0.2 (?)

30 9 9
                                    

Author PoV

"Nadaaa huh..huh.. aduh capek.." Ujar Syela Ansyira sahabat Nada yang kerap di sapa Ela. Gadis itu mendekati Nada sambil berusaha menetralkan napasnya yang terputus-putus akibat berlari dari lantai 1.

BRAKK..

Nada yang sedang melamun pun tiba-tiba terkejut dengan kehadiran Ela yang sangat tiba-tiba dan gebrakan meja yang cukup keras.

"Astaga, Kenapa la? Bikin kaget aja." Ujar Nada terkejut.

"Huh.. huh.. bentar capek gw habis lari dari lantai 1."

Nada pun mendorong pelan tangan Ela sambil berkata "Lagian ngapain lari sih. Kelas kita kan di lantai 2. Nanti kalo jatoh di tangga gimana"

"Hehe.. peace Nad. TAPI GW BUKAN MAU KASIH TAU ITU!" Ujar Ela sambil memegang tangan Nada.

"Lalu?"ujar Nada tenang sambil kembali menatap jendela.

"TADI GW LIAT DARPA BONCENG CEWEK LAIN NAD! DIA ANTERIN ANAK BARU ITU KE SEKOLAH SEKALIAN KE RUANG KEPALA SEKOLAH. GILA LO HARUS BILANGIN KE COWOK LO NAD! JANGAN GANJEN NAPA SIH, SEBEL GW LIATNYA." Ujar Ela tanpa jeda.

Semua murid di dalam kelas menatap mereka berdua karena merasa tertarik dengan perbincangan mereka.

Nada menghelas napas pelan. Menatap sekeliling dengan aneh karena pasalnya teman sekelasnya ikut menatapnya juga.

"Biarin aja, Aku nggak mau dia merasa terkekang. "

Namun, terdengar kembali suara yang menyerupai lirihan dari mulut gadis itu.

"He will understand his position if he really loves me."

Semua menatap kagum Nada. Mereka menganggap Nada adalah benar-benar perempuan yang baik. Selain memiliki paras yang cantik, Nada juga memiliki sifat yang baik serta memiliki pemikiran yang terbuka. Selain itu yang mereka tahu, hubungan Darpa dan Nada memang lah selalu jauh dari yang namanya bertengkar. Mereka juga cukup mendukung Darpa dan Nada, walau mereka sedikit malas dengan Darpa karena lelaki tersebut anak IPS 5 yang merupakan rival dari IPS 1 sejak lama.

"Selamat pagi anak-anak" Ujar Pak Arsen selaku guru olah raga.

Semua murid pun berbondong-bondong duduk ke bangku mereka masing-masing. Pak Arsen yang melihat muridnya sibuk sendiri pun hanya bisa menghela napas.

"Baik, sebelum kalian ganti baju.  Bapak ingin meng-informasikan terlebih dahulu bahwa hari ini kalian akan bertanding basket dan kelas kalian akan bergabung dengan kelas XI IPS 5."

Semua murid pun heboh dan kelas menjadi sedikit berisik.

"Pak jangan dong! Saya nggak mau gabung sama anak ips 5. Kalau main basket pasti rusuh. Apalagi ada gengnya Darpa" Ujar Ares salah satu siswa yang sering membuat keributan di sekolah.

"Iya pak, Jangan pak. Nanti ribut malah. Kan bapak tau kalau kelas kita suka ribut sama anak ips 5" ujar siswa yang lain.

Pak Arsen pun kembali angkat bicara, "Tidak ada yang boleh mengeluh. Kalian semua sekarang cepat ganti baju. Saya tunggu 10 menit dari sekarang di lapangan. Terima kasih."

"Ah bapak mah"

"Gak asik nih pak Arsen"

"Ish, nanti kalau udah ribut aja. Pasti yang kena kelas kita lagi."

Semua murid pun tetap melaksanakan perintah tersebut walaupun mulut mereka terus berceloteh.

Di lain sisi, Nada sudah selesai berganti baju olahraga bersama dengan Ela di sampingnya yang terus berbicara tanpa henti.

Mereka memutuskan untuk langsung pergi ke lapangan setelah menaruh baju sekolah di loker.

"Nad, tau nggak sih kemarin tuh gw habis nonton drakor kan yah. Terus tau nggak sih! Masa di drama itu ceritanya ceweknya tuh baik banget soalnya maafin cowoknya yang suka selingkuh mulu. Kurang baik apa coba kan dia. Masi SMA tuh cowok udah berani selingkuh-selingkuhan aja. Gimana besar nanti."

Nada hanya mendengarkan saja celotehan yang dilontarkan oleh Ela. Entahlah, saat ini pikiran Nada sedang berkelana kemana-mana. Ia turut memikirkan hubungannya dengan Darpa ke depannya.

Sesampainya di ujung lapangan

Deg..

Nada melihat Darpa sedang bersama dengan seorang perempuan yang sedang memeluk lengannya. Ia terus memperhatikan dari jauh dan tidak sadar bahwa saat ini Ia sedang menjadi pusat perhatian.

Nada sudah berada di tengah lapangan sedangkan Darpa dan gadis itu sedang berada di pinggir lapangan terduduk di kursi yang memang di sediakan oleh pihak sekolah bersama teman satu gengnya.

"Nad! Eh lo denger cerita gw nggak sih? NAD! NADA OI!" Ela sedikit berteriak untuk menyadarkan Nada dari lamunannya.

"Eh iya, denger." Ujar Nada tanpa mengalihkan pandangannya dari kedua orang yang sedang menarik perhatiannya.

"Lo lagi liat apasih?" Ujar Ela. Namun tiba-tiba.

"EH! NAD. ITU COWOK LO KOK SAMA SI MURID BARU SIH. LO HARUS SAMPERIN. HEH DARPA SINI LO!" Ujar Ela berteriak.

Semua murid di lapangan menatap Nada dengan iba. Pasalnya, Nada menatap kedua orang tersebut dengan tatapan sendu.

Di lain sisi, Darpa yang merasa namanya di sebut pun menolehkan pandangannya. Namun tiba-tiba

Deg..

Di seberang sana, ada gadisnya yang melihatnya bersama perempuan lain. Darpa terkejut dan berusaha melepaskan rangkulan tangan perempuan itu dari tangannya.

"NAD" Teriaknya dari kejauhan.

Nada yang merasa terpanggil langsung mengubah raut wajahnya dan tersenyum kecil sambil memandang Darpa.

Terlihat wajah Darpa sedikit tenang karena melihat senyuman kecil itu. Ia merasa Nada tidak mungkin marah dengannya hanya karena perempuan di sebelahnya. Ia memutuskan untuk tetap duduk dan membiarkan perempuan itu memeluk lengannya kembali.

Di lain sisi, Nada terkekeh kecil sambil bergumam kecil.

"Masa lalu mu belum tuntas. Dan sialnya, aku tetap menunggu disini."

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
HEYHOW!! Halo sobat lara! Aku balik lagi nih hehe🥰 Jangan lupa untuk selalu dukung aku dengan cara berikan komentar dan vote ya! Makasi🥰

-AbigailAnugrah

DineshcaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang