Keluarga kerajaan dinasti Huang kini tengah menanti kelahiran pewaris tahtanya.
Dan anak itu akhirnya keluar dari perut sang Ibu.
Maniknya sekelam malam dan wajahnya sangat rupawan. Tapi satu hal yang membuat wanita yang melahirkannya menjadi bungkam seribu bahasa.
Anak itu tidak menangis.
Raja yang mengetahui anaknya telah lahir pun menjadi amat bahagia. Namun seketika sirna ketika wajah rupawan sang anak memiliki sisik ular.
Bagi mereka, pewaris yang tidak sempurna adalah aib. Tapi bagi sang tabib itu adalah pisau dua arah. Jika tekanannya lebih besar sebelah maka otomatis pisau itu akan menusuk, namun jika sisi satunya juga memiliki tekanan yang sama maka pisau itu akan seimbang.
Anak itu tumbuh tanpa kasih sayang orang tua karena mereka tidak pernah menganggapnya ada. Hanya tabib yang merawatnya penuh kasih sayang, meski dia tahu anak itu memiliki kekuatan tersembunyi yang cukup menakutkan.
Dia adalah Huang Xiao Zhan, putra Mahkota yang diasingkan karena ketidak sempurnaannya.
Dia tumbuh bersama sang tabib. Wanita paruh baya itu enggan mengasingkannya lebih jauh. Dia menganggap Xiao Zhan adalah anaknya sendiri.
"Bibi. Apa aku sangat buruk?" tanya Xiao Zhan yang umurnya sudah menginjak belasan tahun.
"Tidak, sayang. Kau adalah malaikat, hanya saja...mereka tidak bisa melihat sayapmu," ucap sang tabib seraya mengelus surai Xiao Zhan.
Xiao Zhan tumbuh dengan baik tapi pada akhirnya hal yang paling ditakutkan sang tabib pun tiba.
Saat malam bulan purnama, istana sedang melaksanakan pesta perayaan bagi putra mahkota mereka.
Xiao Zhan sudah sangat senang ketika mendengar desas-desus itu. Dia pikir perayaan itu untuknya, namun ketika dia sampai, yang dia lihat adalah Ayah dan Ibu tengah dengan bangga mempersembahkan mahkota untuk anak kedua mereka, Huang junkai.
"Aku pikir mereka akan mengundang putra pertama mereka sebagai putra mahkota," bisik salah seorang hadirin.
"Aku dengar putra pertama mereka seperti terkena kutukan. Wajahnya bersisik, bahkan anak itu tidak menangis ketika dilahirkan. Dia juga hampir dibuang dan seorang tabib sepertinya dengan sukarela merawat anak itu," timpal yang lain.
"Benarkah? Aku tidak menyangka mereka tega."
"Awalnya begitu. Tapi mengingat aku kerja disana, aku tahu betul ceritanya."
Hati Xiao Zhan serasa terkoyak mendengar setiap lontaran kata.
Tubuhnya mengeluarkan aura dingin ketika tangannya terkepal. Tatapan matanya menajam seiring amarah dan kesedihan yang memuncak. Sisik yang awalnya samar kini mulai menampakkan dirinya seakan-akan mengatakan bahwa dia tidak peduli akan tanggapan mereka.
Tudung yang sedari tadi dia pakai, dia turunkan dan menampilkan wajah rupawannya. Dengan langkah mantap, dia berjalan kedepan. Orang-orang yang bersentuhan dengannya langsung berjatuhan dan meninggal seketika, membuat suasana menjadi ricuh.
Awalnya keluarga kerajaan tidak menyadari hal itu tapi Xiao Zhan tiba-tiba berdiri dihadapan keluarganya.
Manik sang Ayah membola ketika melihat Xiao Zhan.
"Mau apa kau kesini?!" bentaknya membuat Xiao Zhan tersenyum pahit.
"Mahkota itu milikku bukan miliknya," jawab Xiao Zhan membuat Ayahnya mengerahkan seluruh pengawal untuk menjaganya.
Xiao Zhan terkekeh. Bulan yang awalnya bersembunyi kini menampakkan sinarnya, menerangi wajah rupawan sekaligus menakutkan milik Xiao Zhan.
"Huang Junkai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway 1 [ZhanYi] ✔
FanfictionJika saja takdir berbaik hati, maka kisah mereka tidak akan terjadi. Namun takdir berkata lain, dia mengikat seluruh benang takdir pada keduanya. Yang satu adalah mahluk penuh kebencian dan satu lagi manusia, akankah kisah mahluk dan manusia ini ber...