Sinar mentari menembus masuk kedalam ruangan dan membangunkan sosok pemuda berambut coklat dengan wajah seputih salju.
Wang Yibo, nama pemuda yang tengah menggeliat dikasur miliknya.
Yibo bangkit dari tidurnya dan dengan segera mengambil ponsel miliknya.
Jam menunjukkan pukul 11 siang membuatnya berdecak pelan.
Perlahan-lahan Yibo menyibak selimutnya. Mengambil acak baju yang Ada dilemari dan kemudian mengguyur badannya dengan air dingin.
***
"Ck, menyedihkan," gumamnya ketika memperhatikan ruang tamu yang tampak kotor.
Dia baru pindah kemarin, jadi wajar kalau apartemennya masih berantakan.
Yibo mulai membersihkan apartemennya. Mulai dari kamar hingga ruang tamu. Hingga akhirnya suara bel, membuat perhatian Yibo teralihkan.
Ting...tong...
Yibo sedikit terperanjat ketika mendengar bel-nya berbunyi.
"Tunggu sebentar!" teriak Yibo dan dengan langkah seribu menuju pintu.
Cklek
Yibo membuka sedikit pintu apartemennya dan menyembulkan kepalanya keluar, membuat sang kurir hampir terkena serangan jantung. Lucu sih, cuman ya kalau tiba-tiba gak baik buat jantung.
"Ya?" tanya Yibo.
Sang kurir pun mengambil barangnya dan menyerahkan pada Yibo.
"Tuan Wang Yibo?" tanyanya memastikan.
Yibo mengangguk pelan dan membuka lebar-lebar pintu apartemennya.
"Tolong tanda tangan disini," ucap Sang kurir sembari menunjukan bagian yang perlu ditandatangani.
Setelahnya sang kurir pergi dan Yibo kembali pada aktivitas sebelumnya.
Yibo merenggangkan otot-ototnya setelah selesai membersihkan apartemennya.
Dia sedikit melirik pada box yang tergeletak diatas meja. Dengan ragu Yibo membuka box tersebut dan...
Yibo langsung melempar boxnya. Tubuhnya gemetar dan nafasnya tercekat.
Sebuah cermin retak dengan cipratan darah berhasil membuatnya takut setengah mati.
Kejadian masa lalu yang sulit dia lupakan rasanya terus saja menghantui dirinya. Entah siapa yang melakukan teror tersebut padanya, yang pasti orang tersebut sangat dekat dengannya.
Perlahan setetes air mata mulai mengalir dipipi mulusnya.
"Apa kau pikir, kau akan bebas jika mengeluarkanku?"
Yibo menutup telinganya ketika suara itu kembali dia dengar dalam benaknya.
"Aku adalah tamengmu dan tubuhmu adalah milikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway 1 [ZhanYi] ✔
FanfictionJika saja takdir berbaik hati, maka kisah mereka tidak akan terjadi. Namun takdir berkata lain, dia mengikat seluruh benang takdir pada keduanya. Yang satu adalah mahluk penuh kebencian dan satu lagi manusia, akankah kisah mahluk dan manusia ini ber...