Teman dari Masa Lalu

475 107 34
                                    

Vernon menggeser duduknya saat kaki Seungkwan tanpa sengaja menindih lengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vernon menggeser duduknya saat kaki Seungkwan tanpa sengaja menindih lengannya. Pria itu bergerak sedikit lebih menjauh dengan hati-hati agar tak membuat temannya yang pulas tertidur itu bangun. Untung saja sepertinya Seungkwan benar-benar kelelahan sampai tak menyadari kalau Vernon memindahkan kakinya dari sana.

"Tak bisa tidur?"

Kepala Vernon menoleh terkejut sebelum akhirnya ia mengusap dada sambil menghembuskan napas kasar. "Kau mengagetkanku, Hyung." keluhnya. "Aku tak bisa tidur, kepalaku terus memikirkan (Y/n) saat ini. Kau sendiri kenapa tidak tidur?"

"Sama," jawab Soonyoung. "Aku takut sesuatu terjadi padanya. Orang-orang ini gila, aku tak tahu akan senekat apa tindakan mereka pada gadis itu." 

Keduanya lalu saling menyandarkan tubuh ke dinding batu yang terasa dingin. Jangankan kabur, mengintip keadaan di luar saja tidak bisa. Ruangan ini benar-benar terbuat dari dinding batu sementara pintunya murni terbuat dari besi dengan lubang jeruji kecil di sudut atasnya. Bahkan Mingyu mungkin takkan bisa mengintip dengan ketinggian itu. 

"Percuma memikirkannya," Sebuah suara tiba-tiba saja mengalihkan perhatian Vernon dan Soonyoung yang tenah melamun dalam pikirannya. 

"Maksudmu bagaimana, Hyung?

Tangan Jihoon bergerak menggosok ujung hidungnya yang terasa gatal, lalu mendengus pada Vernon. "Kita tak bisa melakukan apapun disini. Bahkan tanah ini terbuat dari lapisan semen murni yang tak bisa digali sembarangan." katanya menepuk-nepuk  permukaan yang tak rata di bawah punggungnya. lalu mengembalikan lengan miliknya sebagai penyangga kepala.

"Lalu bagaimana? Apa kita hanya akan diam disini?" timpal Mingyu yang berbaring di sisi Jihoon.

"Kupikir kalian semua sedang tidur tadi?" gumam Vernon terkejut. Memang pencahayaan di dalam ruangan sangat minim dengan hanya mengandalkan berkas sinar yang lolos melalui sela jeruji besi di pintu. Jangankan melihat teman-temannya, Vernon sendiri tak bisa melihat ujung jemarinya di dalam sini.

"Bagaimana bisa tidur kalau kita bahkan tak tahu keadaan (Y/n) di luar sana." Jeonghan membalik tubuhnya ke kanan untuk menghadap Vernon, lalu menghela napas berat. 

"Omong-omong, apa kalian tahu dimana tepatnya kita saat ini?" tanya Soonyoung.

Vernon menggeleng meski tahu Soonyoung takkan bisa melihatnya, "Tak yakin." katanya.

"Seingatku, kita berada di menara penjara. Menara ini berdempetan dengan markas utama, seharusnya kita bisa menemukan jalan pintas untuk kesana dari sini."

"Iya, dengan asumsi kalau kita bisa keluar dari tempat ini." Jisoo menyela jawaban Seungcheol dengan frustasi. Tapi, pria tertua itu tak membantah. Malah lebih buruknya, sejak masuk ke dalam ruangan ini, Seungcheol terus duduk menghadap dinding dengan kepala yang ditundukkan dalam-dalam. 

Zₒₘbᵢₑ ₐₚₒcₐₗyₚₛₑ Bₒₒₖ 2: 𝔻𝕖𝕒𝕕 𝕆𝕣 𝔸𝕝𝕚𝕧𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang