Chapter 1 : Prolog.. Krisis, pengorbanan dan naiknya sang LORD

15 2 0
                                    


Sebuah kisah tentang seorang bocah yg mengembalikan kedigdayaan bangsanya✓✓

Darah dan keberanian telah mengaliri diri sang pejuang

#####

Bangsa Sunda telah menjadi kekuatan adidaya sejak dulu kala di tenggara benua, menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan militer di Pasifik dan tenggara benua.

Namun walaupun adidaya persaingan dengan Dinasti aborigin di benua Australia telah perlahan-lahan menghancurkan kedigdayaan Sunda Empire. Peperangan peperangan dalam beberapa tahun terakhir membuat kekaisaran ini mengalami kemunduran akibat krisis kepemimpinan. Kaisar lord bretwet yg merupakan lord ke-94 telah sekarat dan tidur dalam keadaan lumpuh selama 3 tahun terakhir.

Sang putra pertama yg berjiwa kesatria telah tewas dalam pertempuran sengit di laut Arafura, sementara anak keduanya yg cantik nan jelita Gusti ayu Mayangsari telah mengambil alih kekuasaan selepas kakak pertamanya meninggal.

Memimpin kekaisaran bukanlah hal yg mudah bagi seorang wanita, tapi dengan keberanian dari darah leluhurnya ia dengan ajudannya yg setia memimpin pasukannya ke pertempuran Arafura. Dengan gagah berani dia pergi dengan 30 kapal perang menghadapi laksamana Frank yg merupakan laksamana nomor tiga terbaik yg dimiliki dinasti aborigin.

Waktu yg ditunggu pun datang, ditengah gelombang yg tinggi dan badai yg menyapu mereka saling berhadapan. Demi untuk menghancurkan moral pasukan Sunda Empire laksamana Frank berkata sambil mengolok-olok... "Hahahhaha... Apakah bangsa Sunda telah kehabisan laki laki?.. mengapa mereka mengirim seorang wanita ke medan perang?" Lalu dengan gagah berani sang putri menjawab "kami bangsa Sunda bukan pengecut, laki laki dan perempuan adalah setara di tempat ini.. kami semua adalah pejuang" Kemudian sang ajudan yg setia berkata "Wahai generasi muda, ayo kita Hancurkan penjajah ini.." Serentak para prajurit berkata "SEEEERRRRAAAANGGG......"

Panah panah api berterbangan bak hujan meteor di malam itu, dengan pasukan yg tidak berimbang dengan mudah laksamana Frank memukul mundur putri Mayangsari. Namun dengan gigih mereka balik melawan, dengan ilmu yg ia pelajari dari laksamana terkenal Korea yaitu laksamana Yi sun sin, mereka menggunakan strategi ancaman untuk balik melawan. Malam yg gelap dan badai  itu memberikan rencan pada sang putri untuk memancing pasukan jendral frank ke arah perairan dangkal, mereka berhasil membuat karam kapal kapal besar milik laksamana Frank.

Dengan situasi yg berbalik itu mereka melawan dengan membabi buta, menembakkan ratusan meriam mereka berhasil menghancurkan kapal kapal musuh yg tersisa. Dengan hancurnya kapal kapal itu secara bersamaan laksamana Frank yg sombong itu menyerah dan memohon ampun sang putri. Bersamaan dengan fajar yg muncul putri menghampiri laksamana Frank dengan rasa bangga dari pasukan pasukannya.

Dengan memelas laksamana memohon ampun sambil bersujud, sang putri hanya merasa jijik dengan sikapnya yg menggelikan. Berkata sang putri "Hari ini para leluhur telah menyaksikan keberanian keberanian anak anaknya, dengan rasa bangga aku menyatakan kita akan kembali berjaya".. Disambut gemuruh teriakan para pasukan, sang putri hendak mengampuni laksamana Frank. Namun dengan liciknya, laksamana Frank mengambil pisau beracun dari sakunya dan menyerang sang putri. Walaupun hanya dengan goresan kecil sang putri mulai merasakan panas dan kesakitan di sekujur tubuhnya.

Si laksamana yg menjijikkan itu kemudian berkata sambil tertawa terbahak-bahak "hahahahha aku menang, aku berhasil meracuni harapan terakhir kekaisaran kalian.. dinasti aborigin adalah yg terkuat di selatan" Dengan amarah yg menggebu sang ajudan putri kemudian memenggal laksamana frank.

Disaat sekaratnya sang putri membujuk ajudannya untuk tetap kuat, putri kemudian memberikan wasiat terakhir agar sang ajudan memberikan tampuk kepemimpinan kepada pangeran ketiga yg sedang berada di Korea. Sang ajudan pun menyanggupinya dan berjanji akan tetap setia melayani pemimpin Sunda Empire.

Para pasukan pun kembali dengan kemenangan namun tapi di balut air mata dan kesedihan. Putri yg mereka cintai telah gugur, harapan terakhir mereka tinggal sang pangeran ketiga.

Untuk sementara waktu Ajudan putri sebelumya dianugerahi gelar Adipati yg kemudian di kenal dengan Adipati Dolken.

Sementara itu di Korea, pangeran ketiga mendapati surat tentang kematian kakaknya. Amarah dan dendam membuatnya ingin kembali, ia telah kehilangan 2 saudaranya dalam waktu 6 bulan saja.

Sekembalinya dari Korea pangeran ketiga langsung naik tahta dan mendapatkan gelar, paduka kaisar maharaja Lord RANGGA.

Dengan usia yg begitu muda yaitu 18 tahun Lord RANGGA naik menjadi pemimpin sebuah kekaisaran besar yg tengah krisis.

Dengan pendidikan yg didapatkannya di Korea, lord Rangga kemudian membangun ulang pasukannya. Dengan bantuan Adipati Dolken, Lord RANGGA berkeliling negri untuk mencari orang orang berbakat untuk mengisi posisi penting di pasukannya. Karena situasi politik akibat peperangan Arafura membuat Lord RANGGA memiliki kesempatan untuk berproses.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lord Rangga Maharaja Sunda EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang