Keluar

507 100 2
                                    

"Sekarang bagaimana?" Seungkwan yang baru saja menghentikan larinya berdiri bersandar ke dinding bangunan di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang bagaimana?" Seungkwan yang baru saja menghentikan larinya berdiri bersandar ke dinding bangunan di belakangnya. Mereka sudah berusaha untuk kembali ke rumah Jongkook tapi sepertinya lelaki itu, dan juga Yura tentu saja, sudah pergi entah kemana.

"Pintu keluar!"

"Ide buruk, Kwan."  keluh Wonwoo. "Bahkan jika berhasil kesanapun, kita mau kemana setelahnya?"

"Bukan gerbang itu maksudku, tapi pintu kawat yang kita potong terbuka."  sungut Seungkwan. "Kita bisa kabur lewat sana setelah membiarkan pintunya terbuka."

"Tapi jika kita melakukan itu, bukankah zombienya akan—" Soonyoung dengan sengaja menghentikan kalimatnya saat akhirnya mengerti maksud rencana Seungkwan.

"Masalahnya, bagaimana cara melewati gerbang?" tanya Jeonghan.

"Masalah kecil." Jisoo melepas busur yang sejak semula melingkar di punggungnya, lalu berjalan membelah kerumunan teman-temannya. "Ayo. Gerbangnya hanya dijaga oleh dua sampai empat orang, aku bisa mengalahkan mereka dalam dua detik."

"Tunggu, Hyung. Kau akan menembak mereka dengan panahmu?" Chan menahan lengan Jisoo untuk menghalangi gerakannya.

"Lalu kau mau bagaimana? Mengajaknya duduk sambil negosiasi dengan segelas teh hangat?"

Chan langsung beringsut mundur. Meski ia sendiri sadar sepenuhnya kalau lawan mereka kali ini adalah manusia, tapi entah kenapa jauh di dalam lubuh hatinya, ia tak bisa membenarkan pembunuhan antar manusia ini. Setidaknya, lebih baik mereka bergelut seperti sebelumnya. 

Bukankah bagian terburuknya mereka hanya akan terluka daripada mati?

Suara sirine berbunyi nyaring dari arah menara, bersamaan dengan gemuruh yang menggetarkan tanah di pijakan kaki mereka.

"A-apa itu?" Jihoon mengeratkan pegangannya di kaki (Y/n) saat getarannya mulai terasa semakin keras.

"Menaranya rubuh! Lari!" Tepat di belakang mereka, menara tinggi yang baru saja mereka tinggalkan tampak mulai menjatuhkan satu demi satu bata penyusunnya sebelum mulai oleng ke satu sisi.

Kesebelas pasang kaki itu berlari dengan sangat cepat. Ini kesempatan bagus karena hampir semua orang mulai berlarian keluar dari gerbang, mereka tak perlu repot-repot menyerang penjaganya karena mereka bahkan sudah berlari untuk menyelamatkan diri, entah kemana.

"Jihoon!" (Y/n) mengeratkan pelukannya di ceruk leher Jihoon saat melihat beberapa lelaki jatuh terguling dari atas gerbang. Sepertinya, karena saking banyaknya orang yang berusaha menerobos, gerbang besar itu mulai oleng karena tekanan yang diterimanya sehingga membuat beberapa penjaga di atas sana mulai berjatuhan ke tanah.

"Pegangan!" Jihoon mempercepat larinya menghindari tubuh-tubuh besar yang berjatuhan dari atas sana. Hampir saja mereka berdua tertimpa oleh salah satu penjaga jika bukan karena Jisoo yang menarik keduanya tepat waktu.

Zₒₘbᵢₑ ₐₚₒcₐₗyₚₛₑ Bₒₒₖ 2: 𝔻𝕖𝕒𝕕 𝕆𝕣 𝔸𝕝𝕚𝕧𝕖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang