Sebuah gedung dengan mengatasnamakan 'afterlife' tersebut terlihat begitu megah walaupun klasik.
Gedung yang terlihat seperti terbengkalai bagi mata manusia, tapi tidak bagi jiwa manusia yang sudah tiada---roh---ataupun mahluk yang penuh dosa sepertinya.
Dengan ragu dia masuk kedalam. Auranya yang dingin dan penuh kebencian membuat suhu ruangan menurun drastis.
Terdengar beberapa roh merasa tidak nyaman. Tapi Xiao Zhan tetap melanjutkam langkahnya. Dia memang tidak peduli pada roh itu karena ketika dia menjadi manusia, dia sendirian dan tidak satupun orang mau memberinya kasih sayang, sehingga dia tumbuh menjadi sosok dingin penuh kebencian.
"Aku perlu bicara," ucap Xiao Zhan tegas ketika melihat seorang wanita paruh baya yang mengoprasikan gedung afterlife sekaligus penjaga gerbang akhirat.
"Pantas saja suhu disini turun. Mahluk berdosa sepertimu ternyata berani juga melangkah kemari," ejek wanita paruh baya tersebut.
Xiao Zhan tidak bereaksi apapun. Sudah terbiasa akan hinaan semasa hidupnya.
"Belati pembunuh mahluk. Aku tahu kau memilikinya," ucap Xiao Zhan dengan tatapan dinginnya membuat wanita paruh baya tersebut seakan terkena badai salju.
Menggigil merasakan dinginnya aura dan tatapan mahluk itu. "Buat apa kau mencari benda ini?"
"Aku akan melakukan penawaran," ucap Xiao Zhan membuat wanita paruh baya tersebut kebingungan.
"Aku akan mengampuni jiwa-jiwa manusia tersebut jika kau memberiku belati itu," ucap Xiao Zhan dengan wajah seriusnya.
"Apa kau pikir aku bisa mempercayaimu?" tanya wanita paruh baya tersebut mengejek namun dia juga tertarik dengan penawaran tersebut.
"Sebagai bukti aku akan menemuimu setelah 30 hari dari hari ini. Setelah itu kau akan melihat bahwa aku benar-benar ingin mengampuni para manusia. Aku benjanji tidak akan menyebabkan kekacauan lagi," jelas Xiao Zhan panjang lebar, mencoba membuat wanita paruh baya tersebut percaya padanya.
"Baiklah, aku melihat kesungguhan dimatamu," ucap wanita itu kemudian bangkit, mengambil sebilah belati yang dia simpan.
"Aku akan menggambilnya setelah 30 hari," ucap Xiao Zhan membuat wanita paruh baya tersebut terkesan.
"Ada apa denganmu? Kau tidak seperti biasanya," tutur wanita paruh baya tersebut. Meski dia sangat membenci mahluk yang berani-beraninya datang ketempatnya tapi tidak bisa pungkiri jika dia juga takjub akan keberanian mahluk itu. Dia tidak bisa membunuh mahluk itu bahkan jika dia sangat ingin melakukannya.
"Aku tahu pikiranmu. Aku sedang lelah, aku ingin istirahat. Aku lelah menanggung kebencian meski sebenarnya aku juga senang menjadikan kebencian sebagai tombak," tutur Xiao Zhan dan tersenyum kecut ketika melihat raut wajah kesakitan Yibo ketika Xiao Zhan merasakan rasa sakit.
"Dia bisa hidup karenamu, apakah dia akan mati?" tanya wanita paruh baya dengan lembut. Dia tahu bahwa hati mahluk itu perlahan-lahan sembuh dari kebencian.
"Aku hanya ingin pergi," ucap Xiao Zhan singkat dan kemudian meninggalkan wanita paruh baya tersebut yang tampak tersenyum tipis.
"Pemuda itu luar biasa. Dia bisa membuat mahluk itu mengampuni jiwa-jiwa yang lain," ucap seseorang yang sedari tadi mendengarkan dalam diam percakapan antara dua orang yang sangat kontras auranya.
Wanita paruh baya tersebut hanya mengangguk meng'iya'kan ucapan salah satu asistennya.
***
Xiao Zhan menghela nafasnya lega. Kini hal yang harus dia lakukan adalah membuat kenangan. Setelah itu dia akan berlari sejauh yang dia bisa dari pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway 1 [ZhanYi] ✔
Fiksi PenggemarJika saja takdir berbaik hati, maka kisah mereka tidak akan terjadi. Namun takdir berkata lain, dia mengikat seluruh benang takdir pada keduanya. Yang satu adalah mahluk penuh kebencian dan satu lagi manusia, akankah kisah mahluk dan manusia ini ber...