Part 5

52.7K 8.1K 426
                                    

Hai!
Kalo kalian suka dengan cerita ini, tolong tinggalkan jejak ❤️

🍂🍂🍂

Brum Brum brummm!

Elena menancap gas motornya menjauhi pekarangan mansion. Bukan hal sulit bagi dia untuk keluar dari mansion itu.

Dia menikmati suasana jalanan di ibu kota. Sebenarnya dia sudah pernah menginjakkan kakinya di Indonesia, tapi bukan bertujuan untuk jalan-jalan. Dia hanya menjalankan misi dengan para sahabatnya.

Elena kembali menjalankan motornya setelah lampu di depannya berwarna hijau.
tujuannya saat ini adalah club. Elena sudah lama tidak datang ke tempat seperti itu.

Setelah sampai di depan club 'holliwings dragon' elena membuka jaketnya dan langsung berjalan masuk ke dalam dengan wajah datarnya. Dia hanya memakai celana baby blue dan bra hitam di padukan dengan kemeja putih crop tidak di kancingkan, memeprlihatkan perut nya.

 Dia hanya memakai celana baby blue dan bra hitam di padukan dengan kemeja putih crop tidak di kancingkan, memeprlihatkan perut nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang pertama saat dia menginjakan kakinya di dalam club itu adalah 'bising'.
Elena berjalan dengan tatapan dinginnya. Bahkan Orang yang di lewati oleh dia sampai mengusap tengkuknya yang terasa meremang.

Meskipun Elena sudah berumur 25 tahun, tapi wajah dan tubuhnya seperti masih berumur 20. Pasti orang-orang akan berpikir seperti itu.

"Tequila satu botol." Ujar Elena dingin.

Bartender dengan wajah tampan khas Asia itu mengangguk mengiyakan. Setelah membawa minuman yang di minta elena dia langsung menyerahkan nya kepada wanita itu.

Elena langsung meneguk minuman itu tanpa menuangkannya terlebih dahulu ke dalam gelas.

Dia berjalan ke arah kerumunan dengan tequila di tangan kanannya. Elena merasa penasaran sebenarnya ada apa sampai ribut seperti itu.

Setelah sampai di tempat itu. Elena bisa melihat dengan jelas seorang wanita tengah di maki-maki oleh seorang pria.

Plak!

"Itu akibatnya karena kau membantah ucapannya." Bentak pria itu dengan menampar wanita di depannya.

"Lepas brengsek!" Berontak wanita itu. Tapi semua orang sama sekali tidak ada niat untuk membantu, mereka terlalu asik dengan pertunjukan di depannya.

Elena sendiri dia masih mau melihat seberapa jauh perlawanan dari wanita itu. Sesekali dia meneguk minuman di tangannya. Tidak memperdulikan orang-orang yang menatap ke arahnya tanpa berkedip.

Mempunyai perut ABS, wajah yang cantik dan tubuh proporsional, tentu saja siapa yang akan melewatkan pemandangan seperti itu?.

"Kau itu hanya wanita murahan! Tidak pantas bersamaku." Bentak pria itu.

Wanita itu terus memberontak. "Setelah aku memberikan semuanya kepadamu, kau tega mengatakan itu?!" Ujar wanita itu tidak percaya. "Kalau aku wanita murahan, lantas kau apa? Kau juga pria murahan! Brengsek! Bajingan!" Teriak wanita itu.

Pria itu menggeram marah, dia hendak melayangkan tangannya untuk menampar wanita itu lagi. Tapi-

Duk!

"Akhhh."

Elena melempar botol tequila yang sudah habis kepada kepala pria itu sehingga membuatnya mengeluarkan banyak darah.

"K-KAU!" Teriak pria itu.

"Sudah cukup dramanya, itu sangat membosankan." Ujar Elena datar.

Semua orang terkejut bukan main melihat tindakan Elena yang dengan santainya melempar botol kaca itu kepada pria di depannya. Belum lagi perkataannya barusan sungguh di luar dugaan. Mereka kira Elena akan menolong wanita itu.

"K-kau! Akhhhh-" Ujarnya terpotong karena rasa sakit di kepalanya.

Elena memutar bola matanya malas, lemah sekali. Dia langsung berjalan meninggalkan kerumunan itu menuju meja yang tadi di tempatinya. Sedangkan pria tadi sudah di bawa ke rumah sakit oleh pegawai club.

"Hidupku sepertinya akan sangat hampa jika tidak memegang senjata." Ujar Elena.

Elena menghembuskan nafas lelah. Setelah itu dia memanggil bartender lagi. "Bawakan aku Vodka satu." Ujar Elena datar.

Bartender itu langsung mengangguk dan tidak lama memberikan apa yang di minta elena.

Elena meneguk Vodka itu dari botolnya. Dia sama sekali tidak merasakan pusing atau mabuk. Di kehidupan sebelumnya juga dia tidak mempan dengan pengaruh alkohol.

"Hai cantik." Ujar seorang laki-laki yang menghampiri Elena di ikuti oleh temannya.

"Kita gabung ya." Ujarnya lagi tidak di pedulikan oleh Elena.

Mereka sama-sama belum mengeluarkan suara. Dua pria itu terlalu canggung duduk di hadapan Elena karena aura yang dikeluarkan wanita itu sangat dingin. Sedangkan Elena dia memang malas untuk sekedar basa-basi. Itu sama sekali bukan gayanya.

"Siapa namamu?" Tanya salah satu dari mereka memecah keheningan.

"Perkenalkan namaku Daniel." Ujar seorang laki-laki berwajah tampan dan mempunyai lesung Pipit.

"Namaku Calvin." Ujar Seorang laki-laki tampan dengan tatapan tajamnya.

Elena tidak memperdulikan Mereka, dia tetap asik meneguk minumannya dengan mata yang menyorot ke depan.

"Kau tidak mendengarkan kami ya?" Tanya Daniel.

Elena mengalihkan pandangannya ke arah laki-laki itu. "Tidak." Ujarnya dingin.

"Kau mabuk?" Tanya Daniel.

Elena tidak menjawab, dia terlalu malas meladeni pria seperti mereka.

"Hey, aku bertanya padamu." Ujar Daniel kesal.

"Berisik." Ketus Elena dingin.

"Ya ya ya baiklah." Ujar Daniel pasrah. Sepertinya mendekati wanita di depannya ini memang sangat sulit.

Netra tajam Elena melihat seorang wanita yang seperti di kenalnya dari memori pemilik asli tubuh. Elena menyilangkan kedua tangannya di dada. Itu kebiasannya kalau Tengah berpikir.

"Ck, siapa si." Gumam Elena masih bisa di dengar oleh 2 pria di depannya. Dari tadi mereka memang tengah memperhatikan Elena.

Dia beranjak dari duduknya untuk pergi keluar club. Sebelum itu Elena mengeluarkan beberapa uang berwarna merah dan meletakkan di atas meja.

"Duluan." Ujar Elena dingin di angguki 2 pria itu.

Dia juga masih menghargai seseorang yang mau dekat dengannya. Hanya saja Elena selalu menjaga jarak dari mereka yang hanya mau memanfaatkan saja. Tapi untuk kedua laki-laki itu elena tidak tahu.

Setelah elena hilang dari pandangan mereka berdua. Calvin dan Daniel saling pandang kemudian menyeringai. Raut wajah mereka berubah 180° menjadi dingin.

🍂🍂🍂

Thank you yg sudah vote❤️

Sehat-sehat kalian semua❤️

DIFFERENT SOUL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang