Pagi ini Ji Li sama Jiyang lagi jemput Yibo yang notabennya anak baru, sekalian juga jemput senior mereka.
"Morning!" teriak Jiyang sedangkan Ji Li udah ngumpat-ngumpat gak jelas. Kadang Ji Li itu malu temenan sama Jiyang, sekalinya ngomong itu bibir kayak toa. Kadang juga Ji Li suka mikir, Bibi Xue Yang itu ngidam apasih pas ngandung Jiyang.
"Pagi," sapa Yibo yang sudah siap dengan baju formalnya. Haoxuan juga sudah siap dengan laptop.
"Yaudah, ayo berangkat," ucap Haoxuan setelah memastikan pintu apartemennya terkunci.
Mereka berjalan keluar dari gedung menuju halte. Mereka berempat itu anak kuliah jadi harus hemat-hemat uang jajan.
Setelah beberapa saat, akhirnya bus yang dinanti tiba. Mereka berempat pun masuk kedalam bus.
Seorang pria rupawan dengan pakaian kerjanya terlihat terburu-buru memasukki bus yang akan jalan.
"Maaf Pak," ucapnya ketika melihat raut kesal sang supir. Setelahnya dia pun mencari tempat duduk.
Dilihatnya seorang pemuda dengan earphone yang setia pada telinganya sedang duduk sendiri.
"Permisi, nak. Bapak mau duduk disini boleh?" tanyanya sembari menepuk bahu pemuda tersebut.
Yibo selaku pemuda yang dimaksud membuka earphone ketika merasa ada seseorang yang menepuk bahunya.
Yibo menoleh pada seorang pria yang tidak terlihat tua. "Ya, Ge?" tanya Yibo bingung.
"Bapak boleh duduk disini?" tanyanya lagi.
Yibo mengangguk dan menggeser bokongnya. Pria tersebut duduk dengan helaan nafas lega.
"Umur Gege berapa?" tanya Yibo tiba-tiba. Dia itu aneh denger pria yang tampak masih muda tersebut menyebut dirinya dengan imbuhan kata 'Bapak.'
"30," jawabnya singkat dengan senyuman ramah yang terpantri diwajahnya.
Yibo membulatkan matanya. Masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar.
Ji Li menoleh kesamping dia merasa familiar dengan suara tersebut dan benar saja.
"Loh? Pak Xiao Zhan?" ucapnya bingung. Jiyang mah gak peduli orang dia lagi molor sambil senderan di bahu seniornya. Seniornya juga lagi sibuk dengerin lagu, jadi gak nyadar kalau orang yang duduk didepannya itu dosennya.
Xiao Zhan menoleh ketika merasa namanya disebut.
"Mobil bapak lagi diperbaiki," ucap Xiao Zhan ramah pada muridnya.
"Lu kenal dia?" ucap Yibo tanpa bersuara pada Ji Li. Ji Li mengangguk dan melakukan hal yang sama.
"Dosen," ucap Ji Li tanpa bersuara.
Xiao Zhan cuman senyum tipis aja ngeliat tingkah mahasiswanya.
"Kamu mahasiswa baru?" tanya Xiao Zhan pada Yibo yang sedari tadi curi-curi pandang dari Xiao Zhan.
"Eh...ah, iya Pak," jawab Yibo gugup. Gimana gak gugup orang pria disamping cakep banget.
"Oh. Nama kamu?" tanya Xiao Zhan lagi sambil ngecek berkas-berkas yang ada dimapnya.
"Wang Yibo, Pak," jawab Yibo sembari tersenyum cerah.
"Oh."
"Kalau bapak?" tanya Yibo.
"Xiao Zhan," jawab Xiao Zhan sembari menoleh pada Yibo dan tersenyum manis.
Deg
Wajah Yibo memucat. Ada perasaan aneh yang kembali memeluk hatinya. Dia sedikit pun tidak pernah lupa akan senyuman itu, tapi tidak mungkin jika senyum itu ada pada yang lain karena hanya tubuhnya yang bisa dia tempati.
Yibo langsung mengalihkan pandangannya. Rasanya aneh, dia tidak bisa merasakan aura ramah dari pria disamping padahal wajah pria tersebut sangat ramah.
Xiao Zhan melirik sekilas Yibo dan mengusap tengkuknya yang terasa terbakar.
Anak ini, apakah dia merasa terancam? Batin Xiao Zhan sembari mengelus tengkuknya. Sungguh sangat menyiksa bagi dirinya.
Bus berhenti menandakan mereka sampai ditempat tujuan. Mereka berlima pun turun dari bus. Dengan Jiyang yang diseret kerah belakangnya oleh Ji Li.
"Loh? Pak Xiao Zhan?" ucap Jiyang dan Haoxuan bersamaan.
"Bagus, ya. Pagi-pagi sudah saling senderan di bus," cibir Xiao Zhan bercanda.
Pipi Jiyang merona akibat ucapan dosennya. Begitu juga Haoxuan yang tampak tersenyum canggung. Sedangkan Yibo dan Ji Li hanya tertawa puas melihat raut keduanya.
"Bapak, masuk duluan. Kalian juga masuk, ok?" ucap Xiao Zhan, sesekali mengusap tengkuknya.
"Ok, Pak!" teriak mereka antusias membuat Xiao Zhan menggeleng pelan dan tersenyum tipis.
"Pak Xiao cakep, ya?" ucap Yibo pelan.
"Cakep emang sih tapi kalau dekat-dekat sama Pak Xiao Zhan auranya itu beda. Padahal wajahnya ramah," tutur Jiyang yang diangguki oleh ketiganya.
Mereka itu gak paham, padahal dosennya baik banget cuman sayang auranya aja yang bikin gak nyaman apalagi ruangan kerjanya, beuh berasa tour di neraka.
"Masuk, yok!" ajak Jiyang membuat mahasiswa yang masuk kekampus pada ngeliatin mereka. Gimana gak jadi pusat perhatian, orang Jiyang ngomongnya kayak toa.
Please Ji Li sekarang lagi nahan malu...bukan berak loh, ya.
"Jiyang mulut lu pengen gue cipok deh," ucap Haoxuan. Ternyata bukan Ji Li aja yang malu tapi Haoxuan juga malu.
Blush
Pipi Jiyang merona mendengar penuturan seniornya. Sedangkan Yibo, masih asik dengan dunianya sendiri tentang Pak Xiao Zhan.
Yibo merasa seperti dirinya sudah kenal lama dengan sosok dosennya tersebut namun mereka baru saja bertemu, jadi bagaimana bisa dia merasa bahwa dirinya sudah kenal lama oleh sosok dosennya?
***
Xiao Zhan meninju dinding ruangannya. Ketika tubuhnya merasakan rasa sakit yang luar.
"Akh....," pekik Xiao Zhan yang sudah jatuh terduduk sembari memegangi lehernya.
"Tenanglah...aku tidak menyakitimu," bisiknya seakan merapalkan doa, pada jiwanya yang terbakar akan rasa terancam milik seseorang.
"Aku mohon!" teriak Xiao Zhan yang terhuyung-huyung mengambil cermin dan berkaca dihadapannya.
"Hentikan!" teriak Xiao Zhan murka dan membuat cermin yang baru saja dibelinya retak.
***
Yibo tiba-tiba menegang. Memegangi dadanya yang terasa sakit. Kepalanya juga berdenyut pening.
"Hentikan!"
Bruk
Tubuh Yibo jatuh ditanah dengan tidak elitnya. Suara yang begitu dingin dan tajam memenuhi kepalanya dengan sekali teriakan yang membuatnya langsung terjatuh.
Suara itu kembali lagi. Suara yang selama 5 tahun menemaninya dan suara yang selama 2 tahun belakangan ini tidak lagi didengarnya. Suara yang dia benci sekaligus tanpa sadar dirindukan olehnya.
"Yibo!" teriak Haoxuan panik ketika melihat sepupu terkapar di tanah dengan wajah pucat dan bibir yang mengumamkan sesuatu.
"Dia kembali."
Setelahnya Yibo benar-benar kehilangan kesadarannya.
Tbc
Sekian dari saya. Salam manis dari Yuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway 1 [ZhanYi] ✔
FanficJika saja takdir berbaik hati, maka kisah mereka tidak akan terjadi. Namun takdir berkata lain, dia mengikat seluruh benang takdir pada keduanya. Yang satu adalah mahluk penuh kebencian dan satu lagi manusia, akankah kisah mahluk dan manusia ini ber...