lemas.
Roy menaikan alis. "Kakak? Jaman kakak-ade-an? Kalo gue jadi elo ye, gue bakal nembak dia langsung. Sebelum terlambat bro, keburu diambil orang. Emang elo nggak takut si Raina direbut si cowok gembul itu?"
"Maksud lo Raka? Nggak mungkin lah. Setau gue mereka cuma sahabatan aja,"
"Sahabat jadi cinta! Kalo kelamaan lo ngeramin dia, ntar bertelor loh..."
"Lo kira Raina ayam!" dengus Reza.
Roy menggelengkan kepala, kemudian menjawab "Ya, terserah lo aja. Tapi sebelum terlambat, saran gue jangan lama-lama ngegantungin dia bro. Cewek kalo hubungannya digantungin kayak jemuran bakal ilfeel nantinya..."
Roy beranjak dari kursinya dan keluar dari ruang musik. Pintu kembali tertutup. Reza menatap kepergian Roy. Ia kembali memikirkan kata-kata yang diucapkan Roy.
Sebelum terlambat bro, keburu diambil orang..
Cewek kalo hubungannya digantungin kayak jemuran bakal illfeel nantinya..
Roy benar. Ia memang tidak boleh terlalu lama menggantungkan hubungannya dengan Raina. Terutama, perasaan yang telah ia pendam sejak satu tahun yang lalu.
***
Raina sedang tiduran di kamarnya. Ruangan ber-AC ini tidak terlalu luas. Hanya 3x3 meter. Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur empuknya dengan sprei bergambar Hello Kitty. Kakinya masih terbalut perban dan luka di lututnya belum kering. Tapi hal itu tidak mengganggu pikiran Raina saat ini. Ia senyam-senyum membayangkan kejadian tadi pagi di UKS saat Reza memeluknya. Ia meraih guling disampingnya, lalu memeluk guling itu erat-erat seakan sedang memeluk Reza. Udara sejuk dari AC menyapa pikirannya. Reza meluk gue? Reza gendong gue? Pikirannya hanya melayang pada kejadian tadi di sekolah.
Masalahnya, Reza tuh jarang banget bersikap peduli kepada dirinya. Kalau diingat kembali, sikap Reza tadi itu berbeda 180 derajat dengan biasanya yang cuek dan tidak peduli. Mau jatuh kek, mau melayang kek, mau kayang kek dan mau-mau lainnya Reza tetap bersikap cuek seolah tidak terjadi apapun.
Ia tidak pernah menyangka kalau hubungannya dengan Reza akan seperti ini. Rasanya, melebihi seorang kakak dan adik. Apakah benar yang Yola katakan? Reza suka sama dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is like a Snakes and Ladders
Teen FictionNovel 'Love is Like a Snakes and Ladders' menceritakan tentang kisah cinta Raina dan Reza yang saling mencintai sejak duduk di bangku kelas X pada kegiatan sosial di Yogyakarta. Mereka bersekolah di SMA Summer High, Jakarta dan duduk di bangku kelas...