part 2

52.5K 9.2K 510
                                    

Gila! Gila! Gila! Kalian bar² banget🔥
Terimakasih vote nya atas cerita ini. Aku jadi makin semangat buat up nya!❤️

Kalau kalian suka dengan cerita ini tolong tinggalkan jejak ❤️

Btw, SGT Sudah mulai PO ya. Ken dan Jeje sudah menunggu kalian di buku🔥

🍂🍂🍂

Elena sudah rapi dengan dress putih motif bunga sepaha. Dia terpaksa memakai dress itu karena memang tidak ada celana jeans atau kaos. Memikirkan itu membuatnya kesal sendiri. Tapi, yasudah lah. Dia nanti akan pergi keluar untuk membeli beberapa pakaian.

Saat ingin menyentuh handel pintu. Tatapannya tak sengaja jatuh kepada benda yang terletak di bawah nakes. Tangannya bergerak untuk mengambil benda itu. Ternyata itu adalah handphone.

Matanya terbelalak kaget saat melihat tanggal yang tertera di handphone itu. Bagaimana mungkin di handphone itu menunjukkan tanggal 21 April 2021. Sedangkan tubuhnya yang asli terkena ledakan kalau tidak salah satu tahun yang lalu.

"Tidak mungkin." Gumamnya lirih.

Berarti jiwanya beristirahat satu tahun lebih. Tapi kenapa tuhan menghidupkannya kembali, harusnya dia sudah tenang di alam sana. Meskipun kecil kemungkinan dia bisa tenang, karena dia selama hidup selalu berbuat jahat.

Elena beranjak pergi dari kamarnya dengan memasukan handphone ke tas selempang nya. Dia tidak peduli dengan semua ini, yang pasti beberapa hari ini dia harus menjalankan hari-harinya dengan tenang. Sebelum dia memberitahu semua sahabatnya di Rusia.

Setelah sampai di meja makan. Elena langsung mengambil roti dan memoleskan nya dengan selai coklat. Dia langsung memakannya dengan anggun membuat orang yang melihatnya lagi-lagi terkejut.

Biasanya elena tidak makan seanggun itu. Bahkan jika ada Raymond. Elena akan terus menunduk karena malu menatap Raymond.

Setelah selesai dengan sarapannya, elena langsung beranjak dari duduknya. Dia membawa tasnya yang sengaja dia letakkan di meja. Isinya hanya ada handphone dan ATM saja.

"Nyonya anda mau kemana?" Tanya salah satu bodyguard disana yang bernama Jeri.

"Keluar." Ujar Elena singkat.

"Tapi anda harus meminta izin terlebih dahulu kepada tuan." Ujar Jeri.

Elena mengangkat sebelah alisnya. "Saya tidak butuh izin si bajingan itu." Ujar Elena dingin.

Jeri terkejut mendengar kalimat itu. Dia dengan berani memandang tajam Elena. "Jaga bicara anda." Ujarnya datar.

Elena berjalan mendekati Jeri. Sadar atau tidak Jeri sudah mundur beberapa langkah hingga punggungnya menabrak dinding.

Elena mengurung jeri dengan kedua tangannya. Dia menunduk seraya terkekeh pelan, kemudian mendongak menatap Jeri dengan tatapan tajam dan dinginnya. "Kenapa Saya harus menjaga bicara saya? Kau tau? Dia memang bajingan! Sialan! Brengsek!" Ujar Elena membuat Jeri lagi-lagi terkejut.

"Dan siapa kau berani melarang saya?" Lanjut Elena seraya mencengkeram bahu sebelah kanan Jeri membuat laki-laki meringis merasakan sakit.

"M-maafkan saya nyonya." Ujar jeri tidak kuat merasakan sakit di bahunya. Cengkraman Elena memang tidak main-main.

Elena melepaskan cengkeramannya, setelah itu dia berbalik untuk pergi. "Lebih baik sekarang kau ikut denganku." Ujarnya dingin.

Jeri diam tak menjawab, tapi tetap mengikuti langkah Elena.

🍂🍂🍂

Elena sudah sampai di salah satu mall terbesar di Jakarta. Dia berjalan dengan tegas dengan jeri di belakangnya. Tidak lupa kacamata yang di letakan di atas kepalanya. Penampilannya terbilang sederhana tapi glamor.

Elena berjalan ke arah toko pakaian yang isinya branded semua. Dia membeli kaos, jaket dan jeans yang menurutnya cocok. Setelah selesai, dia langsung membayar semua pakaian itu.

Sekarang tujuannya adalah toko sepatu. Dia akan membeli boots dan beberapa sneaker yang di butuhkan nya.

Setelah membeli sepatu. Elena berjalan ke toko elektronik yang menyediakan komputer.

"Untuk apa kita kesini nyonya?" Tanya Jeri.

"Kau jangan banyak bertanya. Cukup bantu saja saya membawa barang-barang ini." Ujar Elena tanpa menatap Jeri.

Jeri mengatupkan bibirnya rapat. Dia tidak akan berbicara lagi jika Elena tidak mengizinkan.

Elena berjalan memilih komputer-komputer yang berkualitas tinggi. "Yang mana yang paling berkualitas?" Tanya Elena kepada pemilik toko.

"Apple Mac pro ini adalah yang paling mahal dan berkualitas tinggi." Ujar pemilik toko tersebut.

Elena menganggukan kepalanya mengerti. Dia Dulu juga mempunyai komputer itu karena memang rilisnya 2019. Harganya juga tidak main-main. Komputer itu mencapai US$ 53.000 atau setara dengan Rp740 juta.

"Saya beli ini." Ujar Elena membuat penjualan toko itu berbinar senang. "5 komputer." Lanjutnya.

Penjualan toko itu mengerjap ngerjapkan matanya. Dia masih mencerna apa yang di katakan wanita di depannya. "Maksudnya?" Tanyanya.

"Saya beli 5 komputer." Ujar Elena datar.

Bruk!

Jeri yang di belakangnya bahkan sampai menjatuhkan barang-barang Elena. Dia terlalu shock dengan yang di katakan wanita di depannya.

"A-anda tidak bercanda kan?" Tanya Jeri.

Elena menolehkan kepalanya kebelakang. "Kubilang diam!" Ujarnya dengan menatap Jeri tajam.

Jeri lupa kalau dia tidak akan berbicara lagi jika tidak di izinkan. Tapi, hal di depannya ini membuatnya tidak percaya. Dia juga tahu harga dari komputer itu sangat tinggi. Apa jangan-jangan nyonya nya tidak tahu harga?, Ya sepertinya begitu. Pikir Jeri.

"Anda tahu kan harganya?" Tanya penjual itu ragu.

"Saya tahu! 740 juta bukan?, Jadi cepat kemas barangnya." Ujar Elena dingin.

Penjual itu langsung buru-buru mengemasi 5 komputer yang di beli elena. Meskipun saat ini dia masih sulit percaya dengan situasi saat ini.

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, penjual itu langsung menghampiri elena. "Sudah saya kemas nona." Ujar penjual itu.

Elena menganggukan kepalanya puas. "Nomer rekening." Ujar Elena datar.

Seakan mengerti maksud elena, Penjual itu langsung menyebutkan nomor rekeningnya.

"Sudah masuk." Ujar Elena datar.

Penjual itu langsung melihat ke arah handphone nya. Matanya terbelalak kaget, ternyata wanita di depannya benar-benar serius. Jumlah yang di kirimnya pun langsung 3,7 milyar.

🍂🍂🍂

Kalo rame
Malem ini up lagi!
Ayo! Ayo yang bar² semuanya 🔥🔥

DIFFERENT SOUL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang