15

2.9K 398 41
                                    

Selamat Membaca (灬º‿º灬)♡

Suara kerikil saling beradu menjadi satu-satunya suara yang memecahkan keheningan. Sejak tadi Sunghoon menatap kosong ke tanah seraya melempar kerikil kecil yang ada di dekatnya.

Duduk termenung di depan pintu rumah Sunoo yang sejak tadi tak kunjung dibuka, seberapa keras ia mengetuk nyatanya Sunoo lebih memilih menulikan telinganya dengan sepasang earphone. Bergelung dalam selimut, memejamkan mata tanpa bisa terlelap.

Sudah pukul 9 malam. Langit malam yang gelap semakin mendukung Sunghoon untuk meratapi nasibnya.

Tak terlintas kata 'menyerah'. Sunghoon bersikeras ingin bertemu Sunoo yang sekarang entah masih bisa dibilang kekasihnya atau tidak. Sunghoon masih menganggap Sunoo tapi Sunoo? Sunghoon meragu.

Melirik kaca jendela kamar di lantai 2.

Haruskah aku memecahkannya?

Itulah pikiran terliarnya.

Tidak.

Sunghoon menggeleng kepala membuang jauh-jauh ide gila itu.

Bayangan Sunoo mengamuk membuatnya takut. Takut jika kesalahan semakin bertambah dan semakin sulit dimaafkan.

"Hah..." Nafasnya terasa berat setiap kali berusaha untuk sabar, Sunghoon meluruskan kedua kaki dengan kedua tangan ditumpu ke belakang.

"Aku mencintaimu, Sunoo!" Teriak Sunghoon untuk ke sekian kali. Lebih keras lagi.

Tapi percuma, toh Sunoo tak bisa mendengar.

"Sudah, menyerah saja. Sunoo kalau sudah marah sulit memaafkan. Percaya padaku." Taehyung baru saja pulang, berjalan ke arah pintu rumah dengan cengiran kotak.

Kebahagiaan tersendiri baginya melihat wajah murung Sunghoon.

Sunghoon segera berdiri sesaat Taehyung mengeluarkan kunci cadangan hendak membuka pintu.

"Mau apa?" Taehyung bertanya dingin, berbalik mendapati wajah Sunghoon sedang mengintip di balik pundaknya.

"Biarkan aku bertemu Sunoo, hyung."

Satu alis Taehyung terangkat, memasang ekspresi seperti 'Kau siapa ya?'

"Kumohon..." Memasang wajah terpuruk yang ia punya, berharap dikasihani. Ini cara terakhir, kalau Taehyung tetap tak memperbolehkan maka hilang sudah kesempatannya.

//Brak

Suara bantingan pintu menjadi jawaban. Taehyung masuk sendirian lalu terdengar suara kunci terputar dari dalam.

Sunghoon mengusap wajah kasar.

"Hah adik kakak sama saja, sama-sama keras kepala."

Berujar tanpa tahu akan mendapat sahutan.

"Aku mendengarnya, tuan Park. Pulang saja sana, kau tidak diterima."

"Tidak, hyung! Aku tak akan menyerah."

"Keras kepala teriak keras kepala." Di balik dinding yang memisah, Taehyung tertawa jenaka. Bukan tanpa alasan Taehyung bertingkah seperti ini, ia ingin tahu sejauh mana Sunghoon mau berusaha.

Sunoo adik kesayangan, satu-satunya anggota keluarga yang dia punya di rumah. Bagaimana mungkin Taehyung bisa melihat Sunoo jatuh ke pelukan orang yang salah.

Dia sebagai kakak, belum bisa memberi perhatian penuh, maka yang Taehyung harapkan Sunoo bisa mendapat kekasih yang baik dan mampu menerima Sunoo apa adanya. Sunoo yang menyusahkan, Sunoo yang kekanakkan, Sunoo yang berisik dan petakilan.

Merasa percuma, Sunghoon terpaksa pulang. Tidak, bukan menyerah. Sebab pagi sekali dia sudah siap sedia berdiri di depan rumah Sunoo. Mengajaknya berangkat bersama.

Tapi...

"Aku diantar hyungie." Wajah ceria itu sudah benar-benar lenyap.

