• Rec : don't forget to play the mulmed.
Dia ayahku,orang yang rela bekerja tambahan untuk membelikan ku mainan jika aku sedang merajuk atau tak mau pergi ke sekolah.
Menawarkan punggungnya,menggendongku saat aku lelah berjalan.ayah yang berlari dari tempat kerja hanya karena tak ingin terlambat menjemput peri kecil nya pulang sekolah.
Orang itu yang rela bergadang untuk menemani putri nya terjaga.sosok yang mendekap dan memberi kan rasa aman.sosok berwajah dingin dengan perhatian kecil namun terasa hangat.
Orang itu yang selalu terlihat tegar,namun nyatanya pernah satu kali aku melihatnya menangis di gudang rumah sendirian.aku tak akan pernah melupakan saat itu,isakan tangis nya mampu membuat ku ikut menangis dan berlari memeluknya.alasan mengapa ia menangis pun aku tak paham,hanya saja aku tau ia sedang berduka.
Lara nya membuat ku ikut terluka.baru setelah nya,dia menjelaskan bahwa ibu telah tiada.hingga aku ikut menangis di pelukannya.
Jatuh nya air mata itu membuat ku ingin mendekap ayah dengan seluruh tubuh ku.mencium puncuk kepala ayah dan menenangkan nya dengan kalimat sederhana yang menenangkan.atau mencubit hidung nya seperti yang ia lakukan saat aku menangis kehilangan mainan.
Setelah nya aku paham.
Ibu telah pergi,jauh sekali.di atas sana.lalu ayah menangisi nya.
Ibu,jika kau melihat ku,maka kau pasti tau kan seberapa besar kami merindukanmu?
Tak apa,setidak nya selama aku menaiki tangga usia dan beranjak dewasa,ada sosok pria yang kau tinggalkan selalu bersedia memberi ku benteng terkuat meskipun kehilangan mu adalah kehancuran bagi kami.
----
Revisi 061221
KAMU SEDANG MEMBACA
Bravo Papà (Short Story)✓
Kısa HikayeRasanya baru kemarin masa kecil ku dimulai.saat aku bermain hujan dan berakhir kejar-kejaran dengan ayah karena tak mau segera mandi padahal hujan telah berhenti.atau saat aku berlari dari gerbang sekolah dasar dengan langkah kecil ku dan berhambur...