Xiao Zhan pulang kerumah dan mendapati Yibo yang tengah menonton TV di ruang tamu. Xiao Zhan berjalan mengendap-endap mendekati Yibo sebelum akhirnya memeluk tubuh itu untuk terakhir kalinya.
"Darimana saja?" tanya Yibo ketus.
"Kenapa? Merindukanku, hm?" goda Xiao Zhan membuat pipi Yibo memerah sempurna.
Xiao Zhan mengganti posisinya dan duduk disamping Yibo. Xiao Zhan mengecup tangan Yibo dengan lembut dan mengelusnya.
"Maafkan aku," lirih Xiao Zhan dan tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipinya. Yibo terkejut melihat Xiao Zhan menangis, karena mahluk itu paling anti yang namanya menangis.
"Ada apa?" tanya Yibo khawatir sambil menagkup wajah Xiao Zhan.
Xiao Zhan menggeleng dan memutuskan untuk memeluk Yibo. Yibo hanya diam dan menuruti Xiao Zhan. Dia tidak tahu mengapa tapi firasatnya kini benar-benar buruk.
"Jika disini benar-benar ada Xiao kecil. Akan kau namakan siapa anak itu?" tanya Xiao Zhan setelah menguraikan pelukannya dan beralih mengusap perut datar Yibo.
"Xiao Fanxing, jika dia laki-laki," ucap Yibo sembari tersenyum membayangkan anaknya.
"Kalau perempuan?" tanya Xiao Zhan.
"Terserah kau. Kau juga Ayahnya, jadi kau juga harus mengusulkan nama," ucap Yibo sembari tersenyum cerah.
"Xiao Yi? Bagimana menurutmu?" tanya Xiao Zhan.
"Bagus. Ada namaku disana," ucap Yibo bahagia.
Xiao Zhan hanya menatap wajah Yibo sampai dia tidak sadar jika waktu terus berputar dan kini dia tengah berada diruang makan, untuk makan malam bersama. Yibo makan begitu lahap karena menurutnya masakan Xiao Zhan ini tidak ada bandingannya.
"Yibo, bisakah kau ikut denganku?" tanya Xiao Zhan dan Yibo hanya menatap bingung namun kemudian mengangguk.
Xiao Zhan bangkit dari duduknya dan mengambil tangan Yibo untuk digenggam. Mereka keluar menggunakan mobil dan menuju suatu tempat yang sangat familiar bagi keduanya.
Ya, itu rumah lama Yibo.
Xiao Zhan turun sembari terus menggenggam tangan Yibo yang perlahan mendingin karena teringat kejadian masa lalu.
Tepat ketika mereka berhadapan dengan sumur. Disana terlihat dua orang yang Yibo tidak kenal siapa mereka.
"Yibo perkenalkan, dia Madam Yu dan dia Huang Junkai," ucap Xiao Zhan.
Yibo membulatkan matanya ketika melihat Huang Junkai, sosok yang pernah Xiao Zhan bunuh berdiri dihadapannya.
"Hai, kakak ipar," ucapnya ramah sembari melambaikan tangannya.
"Kau masih hidup?" tanya Yibo dengan wajah terkejutnya dan dihadiahi tawa lepas dari Huang Junkai.
"Aku sudah mati. Hanya saja aku sedang menunggu untuk ke neraka," ucap Junkai dengan santai.
Tanpa Yibo sadari Xiao Zhan telah menaburkan mawar hitam disekeliling Yibo sedangkan Madam Yu mempersiapkan belati pembunuh jiwa itu dengan lumuran darah kuda.
Yibo tersadar akan sesuatu dan menoleh kearah Xiao Zhan yang memegang belati. Matanya membulat sehingga tanpa sadar dirinya ingin mudur selangkah namun sayangnya bubuk mawar hitam itu mengunci setiap pergerakannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Yibo gemetar. Apakah Xiao Zhan akan membunuhnya? batin Yibo.
"Melakukan hal yang seharusnya sudahku lakukan sejak lama," jawab Xiao Zhan tenang. Sedangkan Junkai dan Madam Yu hanya menonton.
Cermin yang terpasang disana perlahan-lahan memantulkan cahaya bulan pada wajah Xiao Zhan tatkala bulan purnama menampakkan dirinya. Udara disekitar berubah menjadi dingin membuat Yibo mengigil, begitu juga Junkai dan Madam Yu.
Sisik itu perlahan muncul di wajah Xiao Zhan.
"Aku benar-benar menyayangimu. Aku mohon jangan membenciku," lirih Xiao Zhan dan bersamaan dengan pecahnya cermin Xiao Zhan menancapkan belati itu pada dada Yibo, dan tepat pada jantungnya.
Yibo hanya diam. Dia tidak merasakan rasa sakit sedikit pun...karena belati itu memang tidak membunuhnya, melainkan Xiao Zhan. Belati tumpul yang hanya bisa membunuh jiwa mahluk dan bukannya manusia.
Xiao Zhan jatuh berlutut dengan darah yang senantiasa keluar dari bibirnya.
Secercah senyuman serpantri diwajah tampannya. Perlahan hujan mulai mengguyur keduanya dan bubuk mawar hitam pun kehilangan kuasanya. Yibo meraih tubuh Xiao Zhan yang sudah terkapar.
"Xiao Zhan!" panggil Yibo dengan wajah paniknya.
"Xiao Zhan!" panggilnya lagi namun Xiao Zhan hanya menatap sayu padanya.
Xiao Zhan membelai wajah Yibo untuk terakhir kalinya. Yibo menangis sejadinya ketika Xiao Zhan menatapnya sayu.
"Hanya dengan begini kau bisa hidup," lirih Xiao Zhan menahan perih didadanya.
"Dengan membunuh jiwamu yang menempel padaku?! Apa kau tidak waras?!" murka Yibo dengan air mata yang terus berjatuhan bersamaan dengan rintik hujan yang semakin deras.
"Ya, aku tidak waras karenamu. Jika jiwaku tetap menempel padamu maka kau tidak akan bertahan lama," ucap Xiao Zhan dengan mata terpejam.
"Aku benar-benar mencintaimu Wang Yibo. Maaf," lirih Xiao Zhan dan kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.
Perlahan namun pasti tubuh Xiao Zhan berubah menjadi abu, menyisakan pakainnya saja. Yibo memeluk pakaian itu dengan erat.
"Aku mohon kembali lah," lirih Yibo namun mustahil didengar oleh Xiao Zhan yang kini telah berada di neraka bersama Junkai.
Madam Yu menghela nafasnya dan mendekati Yibo kemudian menepuk pelan bahu itu, setelahnya Yibo pingsan.
TBC
1 Chap lagi ending.
Sekian dari saya. Salam Manis dari Yuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway 1 [ZhanYi] ✔
FanficJika saja takdir berbaik hati, maka kisah mereka tidak akan terjadi. Namun takdir berkata lain, dia mengikat seluruh benang takdir pada keduanya. Yang satu adalah mahluk penuh kebencian dan satu lagi manusia, akankah kisah mahluk dan manusia ini ber...