Tapi Sunghoon tak gentar.

"Tae hyung pasti sibuk, lebih baik denganku sa—"

"Tidak, aku tidak sibuk. Ayo!" Taehyung muncul dari belakang punggung Sunoo, memain-mainkan kunci mobil.

Lagi-lagi usaha Sunghoon digagalkan Taehyung.

Maka ketika sudah di sekolah, Sunghoon tak akan melepas Sunoo. Di jam istirahat, ia senantiasa pergi ke kelas Sunoo, mendapati si manis sedang berbincang dengan Jungwon yang sepertinya akan keluar kelas.

"Mau kubelikan sesuatu?" Tanya Jungwon. Akhir-akhir ini Sunoo banyak dilimpahkan perhatian dari sahabatnya itu.

Sunoo menggeleng lemah, serius... Dia Tak merasa lapar kalaupun lapar tak ada selera makan. Melamun saja sudah cukup, membangun dunia sendiri ditemani rasa sepi. Itu yang sedang ia butuhkan, tapi situasi kali ini tak akan membiarkannya hidup tenang.

Sosok Sunghoon muncul kembali, datang membawa kotak bekal di tangan. Terlihat Jungwon menatap penuh waspada, was-was jika membuat Sunoo kembali marah.

"Makanlah dengan benar. Lambungmu itu bermasalah." Kalimat yang sering kali Sunghoon pakai untuk membujuk Sunoo jikalau keasikan main games atau sedang dalam program diet.

Tidak ada kesan lembut, yang ada tegas dan penuh penekanan. Sunghoon paling tidak bisa melihat Sunoo sakit, sebelumnya dia selalu berperan sebagai kekasih yang selalu memerhatikan kondisi kesehatan Sunoo.

Dan melihat kondisi Sunoo yang sekarang, hatinya merasa nyeri sendiri.

Sunoo itu banyak makan, tapi lihat sekarang...

Rasa sedih membuatnya menahan nyeri maag.

"Tolong makan, aku tak akan mengganggumu." Ujar Sunghoon sekali lagi sebelum melangkahkan kaki keluar kelas.

Jungwon dan Sunoo sama-sama melirik kotak bekal itu.

"Kalau begitu aku pergi ya. Benar kata Sunghoon, jangan sampai lambungmu sakit. Oh iya, ini!" Jungwon merogoh tas mengeluarkan beberapa kue kesukaan Sunoo yang dibuat spesial oleh nyonya Yang.

"Makan ini juga ya."

Jungwon menepuk pundak Sunoo lalu ikut pergi meninggalkannya sendiri.

  
  

***
 

Sunoo menyusuri jalan berdua. Bersama Sunghoon di belakang, dari kejauhan pangeran es itu mengekor memastikan Sunoo pulang dengan selamat. Sunoo sadar akan itu, tapi lebih memilih diam.

Di dalam bus pun mata Sunghoon tak teralihkan dari wajah yang masih tertetuk masam.

Gatal sekali tangannya ingin membawa kepala Sunoo ke pundak, tapi sekarang tidak bisa. Mereka saja duduk berjauhan.

Hingga tiba di halte pemberhentian lalu melanjutkan perjalanan dan Sunghoon benar-benar mengantar Sunoo sampai ke depan rumah.

Tanpa sadar Sunghoon tersenyum kecil, setidaknya sepanjang jalan Sunoo tak coba mengusirnya.

Saat mendapat tatapan tajam dari Sunoo yang hendak masuk ke dalam, senyum Sunghoon semakin lebar.

"Jangan lupa makan lagi dan kerjakan PR ya. Kalau butuh bantuan telpon saja aku."

//Brak

Belum selesai bicara pintu sudah ditutup keras.

Senyum itu hilang, berdiri tak seimbang, semangat menghilang. Ingin rasanya berlama-lama di sini seperti dulu.

"Sunoo, aku mencintaimu." Teriak Sunghoon sebagai salam perpisahan.

  
  
  
  

TBC

Trims vote dan komennya (灬º‿º灬)♡

16.07.21

✓ ꧁Morning Glory꧂[ SungSun ] -Spin OffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang