8#

442 58 8
                                    

"Ne..kenma... apa lapar bisa membuat orang mati??"

"Tentu saja... itu sebabnya kau harus makan"

"Kalau begitu... aku mau mati kelaparan saja"

~~~~~~

Kenma tesentak, apa sebegitu sakitnya yang di rasakan oleh hinata?? Ia tak menyangka itu. Ia rasa membantu orang-orang itu  tidak akan masalah... tapi sebelum itu ia harus menyelidiki kenapa Hinata tampak sangat tertekan, pasti ada alasannya.

Bukankah... kebenaran harus di ketahui selalu dan di umbar kadang kadang... jadi Ia harus menyelidiki hal ini.

"Kenapa kau melamun?" Tanya Hinata tiba-tiba, tampaknya ia agak bingung kenapa ucapannya tidak di tanggapi.

Kenma segera sadar dari lamunannya dan segera melempar senyum pada Hinata "kau tidak boleh mati dengan putus asa begitu... banyakyang menyayangimu shoyou... sangat banyak" jelas kenma sambil mengelus puncak kepala Hinata.

"Siapa?"

"Aku"

Hinata tersenyum tipis, menanggapi pernyataan dari kenma, entahlah ia masih belum bisa percaya pada kenma sepenuhnya.

"Ah... shoyou aku harus pergi... ada urusan" ucap kenma seakan teringat sesuatu, hinata hanya mengangguk singkat.

Lagi lagi dia sendiri, ruangan ini kini kembali hampa, lucu... jika di pikir pikir siapa yang mengharapkannya untuk hidup? Tidak ada kan? Semua hanya menggunakan topeng.

Tanpa sepengetahuan hinata, kenmayang posisinya sudah berada di luar gerbang rumah sakit itu kini tengah berbicara dengan seseorang, tampak pembicaraan yang serius.

"Jadi?"

"Jadi apa? Kalian sudah di beri kesempatan dan kaliam gagal, kini serahkan shoyou padaku saja" jawab kenma dingin.

"Dia tetap milik kami?"

"Jangan pikir aku bodoh... aku tau kau memanfaatkan otak jenius shoyou bukan? Hahah dasar licik" tukas kenma kemudian masuk ke mobil mewahnya meninggalkan lelaki dengan jas hitam itu.

Tampak orang itu memunculkan smirk nya

"Jika cara membujuk tidak bisa maka akan ada cara kekerasan.... maaf hinata... kami harus menculikmu segera"gumamnya kemudian kembali masuk ke dalam mobil hitam yang ia kendarai.

Sementara itu hinata masih sibuk dengan pikirannya yang melayang entah kemana, hanya menghayal yang bisa ia lakukan sekarang.

Ceklek!

"Hinata"tampak sosok kageyama muncul dari ambang pintu.

"Ada apa? Jika kau ingin pulang, pulanglah"

Kageyama menggeleng lalu duduk di sebelah hinata, memandang hinata sejenak.

"Bisa kau hentikan itu? Berhenti memandangku iba! Aku benci itu!" Ucap hinata tiba tiba meninggikan suaranya membuat kageyama juga turut tersentak.

"A...aku tidak memandangmu iba aku han-"

" bohong! Siapa yang tidak iba dengan orang sepertiku! Mengenaskan!" Ujarnya lagi.

"Hinata tenangkan dirimu... kau pas-"

"Keluar..." ucap hinata dengan suara bergetar.

"Tapi..."

"AKU BILANG KELUAR" tampak hinata melontarkan ucapan itu dengan bahu agak bergetar menahan emosi.

Kageyama hanya mengangguk paham, dan segera keluar.

Hinata tampaknya sudah memastikan kageyama sudah keluar segera menetralkan nafasnya, senyum tipis tercipta di wajah pucatnya.

"Berhasil... saatnya rencana kedua"

Ok... see you next chapt.

Jan lupa vot  and comment okeh:)

Ily all

beautifull life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang