Halo sobat lara! Jam berapa nih kalian baca cerita ini? Comment yaa
Kalau lupa dengan chapter sebelumnya, kalian bisa baca dulu baru lanjut chapter ini💃
Happy reading!
Author PoV
Pagi pun tiba, Nada bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Setelah melakukan ritual mandi dan sarapan, Nada pun langsung bergegas menuju sekolahan.Pukul 06.30 WIB Nada pun sampai di sekolah. Nada pun berjalan dengan santai, namun tiba-tiba
Brum..Brum..Brumm..
Terdengar suara beberapa motor yang masuk ke lingkungan sekolah dengan gagahnya. Mereka adalah inti Aaric. Semua menatap kagum inti Aaric yang terlihat sangat keren dengan motor yang harganya terbilang fantastis.
Namun tiba-tiba
Brrumm...cittt
Masuklah sebuah motor yang di tunggangi oleh seorang pemuda dengan gagah. Pemuda itu membuka helm, terpampang lah wajah tampannya.
Semua murid menatap pemuda itu dengan seksama, mereka mulai berbisik. Mereka tak tau jika akan ada anak baru, biasanya akan ada desas-desus terlebih dahulu jika ada anak baru.
Nada masih ada di situ, ikut memandangi pemuda tersebut. Tak berselang lama dari itu Nada mulai melangkahkan kakinya untuk kembali masuk ke dalam area sekolah. Namun tiba-tiba,
"Dineshcara?" Ujar pemuda tersebut.
Semua murid menatap aneh murid baru tersebut.
"Ada yang namanya Dineshcara? Kepsek suruh gw di anter sama dia," Ujar pemuda itu sambil menatap sekeliling.
"Aku Dineshcara," Ujar Nada menghampiri pemuda itu.
"Kenalin, Bimantara Baginda Fikri. Saya calon disini," Ujar Baginda.
"Hah? Calon apa?" Tanya Nada dengan raut kebingungan.
"Iya, calon murid disini dan calon masa depan buat lo," Ujar Baginda sambil mengelus surai Nada dengan senyum manisnya.
Tiba-tiba,
Bugh
"Jauhin tangan lo dari cewek gw!" Ujar Darpa marah.
Baginda pun terdorong sedikit ke belakang akibat tinjuan dari Darpa.
"Darpa udah,"Ujar Nada sambil memegang tangan Darpa.
Bruk..
"Diem sialan! Lo kok malah belain anak baru ini," Ujar Darpa sambil menyentak tangannya. Hal tersebut membuat Nada terjatuh.
Luka yang kemarin baru di bersihkan dan di perban pun nampak kembali mengeluarkan darah. Hal tersebut karena tangannya kali ini mengenai batu yang sedikit tajam.
Shh..
Desis Nada pelan menahan sakit dari tangannya.
"Oh, pengecut. Main tangan sama yang katanya sih 'pacarnya'," Ujar Baginda dengan santai.
Hal tersebut membuat emosi Darpa memucak. Darpa hampir saja kembali melayangkan pukulannya, Namun
"Udah-udah, Ayo Baginda kita ke ruang kepala sekolah. Dan buat kamu Darpa, masuk ke kelas ya," Ujar Nada dengan lembut tak lupa dengan senyuman manis di akhirnya.
"Istirahat ke rooftop," Ujar Darpa sambil memegang tangan Nada yang tidak di perban.
"Oke,"Ujar Nada sambil berjalan bersama Baginda menuju ruang kepala sekolah.
"Ini ruangnya, Aku pergi dulu. Oh ya, panggil aja Nada," Ujar Nada sambil menatap manik Baginda.
"Bagusan Cara, Dineshcara atau matahari,"Ujar Baginda dengan senyum manisnya.
"Kok kamu tau maknanya?" Ujar Nada dengan raut kebingungan. Pasalnya namanya di ambil dari bahasa sansekerta, tak banyak orang yang mengenal nama itu.
"Nama cantik untuk orang yang cantik. Gw masuk dulu, bye. Selalu bahagia matahariku," Ujar Baginda dengan suara lirih di akhir.
Nada tak mendengar lirihan itu pun memutuskan untuk menuju rooftop. Masi ada 20 menit lagi untuk bel masuk sekolah. Ia memutuskan untuk menghampiri Darpa sekarang.
"Darpa?" Ujar Nada sambil melihat pemandangan sekitar rooftop.
"Sini Nad," Ujar Darpa.
Nada pun menghampiri Darpa yang tengah duduk di atas sebuah meja yang tak terpakai.
"Kenapa panggil aku kesini?" Ujar Nada sambil membenarkan rambut Darpa yang terkena angin.
"Salah manggil pacar sendiri?"Ujar Darpa sambil menatap kedua manik mata Nada.
Nada yang di perhatikan seperti itu pun merasa malu.
"Ih, jangan natap kayak gitu." Ujar Nada sambil menutup kedua mata Darpa dengan tangannya.
"Maaf," Ujar Darpa sambil mengelus tangan Nada yang terluka.
"Hah?" Ujar Nada dengan bingung.
"Maaf kemarin dan tadi udah kasar," Ujar Darpa menunduk.
Nada yang melihat Darpa pun terkekeh kecil sambil mengusap rambut Darpa dengan lembut.
"Nggak papa, aku nggak marah. Mungkin anak baru itu emang se-spesial itu," Ujar Nada dengan lirih.
"Enggak, nggak gitu Nad. Dia cuman sahabat lama gw. Lo tetap yang paling spesial," Ujar Darpa sambil menatap manik Nada.
Nada pun hanya tersenyum sambil terus mengelus surai pemuda yang dicintai-nya itu.
"Iya," Ujar Nada.
Tiba-tiba,
BRAK..
"Oi pak bos! Berduaan aja," Ujar Adnan dengan rusuh.
"Ck, ganggu." Ujar Darpa dengan wajah malas.
"Udah, aku balik ke kelas ya. Jangan lupa masuk juga," Ujar Nada sambil berjalan keluar dari rooftop
"Eh bu bos! Jangan lupa follback twitter gw yak. Kita mutualan aja di twitter. Kalo di ig takut ketauan pak bos," Ujar Adnan sedikit berteriak.
"Siap, nanti ya" Teriak Nada dari kejauhan.
"Mau mati?" Ujar Darpa sambil menatap tajam Adnan.
"Hehe peace," Ujar Adnan sambil berlari kabur.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Heyheyhow💃Halo sobat lara! Gimana nih ceritanya? Jangan lupa untuk selalu dukung saya ya, dengan cara vote dan berikan komentar yang akan membantu saya untuk membuat cerita ini lebih baik lagi kedepannya. Terimakasih📍-AbigailAnugrah
KAMU SEDANG MEMBACA
Dineshcara
Teen FictionKu ingin jadi jantungmu dan berhenti semauku. Agar Kau tahu, rasanya hampir mati ditikam patah hati. -Dineshcara ~~~ "Darpa, bunda udah nggak ada hiks..hikss" "Terus?" "Aku lagi berduka Darpa. Apa kamu nggak mau anterin dan temani aku?" "NGGAK USAH...