"Mahluk sialan!" panggil Yibo membuat Xiao Zhan yang sedang berada didapur langsung berlari menghampiri Yibo yang tampak cemberut.
"Ada apa?" tanya Xiao Zhan setengah panik ketika melihat Yibo duduk ditangga dengan wajah kusut.
"Aku pikir kau tidak ada," ucap Yibo datar. Meski nyatanya dia malu, sangat malu karena ketahuan hampir menangis ditinggalkan di apartment yang tidak dia tahu benar letak ruangannya.
Xiao Zhan mengusap dadanya dan satu tangannya memegang pisau tajam membuat Yibo merinding.
"Yak!! Apa kau ingin membunuhku?" tanya Yibo ketakutan.
Xiao Zhan yang masih tidak sadar akan pisaunya, mengerutkan dahi.
"Tidak," jawab Xiao Zhan sembari mengerjapkan matanya lucu.
"Itu pisau buat apa?!" teriak Yibo ketika Xiao Zhan mengayunkan pisaunya dengan santai.
Xiao Zhan menatap tangannya dan menepuk keningnya. Entah mengapa otak pintarnya sempat nge-bug.
Xiao Zhan dengan segera meninggalkan Yibo membuat Yibo ragu-ragu mengekorinya.
Xiao Zhan dengan buru-buru mematikan kompornya. Dia hampir saja membuat makannya hancur hanya karena Yibo.
"Kau bisa masak?" tanya Yibo penasaran pasalnya saat berada ditubuhnya, Xiao Zhan hanya keluar jika Yibo merasa terancam.
Xiao Zhan mengangguk. Dia memang banyak belajar setelah keluar dari tubuh Yibo 2 tahun lalu. Dia menghabiskan waktunya untuk melakukan hal-hal yang biasanya manusia lakukan dan untuk tubuh ini dia mendapatkannya hampir bunuh diri.
Flashback
Sean hanyalah seorang pemuda yang hidup sederhana. Merasakan yang namanya broken home saja sudah cukup baginya namun kebencian kian menumpuk dihatinya ketika kekasihnya menghianatinya didepan matanya. Wanita itu sedang bersenang-senang dengan pria lain didepan matanya dan Sean hanya bisa tertawa. Menertawakan nasibnya.
Dengan terhuyung-huyung Sean mendekati jembatan berniat mengakhiri hidupnya namun bagaikan sebuah keajaiban, dia melihat seseorang berdiri tepat disampingnya.
"Kau mau mati?" tanyanya.
Sean tertawa hambar mendengar pertanyaan pihak lain.
"Tawamu tidak lucu," ucapnya dan menoleh kearah Sean tepat saat itu Sean membulatkan matanya.
Sosok itu bersisik ular, manik sekelam malam dan aura sedingin badai salju. Sean menatap wajah rupawan sekaligus seram itu cukup lama.
"Apa kau masih ingin bertahan?" tanyanya lagi.
Sean kini menunduk.
"Kau tahu? Bahkan aku lebih terluka darimu."
Pihak lain mengulurkan tangannya. Sean dengan ragu menjabatnya.
"Aku pinjam tubuhmu. Kau bisa pergi dari dunia ini sekarang," ucapnya dan Sean tersenyum entah mengapa perasaannya menjadi membaik ketika melihat manik kelam itu menyampaikan ketulusan dan Sean harap orang itu bahagia.
"Aku tahu kau bukan manusia. Aku memberikan tubuhku secara sukarela, aku harap tubuhku berguna," ucapnya dan Sean langsung pingsan.
Flashback off
"Kau banyak berubah," gumam Yibo memperhatikan punggung tegap Xiao Zhan cukup lama.
Xiao Zhan menghidangkan semua masakannya dimeja.
Baru saja dia akan makan. Tatapan gelisah Yibo membuatnya mengurungkan niat.
"Apa?" tanya Xiao Zhan.
"Boleh aku meminta sesuatu?" tanya Yibo ragu-ragu.
"Tentu."
"Bagaimana kisah hidupmu?"
Dapat Yibo lihat raut wajah Xiao Zhan mendatar. Auaranya juga semakin dingin.
"Ma-...."
"Kau ingin tahu?" tanya Xiao Zhan dengan nada dinginnya.
Yibo mengangguk patah-patah, sungguh lidahnya kelu untuk berbicara sekarang.
Xiao Zhan menghela nafasnya.
"Kita makan dulu. Setelah itu akan ku ceritakan semuanya," ucap Xiao Zhan tanpa menatap Yibo.
Hatinya sudah terkoyak cukup dalam. Kehadiran Yibo membuat hatinya sembuh namun kini hatinya kembali terkoyak ketika Yibo memintanya untuk membuka kenangan yang bagai sebuah belati kasat mata.
Yibo duduk dengan ragu-ragu. Wajah Xiao Zhan tampak biasa saja, tapi dia yakin mahluk itu sedang menetralkan emosinya. Yibo bisa merasakan perasaan campur aduk Xiao Zhan. Dia marah, dia benci akan semua kenangan masa Lalu, namun disatu sisi dia sangat sedih, membuat Yibo yang merasakan perasaan Xiao Zhan menjadi ragu untuk berbicara.
"Abaikan saja apa yang aku rasakan. Itu bukan perasaanmu, jadi jangan mengasihani diriku," pinta Xiao Zhan dengan nada tenangnya.
Tentu saja dia tahu apa yang ada di benak Yibo. Dia sudah bersama anak itu selama 5 tahun.
Mereka makan dengan suasana sunyi. Mungkin itulah yang terbaik bagi mereka. Mereka hanya butuh kesunyian untuk merasakan perasaan mereka yang selalu terhubung.
Detingan piring dan sendok yang beradu menjadi lagu tersendiri bagi kebungkaman mereka.
Xiao Zhan mencoba untuk tidak terlena dalam kelamnya masa lalu kini harus berusaha untuk tidak menancapkan belati kasat mata itu pada hatinya.
Manik kelam itu menatap Yibo yang menundukkan kepalanya sembari mengunyah makanan.
"Angkat kepalamu. Sudah ku bilang itu bukan perasaanmu. Jadilah kuat, Wang Yibo," titah Xiao Zhan membuat Yibo mengangkat kepalanya.
Manik kecoklatan itu menatap kelamnya manik Xiao Zhan yang tampak memintanya untuk tidak memperdulikan perasaan yang sedang dia rasakan.
"Nanti...setelah aku pergi, aku harap kau bisa terlepas dari belenggu ini," gumam Xiao Zhan tapi masih didengar Yibo meski sayup-sayup.
Bukankah dia hanya ingin pergi? Apa jangan-jangan dia ingin mati? Eh, Dia kan tidak bisa mati, batin Yibo menggerutu ketika mendengar ucapan Xiao Zhan yang tidak dia ketahui maksudnya.
Xiao Zhan tampak sudah selesai dengan makanannya begitu juga Yibo. Sebagai rasa Terima kasi, Yibo pun menggantikan Xiao Zhan untuk mencuci peralatan makanan yang tadi mereka gunakan.
Xiao Zhan menuangkan teh hangat pada cangkirnya dan Yibo.
Setelahnya mereka pergi menuju...entahlah Yibo pun tidak tahu kemana dia akan dibawa.
Xiao Zhan membuka pintu ruangan yang tampak tua dengan engsel pintu yang berderit.
Sebuah ruangan dengan nuansa warna emas yang mempercantik ruangan. Dengan kursi yang senada membuat ruangan tersebut tampak mewah dari sisi manapun.
Xiao Zhan mendudukan dirinya dengan tenang disalah satu kursi. Ruangan tersebut ada beberapa cermin.
Yibo dengan ragu mendudukan dirinya. Sedangkan Xiao Zhan sudah duduk dengan santai menyilangkan kakinya.
"Ini ruangan favoriteku, tapi sayangnya aku jarang kemari," jelas Xiao Zhan sembari menelisik setiap sudut ruangan yang sudah lama tidak dilihatnya.
Yibo hanya mengangguk. Dia kagum akan ruangan ini.
Setelah puas mengagumi. Yibo dengan tenang duduk dan bersiap mendengarkan cerita.
Xiao Zhan menghela nafasnya dan kemudian memulai ceritanya.
TBC
Up yg didraf dulu, setelah tugas selesai baru UP nightmare.
Sekian dari saya. SALAM MANIS DARI YUAN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway 1 [ZhanYi] ✔
FanficJika saja takdir berbaik hati, maka kisah mereka tidak akan terjadi. Namun takdir berkata lain, dia mengikat seluruh benang takdir pada keduanya. Yang satu adalah mahluk penuh kebencian dan satu lagi manusia, akankah kisah mahluk dan manusia ini ber...