part 3

51.8K 8.4K 210
                                    

Hai!
Kalau kalian suka dengan cerita ini tolong tinggalkan jejak ❤️

🍂🍂🍂

Elena terbangun dari tidurnya di jam 1 dini hari. Dia berlari ke arah kamar mandi untuk buang air kecil.

Setelah selesai, Elena kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Tapi sebelum matanya terpejam, dia melihat siluet seseorang yang melewati balkon kamarnya.

Elena beranjak dari tidurnya dan membuka pintu balkon. Tidak memperdulikan pakaiannya yang hanya memakai hotpants dan tanktop, dia berlari menyusul siluet itu.

Dengan lincah dia meloncat dari balkon kamarnya ke balkon di sebelahnya. Setelah itu dia mendarat dengan sempurna di atas tanah. Elena berlari dengan cepat menyusul orang itu.

Seakan tahu ada yang mengikutinya, orang itu menolehkan kepalanya kebelakang. Dia semakin mempercepat larinya.

"Nyonya ada apa?" Tanya Joni di ikuti Jeri dan beberapa bodyguard di belakangnya. Mereka berlari kecil ke arah Elena.

"Kejar dia bodoh!" Bentak Elena langsung mengejar kembali orang itu.

Tanpa menunggu waktu lagi. Mereka langsung melaksanakan apa yang di katakan Elena.

"Cepat kalian ke arah Utara! Ada penyusup." Ujar Joni lewat earpice di telinganya.

Mereka kembali mengejar Elena yang sudah lumayan jauh dari mereka. Sungguh wanita itu seperti memiliki kekuatan seribu bayangan. Pikir mereka.

Bugh!

Elena menendang punggung orang itu sampai membuatnya tersungkur. Dia berjalan dengan tatapan dinginnya.

"Siapa kau." Ujar Elena dingin dengan tangan yang sudah menjambak rambut orang itu untuk menatap ke arahnya.

Karena tidak ada jawaban. Elena semakin menjambak rambut orang berpakaian hitam itu membuat beberapa helai terlepas dari kulitnya. "Ku tanya sekali lagi, siapa kau." Ujar Elena dingin dan penuh penekanan.

"NYONYA." Teriak Joni dari arah selatan di ikuti bodyguard yang lainnya.

"Anda tidak apa-apa?" Tanya Jeri di balas tatapan datar oleh elena.

"Tahan orang itu, pagi nanti kita interogasi dia." Ujar Elena dingin dan langsung meninggalkan mereka semua.

Joni dan yang lainnya langsung membawa orang itu ke tempat eksekusi yang ada di mansion itu.

Elena sudah sampai di kamarnya. Dia meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal. "Siapa dia, berani-beraninya masuk ke mansion ini." Ujar Elena.

Dia merebahkan tubuhnya dengan tangan kanannya sebagai bantalan. Matanya menyorot langit-langit kamarnya. "Sepertinya aku mempunyai mainan besok." Ujar Elena dengan senyum miring yang terbit di bibirnya.

***

Pagi-pagi sekali mansion digegerkan karena kabar tentang adanya penyusup. Kabar tersebut sudah di ketahui oleh seluruh menghuni mansion.

Bahkan Elena yang tenang tertidur sampai membuka matanya karena mendengar orang-orang yang sangat berisik di luar.
Dia beranjak dari tidurnya untuk membuka gorden. Matahari sudah menerobos masuk melewati jendela besar itu.

Setelah itu Elena pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Masih mengenakan tanktop dan hotpants, Elena berjalan keluar dari kamar untuk melihat keadaan di luar.

Dia bisa melihat para pelayan tengah bergosip membicarakan tentang penyusup tadi malam. Bahkan suaranya saja sangat keras membuat telinga Elena terasa berdenging.

"Berisik." Ujar Elena dingin.

Suasana langsung hening saat mendengar suara itu. Perlahan-lahan mereka menengok ke sumber suara. Disana berdiri Elena dengan tatapan tajam dan dinginnya.

"Ah maaf nyonya, kita akan kembali bekerja." Ujar salah satu dari mereka.

Tanpa menunggu waktu lagi. Mereka langsung pergi dari sana dengan terburu-buru karena takut dengan Elena.

"Nyonya." Ujar Joni menghampiri Elena di ikuti jeri di sebelahnya.

Elena mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya. "To the point." Ujarnya dingin.

"Kita pagi ini harus mengintrogasi penyusup semalam." Ujar Joni tegas.

Elena menganggukan kepalanya. "Baik, tunggu saya 30 menit." Ujar Elena di angguki Joni dan jeri.

Setelah itu dia berjalan kembali ke arah kamarnya untuk melakukan ritual mandinya.

Setelah 30 menit berlalu, Disinilah Elena sekarang. Di ruang eksekusi yang khusus untuk mengintrogasi seseorang. Di sebelahnya ada Joni dan Jeri. Joni bisa di bilang kepala bodyguard di mansion itu.

Elena memakai Jeans sobek di lututnya di padukan dengan kaos putih. Dia berjalan ke arah penyusup itu dengan tampang datarnya. "Siapa kau?" Tanya Elena dingin.

Karna tak mendapat kan jawaban, elena kembali bertanya. "Untuk apa kau datang ke mansion ini?" Tanya Elena.

Elena menepuk pelan pundak pria itu hingga mendongak ke arahnya. "Kau tidak mau menjawab?, lantas untuk apa mulut mu itu?" Ujar Elena dengan alis terangkat.

"Atau mau ku buat kau tidak bisa berbicara selamanya?" Tanya Elena dingin.

"J-jangan." Ujar pria itu.

Elena menyeringai, mudah sekali menggertak orang di depannya. "Oh, ternyata kau bisa berbicara juga ya." Ujar Elena. "Jadi, untuk apa kau ke mansion ini?" Tanyanya.

"A-aku di suruh seseorang." Ujar pria itu.

Elena mengangguk santai, dia sudah menebak itu semua pasti ada sangkut pautnya dengan si bajingan Raymond.

"Kau meletakan bom di mansion ini?" Tanya Elena datar. Membuat 3 orang di ruangan itu membulat kan matanya terkejut.

"Maksud nyonya apa?" Tanya Joni ingin tahu lebih jelas. Kalau benar pria itu meletakkan bom, bisa hancur mansion ini.

"Ssttttt." Elena meletakan telunjuknya di bibir supaya Joni tidak berbicara lagi.

"Kau diam saja. Nyonya tidak suka kepada orang yang banyak bertanya." Bisik Jeri kepada Joni.

"Jadi, benar kan kau meletakkan bom di mansion ini?" Ujar Elena seraya mencengkeram kuat pundak pria itu.

"Akhhhh." Teriaknya merasakan sakit di pundaknya.

"JAWAB." Bentak Elena.

"I-iya." Ujar pria itu berhasil membuat Elena tak kuasa lagi untuk menonjok wajah itu.

🍂🍂🍂

See you!

DIFFERENT SOUL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang