Bravo Papà (Short Story)✓

Akhir ku.

Terimakasih ibu telah melahirkan ku dengan sehat.meski tak banyak yang ku ingat tentang mu,bahkan parasmu sudah sangat sulit untuk kuingat lagi jika bukan karena foto mu yang masih terpajang di kamar ayah.kau masih akan tetap menjadi wanita terhebat.

Juga Ayah,terimakasih telah menjadi galah penopang yang kokoh untuk putri kecil mu yang lemah ini.

Terimakasih untuk 23 tahun ini.selama ini aku hanya menjadi gadis manja di depan mu kan?tapi mungkin sekarang kau tak lagi dapat menyebutku demikian.karena aku telah beranjak dewasa,Yah.

Ayah,Mimpi ku tercapai.gelar Arsitek benar-benar sudah ku genggam.
Berkat kerja kerasmu,aku bisa melewati masa sekolah hingga lulus kuliah.hasil keringat mu tak sia-sia kan?

Dan kini profesiku akan memudahkan ku membangun istana megah seperti yang pernah kita hayalkan dulu.

Apa ayah masih ingat tentang kebun bunga matahari di belakang rumah?pagar tinggi sebagai pertahanan keamanan diri?atau Rumah besar hanya untuk di isi sapi?aku sedikit tertawa mengingat kekonyolan kita dulu.

Gambaran kasar istana besar dan halaman yang luas terlihat begitu elegan dalam buku sketsa ku.

Jangan khawatir.kau tak perlu lagi menyisihkan uang untuk makan sehari-hari.

Ayah sudah tak perlu mengenakan seragam kurir yang telah lama lusuh itu lagi.tak perlu menjemput putri mu kesekolah dengan angkutan umum lagi.

Kau tak perlu lagi menunggu bertahun-tahun untuk melihat laut biru.kenangan menyenangkan itu akan dapat kita ulang setiap hari.

Semua nya yang kau ingin kan,Kau hanya tinggal menunjuk dan putri kecilmu ini akan mengabulkan nya.jangan ragu untuk berkata ingin.karena mengabulkan permintaan mu adalah mimpi terbesar ku.

Dan terimakasih untuk kalian sang pemilik hati.pendukung karya penulis hingga hadirku menjelaskan rasa syukur seorang putri.

----

Revisi 140222